Thirteen

2.7K 230 0
                                    

Iky dan Andra sudah sampai di rumah. Iky berjalan lebih dulu dan kemudian disusul oleh Andra.

"Eh udah pulang." Mereka berdua disambut oleh Yunita dengan senyuman manisnya.

Iky yang sejak awal tidak tertarik terus berjalan menuju kamarnya. Ada sesak yang Yunita rasakan. Tapi disisi lain dia juga mengerti kenapa Iky seperti itu. Semua karena salahnya,dan sayangnya tidak bisa diperbaiki.

"Aku juga ke atas mah," ucap Andra.

"Mandi dulu." Andra tidak menyahut lagi perkataan ibunya dan pergi menuju kamarnya.

Di kamar abu-abu itu,Iky membaringkan tubuhnya yang sudah bersih. Dia memikirkan kejadian di sekolah tadi. Ada sedikit sesal yang dia rasakan. 'Harusnya gue gak pinjemin dia jaket' batinnya.

"Gue lupa kenapa Andra nyesel suka sama Olivia." Iky memijat pelan pelipisnya,siapa tahu ingat.

"Ah anjir. Bisa-bisanya gue lupa." Iky mengacak rambutnya frustasi.

"Bodo amat lah,nanti juga ketahuan," ucapnya.

Iky bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju meja belajar. Tidak,dia bukan mau belajar tapi mengambil buku novel yang dia simpan di sana.

"Gue beli rak aja kali ya," monolognya.

Iky kembali menyimpan novel itu dan pergi menuju kamar Andra.

tok....tok....tok...

Andra sedang memainkan laptopnya. Dia bangkit dari posisinya dan menuju pintu. Tidak biasanya ada orang yang datang ke kamarnya.

Andra membuka pintunya dan dia kaget bukan main. Ini adalah pertama kalinya Iky datang ke kamarnya.

"Ada apa?" Andra menetralkan raut wajahnya,tidak mungkin dia terlihat kegirangan di depan Iky.

"Anter gue dong." Andra menaikan sebelah alisnya.

"Beli rak buku," jelas Iky.

"Emang tau tempatnya?" Tanya Andra.

"Gue tau setiap jalan di kota ini. Kalo gak mau nganter ya udah," ucap Iky.

"Iya gue anter,tunggu bentar." Andra memakai celana panjangnya dan kemudian mengambil kunci motor.

"Udah,yo." Mereka berjalan beriringan menuruni anak tangga.

Di lantai bawah, ada Yunita yang sedang duduk di kursi ruang keluarga. Mereka berdua meminta izin dulu pada Yunita sebelum pergi ke luar.

Sampai di tempat tujuan, Iky memilih rak buku yang akan dia beli. Karena raknya di pasang sendiri,jadi tidak ribet untuk membawanya pulang.

"Gak bilang makasih dulu nih." Andra menghentikan langkah Iky yang berjalan menuju rumah.

"Makasih." Senyuman kecil muncul di wajah Andra,meskipun Iky mengatakannya dengan wajah yang masam.

Di kamar,Iky sibuk memasang satu persatu bagian dari rak bukunya. Usaha memang tidak mengkhianati hasil. Meskipun Iky sedikit bingung,tapi dia berhasil memasang setiap bagian dari rak buku menjadi susunan yang utuh.

"Akhirnya selesai juga." Iky duduk di pinggir ranjangnya,sambil melihat rak buku yang ia simpan di sebelah meja belajar.

Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu. Iky bangkit dari duduknya dan kemudian membuka pintu kamarnya.

"Waktunya makan malam den." Ternyata yang mengetuk pintu kamar Iky adalah bi Surti.

"Biasa aja bi, makannya bawa ke sini aja," ucap Iky

"Baik den." Bi Surti kembali menuju lantai bawah.

Seperti biasa, anggota keluarga yang ada di sana adalah Rayya,Yunita,dan Andra.

"Den Iky bilang makanannya di bawa ke atas aja," ucap bi Surti.

"Kalo mau makan turun ke bawah sekarang." Bi Surti kembali ke lantai atas untuk memberitahu Iky.

"Banyak mau banget tu orang tua. Tinggal bawa ke sini apa susahnya. Gak ganggu mereka makan juga." Dengan kesal Iky turun ke lantai bawah untuk makan bersama anggota keluarga yang lain.

Iky duduk di bagian ujung meja,berhadapan dengan Rayya.

Tidak ada percakapan selama mereka makan. Hanya suara gesekan dari sendok dan piring yang menggema di ruangan itu.

Iky sangat tidak nyaman dengan suasana itu. Dia memutuskan untuk menyelesaikan makannya dan kembali ke kamar.

Sampai Iky menghilang dari ruangan itupun, tidak ada yang mengajaknya berbicara. 'Jika dicuekin gini,ngapain nyuruh gue turun buat makan' batinnya.

Owner Of The Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang