Chapter 23: That Girl, Inside a Lion's Cage

12 3 0
                                    

Tubuh Vera terbanting jatuh di atas lantai dengan bagian depan tubuhnya menghadap ke bawah. Dagunya terhantam lantai dengan keras, membuat kepalanya berdengung. Vera segera bangkit berdiri seraya menggosok dagunya.

Vera mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Pemandangan taman sudah berubah total. Kini yang ada di sekitarnya adalah sebuah aula besar dengan lantai marmer dan dinding berwarna putih. Langit-langit ruangan berada sangat jauh di atasnya. Entah untuk apa aula ini dibuat sedemikian besar.

Di salah satu ujung ruangan, terdapat balkon spektator. Di atas sana, Vera dapat melihat seorang wanita yang mengenakan gaun berwarna hitam dan burgundy.

Wanita itu tersenyum menatap Vera yang berada jauh di bawahnya. Dia duduk di atas singgasana, sebuah kursi besar berwarna merah. Di samping kanan dan kirinya, berdiri pelayan pria bermasker putih.

Di sisi ruangan, terdapat sebuah pintu kecil berjeruji besi, dan di sisi lainnya sebuah pintu berjeruji besi yang ukurannya jauh lebih besar, sepuluh kali lipat lebih besar. Vera tidak dapat melihat menembus kegelapan di balik pintu jeruji itu. Wanita itu melangkah perlahan tanpa sadar, mencoba mendekati pintu jeruji tersebut.

Jarak antar jerujinya cukup besar untuk dilalui oleh Vera. Ketika tangan Vera sedikit lagi menyentuh besi itu, Gourmet berdeham keras, menghentikan gerakan Vera.

"Kalau aku jadi kau, aku tidak akan melakukan itu," celetuk Gourmet.

Angin dingin berhembus dari balik kegelapan di hadapan Vera. Bau daging busuk menyeruak, tetapi hal itu tidak menggentarkan Vera.

Apa gerangan yang ada di balik jeruji besi ini?

Vera berbalik berjalan mendekati balkon tempat Gourmet berada. "Di mana Daniel dan Crow?" tanya Vera lantang.

"Begitu, ya? Jadi nama asli anak tampan itu Daniel," gumam Gourmet seraya tersenyum. Vera berkedip. Dia tak sengaja menyebut nama asli Daniel, tapi dia segera mengabaikan itu dengan optimisme bahwa hari itu mereka akan pulang ke dunia manusia, sehingga terungkapnya identitas asli mereka juga sudah bukan lagi menjadi masalah. "Aku tak tahu di mana persisnya keberadaan mereka. Toh kamulah santapan utama malam ini."

Vera dengan cepat mengeluarkan kapak dari balik jubahnya. "Aku tidak semudah itu untuk ditangkap," tantang Vera.

"Aku tahu, makanya peliharaankulah yang akan memotong lengan dan kakimu," ujar Gourmet. Gourmet memberikan isyarat pada pelayannya, lalu pelayan di sebelah kirinya mengangguk dan melangkah mundur. Dia menurunkan tuas besar dan berat yang ada di belakangnya, lalu terdengar suara gemerincing besi yang sangat keras terdengar, mengejutkan Vera.

Vera menoleh, melihat pintu jeruji besar di sampingnya perlahan mulai terangkat. Meski kecil, Vera dapat mendengar suara sesuatu yang berlari dari ujung koridor semakin mendekati jeruji besi, bau busuk pun menguar semakin kuat.

Dengan cepat, gadis itu memutuskan untuk mengambil tindakan lain. Tidak ada gunanya dia diam dan menunggu sosok yang akan muncul.

Gadis itu dengan gesit melompat ke arah tembok, lalu menendang tembok itu kuat-kuat sehingga lompatannya dapat mencapai ketinggian balkon. Vera mengayunkan kapaknya, bersiap memenggal kepala Gourmet.

Hingga tiba-tiba saja, lebih cepat dari sebuah kedipan mata, sesuatu menarik Vera yang sedang berada di udara. Vera tertahan, tertarik ke belakang. Gourmet yang tadinya hanya berada beberapa senti di hadapannya, kini kembali menjauh.

Tubuh Vera yang tertarik ke belakang itu tetap melayang di udara, sesuatu menopang tubuhnya. Perlahan, Vera memutar lehernya untuk melihat sosok yang menarik tubuhnya.

Seekor makhluk setinggi rumah. Kepalanya berwujud singa dengan surai berwarna cokelat dan wajah berbulu hitam. Matanya berwarna kuning terang dengan pupil yang melintang seperti mata kodok. Gigi taringnya besar dan panjang seperti gigi macan pedang. Di kepalanya, mencuat tanduk hitam panjang seperti tanduk kambing. Kaki depannya berupa kaki elang dengan kuku-kuku hitam yang besar dan melengkung, sementara kaki belakangnya, merupakan kaki singa yang berdiri teguh di atas lantai aula. Tubuhnya bercorak seperti harimau. Ekornya yang panjang bersisik seperti ekor ular berwarna hitam melilit tubuh Vera.

The Black SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang