Jauh sebelum mengenal ini dan itu,
dalam kepalaku bebatuan cadas menggunung.
Menulikan nasihat dan membisukan diri.Sebelum mengenal ini dan itu,
setiap yang kupahami seperti asing dan enggan mendengarkanku.
Atau mungkin sebab bahasaku batu?Sebermula mengenal ini dan itu,
ada jalan panjang yang bisa kususuri.
Meniti laju belbagai lorong perihal yang tak pernah kukenali sebelumnya.Setelah mengenal ini dan itu, aku menemukan kata 'engkau'.
Kata yang menggantikan 'aku'.
Lantas batu - di kepalaku- menjelma kupu-kupu yang hidup, lemah dan membutuhkan.Setelah mengenal bungamu, kita ialah pertalian yang saling beri-terima. Memberi sebisanya, menerima seterusnya.
Salatiga, 30 Januari 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebentar yang Berarti Lama
PoesieAku bangun tidur. Kesadaran adalah listrik padam. Putusannya memejamkan cerita hitam putih kotak dalam kecil tabung mimpi semalam. Kuusap mataku, sekali lalu berkali-kali- masihkah aku mampu membaca ucapan selamat pagimu: teramat kabur. Tidak jelas...