27

3K 312 8
                                    

Lan Wangji melangkah pelan menuju kamar nya. Ia berjalan setenang mungkin agar istri cantik yang tengah tertidur di gendongan nya tidak terbangun. Tanpa suara juga, ia menidurkan Wei Wuxian dengan lembut di atas ranjang. Ia menatap sejenak wajah Wei Wuxian lalu mengecup lembut kening nya.

.+.

"Pagi menjelang, matahari mulai bersinar. Embun pagi perlahan menguap karna hangatnya matahari. Wei Wuxian perlahan membuka matanya. Ia mengeliat kecil di ranjang.

Rintihan kecil terdengar dari bibir nya saat ia meregangkan tubuh nya. Lan Wangji yang sedang membaca buku, segera menutup bukunya dan menghampiri Wei Wuxian.

"Apa kau merasa sakit?" Lan Wangji duduk di tepi ranjang setelah membantu Wei Wuxian duduk.

"Hmm? Tidak juga." Wei Wuxian
"Ingin mandi?" Lan Wangji
"Kau yang memandikan nya." Wei Wuxian, Lan Wangji tidak berkata kata lagi. Ia langsung menggendong Wei Wuxian ala pengantin dan membawa nya menuju kamar mandi.

Ia menurunkan Wei Wuxian di dalam bak air, dan mengisinya dengan air hangat. Ia juga melepas baju tidur yang Wei Wuxian kenakan. Wei Wuxian sendiri hanya diam dan membiarkan Lan Wangji membantunya mandi.

"Kau meninggalkan banyak bekas." Wei Wuxian
"Em, ada banyak." Lan Wangji yang duduk di belakang Wei Wuxian. Tampak menggosok punggung Wei Wuxian dengan sabun.

Busa sabun tampak memenuhi permukaan air. Wei Wuxian dengan lembut menyentuh kumpulan busa busa itu.

"Kedua saudara mu akan iri." Wei Wuxian
"Kau yang pertama mengambilnya." Wei Wuxian

"Aku senang akulah yang pertama menyentuh mu." Lan Wangji menggosok lembut rambut Wei wuxian

"Tetapi, apakah kau akan melayani kami sekaligus." Lan Wangji
"Tidak akan." Wei Wuxian mendengus
"Aku tidak ingin mati muda." Wei Wuxian
"Aku juga tidak ingin melakukan itu kepada mu." Lan Wangji membilas tubuh Wei Wuxian dan memakaikan handuk untuknya. Ia kembali menggendong Wei Wuxian menuju ranjang.

"Ada pakaian ku di sini?" Wei Wuxian
"Pelayan membawakan nya untuk mu." Lan Wangji mengeluarkan pakaian dari lemari nya.

"Akan lebih baik kau juga menyimpan beberapa pakaian mu di sini." Lan Wangji
"Hmm, akan aku fikirkan." Wei Wuxian, Lan Wangji tampak memakaikan Wei Wuxian pakaian. Juga mengeringkan rambutnya.

.+.

"Wu Xian tidak ada di istana?" Lan Xichen
"Benar Yang Mulia, saya fikir Yang Mulia Putri Mahkota menginap di Istana Pangeran Kedua." Pelayan.
"Hoo, begitu.." Lan Xichen tersenyum kecil.

"Yang Mulia, apa yang anda lakukan di sini?" Wei Wuxian
"Oh, kau sudah kembali? Apa kalian bersenang senang tanpa aku?" Lan Xichen
"Tentu saja." Wei Wuxian memeluk lengan kiri Lan Wangji

"Kejam nya." Lan Xichen
"Kalian berkumpul di sini." Hua Cheng
"Hua Cheng, mereka bersenang senang tanpa kita." Lan Xichen.
"Hei, kau tidak bisa begitu." Hua Cheng tampak protes kepada Lan Wangji.

"Jika kau tidak terima, maka katakan di depan ku." Wei Wuxian
"Ek-?! Tidak.." Hua Cheng segera diam.

"Siang ini saya akan makan siang bersama anda. Dan nanti malam aku akan datang ke istana mu." Wei Wuxian melihat Lan Xichen dan Hua Cheng bergantian.

"Aku akan menantikan makan siang kita." Lan Xichen mengusap lembut kepala Wei Wuxian
"Jika kau tidak datang, aku yang akan keistana mu." Hua Cheng, kedua nya pun pergi.

"Yang Mulia, Nona Wen dan Tuan Muda Wen sudah menunggu." Pelayan.
"Oh, mereka sudah datang?" Wei Wuxian
"Kau memanggil mereka?" Lan Wangji
"Ya, untuk memulihkan tubuh Xue Yang. Aku memerlukan bantuan mereka." Wei Wuxian

"Kami memberi salam kepada Yang Mulia Putri Mahkota dan Pangeran Kedua." Wen Qing/Wen Ning

"Duduklah, kalian sudah tau apa yang membuat kalian datang kemari." Wei Wuxian
"Kakak sudah menceritakan nya. Saya pun juga telah melihat racun itu secara langsung. Namun, masih memerlukan waktu. Bahan obat yang di butuhkan sangatlah langka." Wen Ning

"Aku tau, tetapi aku yakin kalian bisa mendapatkan nya." Wei Wuxian duduk di sofa tunggal, dengan Lan Wangji yang berdiri di belakangnya.

"Kami akan mengerahkan seluruh koneksi kami." Wen Qing
"Baiklah, sambil menunggu obat itu datang. Mari pelajari lebih jauh tentang racun itu." Wei Wuxian berdiri dari duduknya dan melihat kearah Lan Wangji.

"Sampai nanti." Wei Wuxian sedikit mendekat dan mencium pipi Lan Wangji sebelum meninggalkan ruangan
"Em, sampai nanti." Lan Wangji

'Sepertinya hubungan mereka sangatlah baik.'

.+.

"Ini adalah racun dari tubuh bun Xue Yang." Wei memperlihatkan sempel racun di dalam sebuah cawan kecil.
"Tidak berbau, racun ini sangat berbahaya." Wen Qing

"Benar, racun ini saat memasuki tubuh. Ia akan langsung merusak sel sel jaringan di dalam tubuh. Racun ini tidak berbau, tetapi jika di campur dalam warna serupa. Atau beda di antara warna yang lain. Orang tidak akan menyadari nya." Wei Wuxian

"Sebab itu, saat di perbatasan. Para prajurit tidak sadar mereka telah di racun." Wen Ning
"Lalu, dimana anak itu sekarang?" Wen Qing

"Mereka ada di bawah pengawasan Yang Mulia Permaisuri." Wei Wuxian
"Dan sedang di didik di dalam istana." Sambungnya.

Ketiga nya pun melakukan penelitian bersama. Mereka mencoba berbagai eksperimen. Sampai tidak terasa hari semakin siang.

"Saya akan membawa sempel ini, dan akan kembali saat pil yang anda butuhkan telah siap." Wen Qing menutup sebuah koper yang ia bawa.

"Ya, aku menantikan kabar baik dari kalian." Wei Wuxian, Wen Qing dan Wen Ning membungkuk sopan sebelum meninggalkan ruangan.

"Dia pasti sudah menunggu." Wei Wuxian juga meninggalkan ruangan untuk menemui Lan Xichen

.+.

Lan Xichen menikmati teh dingin nya di dalam sebuah rumah kaca. Di dalam rumah kaca itu, terdapat berbagai jenis bunga dan tanaman yang indah.

"Yang Mulia." Wei Wuxian
"Aku lebih senang jika kau menghilangkan panggilan formal itu." Lan Xichen tersenyum kalem, Wei Wuxian duduk di satu satunya kursi kosong lain nya.

"Panggilan seperti apa yang anda inginkan." Wei Wuxian, pelayan di belakang Lan Xichen tampak menuangkan teh untuk Wei wuxian.

"Panggil aku dengan nama ku." Dengan isyarat tangan, Lan Xichen meminta pelayan untuk pergi meninggalkan mereka berdua.

"Xichen?" Wei Wuxian
"Ya?" Lan Xichen tersenyum lebar saat Wei Wuxian memanggil nama nya.

"Terdengar asing." Wei Wuxian
"Karna kau belum terbiasa." Lan Xichen
"Juga.. istri ku, aku belum mendapatkan hak ku." Lan Xichen

"Kau akan mendapatkan nya setelah kedua adik mu mendapatkan nya." Wei Wuxian menikmati hidangan di atas meja.
"Mengapa aku yang terakhir." Lan Xichen
"Karna kakak, harus mendahulukan adiknya." Wei Wuxian, Lan Xichen terkekeh kecil.

Setelah menikmati makan siang, kedua nya tampak berjalan jalan di taman Istana pribadi Lan Xichen.

Mereka kemudian tampak duduk di bawah sebuah pohon rindang. Lan Xichen duduk menyandar batang pohon. Wei Wuxian tampak dengan nyaman menyandarkan kepalanya di bahu Lan Xichen. Ia tampak memejamkan matanya, semilir angin membuatnya merasa mengantuk.

"Angin ini... Sungguh bisa membuat ku tidur." Gumam nya.
"Tidurlah, kau sudah berkerja keras." Lan Xichen
"Hmm..." Wei Wuxian bergumam.

"Ughk!" Namun sebuah kelopak bunga kecil yang jatuh di hidungnya membuat ia tersentak,  Lan Xichen tertawa geli melihat sikap lucu Wei Wuxian

"Istri ku sangat manis." Ucapnya sambil mengambil kelopak bunga kecil itu.
"Pohon ini berbunga?" Wei Wuxian mendongak, dan benar. Pohon itu di penuhi oleh bunga.

"Sepertinya, pohon apel ini akan berbuah." Lan Xichen
"Pasti menyenangkan." Wei Wuxian
"Kau dapat memetiknya sesuka hati mu nanti." Lan Xichen
"Suami ku sangat baik." Wei Wuxian memeluk lengan Lan Xichen dan kembali memejamkan matanya.
"Apa pun untuk istri manis ku." Lan Xichen

TBC !!

Si Jahat Yang Ingin Menjadi Baik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang