"Hiks... Ibu..." Isakan Wei Wuxian membuat Hua Cheng dan Lan Wangji menoleh cepat kearah nya.
"Kau bangun?" Hua Cheng
"Wei Wuxian...." Lan WangjiKedua nya mendekat dari dua sisi. Perlahan Wei Wuxian membuka matanya. Saat ia akan bangun, Hua Cheng dan Lan Wangji segera membantu nya untuk duduk.
Wei Wuxian memeluk kedua lutut nya sendiri. Ia tampak masih terisak pelan.
"Apa kau mimpi buruk?" Hua Cheng dengan ragu menyentuh punggung nya.
"Apa kau merasa tidak nyaman?" Lan Wangji duduk lebih dekat dengannya.Diam nya Wei wuxian membuat kedua nya semakin bingung.
"Kau merindukan Nyonya Sanren?" Lan Wangji, Wei Wuxian mengangguk kecil. Hua Cheng dan Lan Wangji saling melihat. Sekali lagi, mereka tidak dapat melakukan apa pun untuk Wei wuxian.
"Nyonya Sanren pasti baik baik saja. Ia juga bangga kepada mu yang telah tumbuh menjadi pemuda hebat." Hua Cheng
"Kau menyelamatkan banyak prajurit.. seperti yang beliau lakukan." Lan Wangji"Berhentilah menangis." Lan Wangji dengan lembut mengusap jejak air mata di pipi Wei wuxian. Wei Wuxian menarik nafas panjang.
"Bagaimana keadaan di luar." Suara nya tampak terdengar serak.
"Terkendali dengan baik, setelah para prajurit cukup pulih. Semua akan kembali ke Ibu Kota." Hua Cheng bangun dari duduknya. Mengambil secangkir teh hangat untuk Wei wuxian.Ia meniup teh itu lebih dulu sebelum di berikan untuk Wei wuxian.
"Itu bagus..." Jawab Wei Wuxian pelan, ia perlahan meminum teh itu.
"Dan..bagaimana dengan anak itu?" Wei Wuxian"Wen Ning masih merawat luka nya. Beruntunglah ia masih selamat." Lan Wangji
"Syukurlah." Wei Wuxian menatap kosong kearah cangkir itu.Rasanya tubuhnya masih terasa begitu lelah. Bergerak sedikit saja, ia sungguh merasa lemas.
"Kau... Sungguh baik baik saja?" Hua Cheng, Wei Wuxian mengangguk.
"Sungguh?" Hua Cheng, Wei Wuxian menukikan alis nya tajam."Aku tidak bermaksud buruk. Kau sempat muntah darah." Hua Cheng
"Bukan hal besar, di dalam sana sedang di obati." Wei Wuxian menyentuh dadanya."Aku ingin bertemu anak itu." Wei Wuxian
"Setelah kau sehat, anak itu pun masih belum sadar kan diri." Lan Wangji"Karna itu aku harus bertemu dengannya." Wei Wuxian
"Racun di tubuh nya harus di tekan sesegera mungkin." Wei Wuxian"Oi! Perhatikan keadaan mu sendiri lebih dulu?" Hua Cheng
"Kau baru saja bangun dari tidur mu." Hua Cheng"Pangeran, mengapa anda semakin cerewet." Wei Wuxian
"Kau!" Hua Cheng"Hua Cheng berkata benar. Setelah kau sehat, kau bisa bertemu dengan nya." Lan Wangji, Wei Wuxian mencetakan lidahnya kesal. Dan menyingkap selimut yang menutupi kakinya.
"Hei hei!" Hua Cheng dan Lan Wangji segera bersiaga di kanan dan kiri nya.
"Aku bukan orang sakit parah yang harus terus di jaga." Wei Wuxian merotasikan kedua matanya dan melangkah keluar tenda."Dia benar benar." Lan Wangji dan Hua Cheng mengikuti langkah nya.
.+.
Wei Wuxian menatap Xue Yang yang sedang tertidur di salah satu tempat tidur. Ia menyingkap pelan pakaian yang di kenakan oleh nya. Jari lentik Wei Wuxian tampak mengusap lembut perban yang melilit dada Xue Yang.
"Pasti sakit sekali, anak yang malang." Ucapnya pelan.
Wei Wuxian memejamkan matanya, memfokuskan diri untuk menyalurkan energi Pemurni nya kedalam tubuh Xue Yang.
Xue Yang mengeliat dan merintih, ia perlahan membuka matanya.
"Anda..." Lihir nya.
"Sebentar lagi... Bertahanlah sebentar lagi." Wei Wuxian membuka matanya dan tersenyum kecil. Setelah beberapa saat, Wei Wuxian menarik tangan nya dan duduk di sebuah kursi."Bagaimana perasaan mu?" Wei Wuxian
"Mengapa anda menolong saya?" Xue Yang"Mengapa kau tiba tiba menyerang kami?"
"Bai He mengatakan jika kakak berkhianat... Ia juga meninggalkan aku seperti warga desa yang lain." Xue Yang menunduk dalam."Mengapa... Mengapa mereka melakukan itu? Bukan keinginan ku memiliki racun seperti ini. Aku juga, aku juga ingin memiliki tubuh seperti yang lain nya. Mengapa aku harus memiliki racun di dalam tubuh ku?" Xue Yang mendongak melihat Wei Wuxian dengan wajah penuh air mata.
Wei Wuxian pun memeluk nya. Ia menepuk halus punggung Xue Yang.
"Mengapa semua nya begitu kejam kepada ku.." tangis Xue Yang semakin menjadi.
"Ugh.. Xue Yang..." Ah Qing yang tertidur di tempat tidur lain terbangun.
"Yang Mulia..." Ah Qing, Lan Wangji menoleh.
"Mari beri mereka ruang." Lan Wangji, Ah Qing mengangguk. Mereka pun meninggal kan tenda.Wei Wuxian mengusap lembut pipi Xue Yang, yang basah oleh air mata. Anak itu masih saja menangis walau sudah lebih tenang.
"Sekarang, mereka yang menyakiti mu sudah tidak ada lagi. Kau tidak perlu khawatir lagi." Wei Wuxian
"Walau mereka telah tiada, kemana pun aku pergi. Aku hanya membawa kematian untuk orang lain." Xue Yang"Kau salah." Wei Wuxian menggeleng kecil.
"Aku memang tidak memiliki kemampuan untuk menyembuhkan tubuh racun mu. Tetapi, selalu ada cara untuk semua masalah." Wei Wuxian tersenyum lembut."Jika kau mengizinkan, aku akan membawa mu ke Ibu Kota. Di sana, perlengkapan yang ku miliki lebih lengkap." Wei Wuxian
"Di sana pula, kau dan Ah Qing dapat bersekolah." Wei Wuxian"Aku dan kakak bisa bersekolah? Siapa yang akan membayar nya?" Xue Yang
"Tentu saja aku." Wei Wuxian"Kau tampak masih muda, bagaimana kau akan menghidupi anak kecil." Xue Yang melihat nya dengan ragu.
"Bocah kecil, walau aku masih belum kaya. Harta ku masih cukup untuk memberi kalian makan dan biaya sekolah." Wei Wuxian mengusap gemas kepalanya.Xue Yang sedikit menunduk, ia cukup tersentak dengan usapan Wei Wuxian di kepalanya. Sebelumnya, tidak ada orang yang pernah menyentuhnya, kecuali Ah Qing.
"Lakukan lagi." Xue Yang
"Hum?" Wei Wuxian bingung
"Lakukan lagi, seperti ini." Xue Yang membawa tangan Wei Wuxian keatas kepalanya dan mengerak gerakan nya. Wei Wuxian terkekeh kecil, ia pun mengusap usap kepala Xue Yang dengan gemas. Xue Yang sendiri tampak terkekeh kecil dengan senang.'Dia lucu.' Wei Wuxian
.+.
Wen Xu dan pasukan nya, menyisir area desa tempat Xue Yang berasal. Dan menahan sisa prajurit Bai He.
Di kamp, Wei Wuxian dan Xue Yang tampak bercanda kecil. Di sela candaan itu pula mereka membicarakan tentang racun di dalam tubuh nya.
"Mengapa dia hanya tersenyum seperti itu dengan orang lain saja, sedangkan dengan kita selalu berwajah datar." Hua Cheng memperhatikan nya dari tempat ia duduk.
"Hal itu juga yang sedang aku fikirkan." Lan Wangji tiba tiba terdiam. Ia tampak mengingat sesuatu.
"Ada apa?" Hua Cheng
"Ku fikir, Wei Wuxian itu. Sungguh tidak ingin ada di antara kita." Lan Wangji"Itu sudah pasti melihat bagaimana respon nya." Hua Cheng
"Tidak, bukan hanya kita. Tapi, ia berencana untuk pergi sejauh mungkin." Lan Wangji"Saat ini, ia bukan lagi Wei wuxian si pembuat onar. Tapi, Wei Wuxian si Jenius Permurni Racun. Tidak ada yang tidak menginginkan kemampuan itu. Tetapi, setelah apa yang terjadi sebelum nya. Ia tidak mungkin akan menyambut baik orang yang pernah meremehkan nya." Hua Cheng
TBC !!
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Jahat Yang Ingin Menjadi Baik
FantasiWei Wuxian, anak tidak Sah Jiang Fengmian. Seorang bangsawan yang memimpin sebuah wilayah atas perintah Kaisar. Hidup kembali setelah mendapatkan kematian tragis. Setelah mengetahui kematian nya karna sikap kejam nya kepada semua orang. Ia bertekad...