31

2.6K 279 2
                                    

"Akhirnya bisa berbaring di kasur." Wei Wuxian tampak berbaring tengkurap di atas ranjang.
"Gantilah pakaian mu dulu." Lan Xichen membuka seluruh pakaian nya, dan mengganti dengan pakaian tidur.
"Hmm.. hmn." Wei Wuxian hanya bergumam tidak jelas dan memejamkan matanya. Lan Xichen tersenyum kecil, ia dengan lembut membuat Wei Wuxian telentang dan membuka pakaian nya.

"Ku tendang kau jika berani berbuat macam macam." Wei Wuxian sedikit membuka matanya saat Lan Xichen menyentuh perut nya.
"Galak sekali." Lan Xichen terkekeh lalu memakaikan Wei Wuxian pakaian tidur. Wei Wuxian segera membenarkan posisinya dan tidur.
"Dia tidur begitu saja? Manis sekali." Lan Xichen mengecup lembut kening Wei Wuxian.

.+.

Pagi harinya, Wei Wuxian menemani Lan Xichen untuk melihat lokasi tempat pembangunan jembatan. Terdapat sebuah pulau kecil yang terpisah dengan Kota itu. Selama ini mereka hanya menggunakan jembatan gantung untuk melintasinya. Karna kereta kuda dan kuda tidak dapat melintas.

Siapa pun yang membawa barang cukup banyak, harus menyewa tukang akut barang untuk membawa barang mereka sampai ke pulau tersebut. Untuk memudahkan masyarakat, Wali Kota memutuskan untuk membuat surat permohonan pembuatan jembatan. Yang segera di setujui oleh Lan Xichen.

Wei Wuxian hanya memperhatikan Lan Xichen yang berbicara serius dengan kepala pembangunan juga Wali Kota. Melihat Lan Xichen berkerja, Wei Wuxian tampak kagum dengan ketampanan di balik walau tenangnya itu.

'Dia memang tampan, tetapi seperti binatang buas saat di ranjang. Menyebalkan, mengapa mereka bertiga memiliki tenaga yang mirip.' Wei Wuxian menghelang nafas sebal. Penjaga yang menjaga di belakangnya, tampak khawatir jika Wei wuxian di landa kebosanan.

Hari demi hari berlalu, Wei Wuxian selalu menemani tugas dinas Lan Xichen. Setelah melihat lokasi pembangunan, Lan Xichen tampak menyapa rakyat nya.

Pasar yang semula ramai, semakin ramai dengan kedatangan mereka berdua. Wei Wuxian tersenyum saat penduduk mengajaknya berbicara, ia mendekatkan keluhan dan aduan mereka.

Dan, tidak terasa sudah waktunya bagi kedua nya untuk kembali ke Ibu Kota Kaisar. Wei Wuxian tampak puas dengan kotak kotak hadiah yang telah ia bawa dari Kota itu.

"Kau membawa banyak hadiah." Lan Xichen
"Saya memiliki dua anak yang menunggu saya pulang." Wei Wuxian

"Benar, tetapi setelah berada di bawah pengawasan Ibu. Mereka jarang terlihat." Lan Xichen
"Tidak papa, mereka sedang di didik dengan baik." Wei Wuxian tersenyum lembut.

.+.

Di waktu yang bersamaan, para tabib istana tampak terburu menuju kediaman Wei Wuxian. Di dalam sebuah ruangan, seorang anak tampak memuntahkan banyak darah merah kehitaman di lantai dan pakaian nya.

"Tabib! Tolong adik ku!" Ah Qing
"Ah Qing jangan mendekat, berbahaya." Hua Cheng menahan Ah Qing yang akan mendekat.

Para tabib yang mencoba menolong Xue Yang, memakai pelindung di tangan dan mulut mereka.

"Luka di dalam tubuh nya sangat serius. Obat obatan yang saya miliki tidak bisa menolong nya." Tabib
"Panggil Wen Ning dan Wen Ning! Segera!" Lan Wangji
"Baik." Penjaga.

"Xue Yang... Hiks.. Xue Yang..." Ah Qing menangis di pelukan Hua Cheng
"Semua akan baik baik saja, semua akan baik baik saja." Hua Cheng mengusap lembut pundak nya.

Setelah menunggu, Wen Ning dan Wen Qing pun datang. Dengan segera Wen Qing memberikan sebuah pil kepada Xue Yang.

"Dimana Yang Mulia Putri Mahkota?" Wen Qing
"Wu Xian sedang melakukan perjalan dinas dengan Putra Mahkota." Hua Cheng
"Kapan mereka akan kembali?" Wen Ning

Si Jahat Yang Ingin Menjadi Baik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang