Adalah kota padam di Sabtu malam. Adalah lampu jalan berdegub nyala saat tiada seorang pun melintas. Adalah ayunan di pohon rimbun dan tidak mengayunkan anak-anak.
Jika engkau tidak di sini, kesepian mengganti ketiadaanmu. Dan diajaknya aku ke tepian. Kenapa engkau lupa membawa juga pergi ingatan dan kenangan?
Jika kesepian tidak pernah tahu cara pergi-pulang,
sesekali memang aku ingin ia masuk ke dalam cangkir kopiku, yang uapnya merangkul leherku. Sesekali atau berkali-kali kupastikan hangatnya: kesepian ini milikku atau milik ketakutan kehilanganmu.Salatiga, 24 Januari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebentar yang Berarti Lama
PoesíaAku bangun tidur. Kesadaran adalah listrik padam. Putusannya memejamkan cerita hitam putih kotak dalam kecil tabung mimpi semalam. Kuusap mataku, sekali lalu berkali-kali- masihkah aku mampu membaca ucapan selamat pagimu: teramat kabur. Tidak jelas...