Kadang bahasa tidak menyelamatkan kita. Anak kecil - yang asing pada rasa sayang - sering meminjam makna dari pensil warna untuk ibunya.
Kadang bahasa tidak menyelamatkan kita. Seseorang berusaha meminjam kata-kata yang berarti kesepian, namun bahasa itu menjauh ke tepian lupa. Saat hendak bercerita, ia hanya memiliki air mata.
Kadang bahasa tidak menyelamatkan kita. Huruf-huruf berceceran karena gempa gugup seorang kasmaran. Saat waktu tiba, ia petik sekuntum mawar yang ia beli dari cerita-cerita lama.
Kadang bahasa tidak menyelamatkan kita. Seorang tua yang sendiri memutar waltz agar ia bisa berdansa dengan kekasihnya di waktu senja.
Kala puisi ini ditulis, puisi ini kehilangan seluruh bahasa. Dan tetap akan kehilangan makna sampai waktu ia berhasil mencuri waktumu membacanya.
Salatiga, 5 Januari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebentar yang Berarti Lama
PoetryAku bangun tidur. Kesadaran adalah listrik padam. Putusannya memejamkan cerita hitam putih kotak dalam kecil tabung mimpi semalam. Kuusap mataku, sekali lalu berkali-kali- masihkah aku mampu membaca ucapan selamat pagimu: teramat kabur. Tidak jelas...