28

2.9K 291 8
                                    

Seperti janjinya kepada Hua Cheng, malam harinya Wei Wuxian mendatangi Istana pribadi Hua Cheng. Ia melangkah pelan sepanjang lorong menuju kamar Hua Cheng.

Deritan pintu terdengar saat seseorang membuka pintu dari luar, Hua Cheng menoleh untuk melihat siapa yang masuk kedalam kamar nya.

"Kau sungguh datang." Hua Cheng memperhatikan Wei Wuxian yang telah menggunakan pakaian tidur nya.
"Kau lebih senang aku tidak datang." Wei berjalan semakin mendekat

"Aku senang." Hua Cheng segera meraih pinggang Wei Wuxian dengan lengan nya. Memeluknya lembut, mendongak untuk melihat wajah manis istri nya itu.

"Padahal akulah yang seharusnya menjadi satu satunya pasangan mu. Mengapa kau malah menikah dengan kedua saudara ku juga." Hua Cheng
"Salahkan ibu mu karna mengiyakan ide bodoh ku." Wei Wuxian menyimpan kedua tangan nya di atas pundak Hua Cheng

"Permintaan ibu, siapa yang akan menolaknya." Hua Cheng
"Maka, terima saja tanpa protes." Wei Wuxian
"Maka, kau pun tidak akan protes bukan jika aku menginginkan nya juga." Hua Cheng

"Jika bukan aku, lalu kau akan mencari orang lain untuk memenuhi nya?" Wei Wuxian
"Tidak akan pernah." Hua Cheng yang duduk di tepi ranjang. Dengan perlahan menidurkan Wei Wuxian di tengah ranjang.

"Aku tidak melarang mu, kau bisa memiliki banyak selir." Wei Wuxian
"Tidak tertarik." Hua Cheng membuka pengikat pakaian tidur Wei Wuxian

"Benarkah? Bukan kah kau dan Xie Lian cukup dekat." Wei Wuxian
"Ia dekat dengan ku karna perintah keluarga nya." Hua Cheng melepas pakaian Wei wuxian, membuatnya bertelanjang dada tanpa selesai kain pun.

"Ini jejak Wangji." Hua Cheng menyentuh halus jejak merah di leher Wei Wuxian
"Kau kesal melihat nya." Wei Wuxian tersenyum tipis mengejek Hua Cheng

"Sama sekali tidak." Hua Cheng mendunduk mendekatkan bibir nya kearah leher Wei Wuxian
"Aku hanya perlu menutupinya dengan tanda dari ku." Hua Cheng mengecup lembut jenak jenak merah yang di tinggalkan oleh Lan Wangji.

"Mnnh... Dasar...." Wei Wuxian meremas pundak Hua Cheng. Lidah hangat  Hua Cheng yang bermain di leher nya membuat ia merinding.

Hua Cheng menarik dirinya menjauh, lalu membuka pakaian nya. Ia menyentuh lembut perut datar Wei Wuxian. Ia perlahan menekuk kedua kaki Wei Wuxian dan memposisikan dirinya di depan pintu masuk Wei Wuxian.

"Wangji bermain kasar?" Hua Cheng
"Tidak.. ughm.." Wei Wuxian melihat kearah Hua Cheng saat Hua Cheng menggesekkan miliknya di pintu masuk Wei Wuxian.

"Hanya saja... Ia punya tenaga yang kuat.. hhmmn.." Wei Wuxian meremas bantal di bawah kepalanya saat Hua Cheng perlahan memasuki nya.

"Hoo... Begitu..." Hua Cheng memejamkan matanya dengan kepala sedikit mendongak.
"Sakit." Hua Cheng, Wei Wuxian menggeleng.
"Baguslah." Hua Cheng mendorong dirinya terus masuk.

'Ia masih terus mendorongnya, sepanjang apa yang ia miliki..?!' Wei Wuxian

"Ini benar benar gila." Hua Cheng perlahan bergerak lembut.
"Ughm.. hhmnn.." Wei Wuxian melihat Hua Cheng yang juga melihat nya. Hua Cheng menudukan badan nya lalu mencium Wei Wuxian. Wei Wuxian merangkul kedua sisi leher Hua Cheng

"Aku tidak tahan lagi... Hhnn." Hua Cheng
"Ah! Perlahan... Hua ... Cheng... Aahh!" Wei Wuxian

'Mereka berdua sama saja!' Wei Wuxian

.+.

Hua Cheng memandangi wajah tidur Wei Wuxian, walau pagi telah datang. Ia enggan untuk membangunkan istri manis nya itu. Ia bahkan melarang para dayang atau pelayan untuk datang kekamar nya sebelum ia memanggil mereka.

Si Jahat Yang Ingin Menjadi Baik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang