Twenty Four

1.6K 140 10
                                    

Arvin Ramadhani

Tetesan air hujan membasahi seorang anak laki-laki yang tengah duduk di taman bermain. Setiap air matanya keluar,air hujan akan menghapusnya.

Dia merasa dunia tidaklah adil,semua orang yang dia temui mempunyai keluarga yang utuh dan menyayangi mereka. Tapi bagaimana dengannya? Kedua orangtuanya tidak ingin mengurusnya dan memberikannya kepada kakek dan neneknya.

Setiap hari yang dia dengar saat di rumah adalah pertengkaran dari kedua orangtuanya. Terkadang anak itu menjadi pelampiasan dari kemarahan mereka.

Malam yang semakin larut,dan tubuh yang sudah basah kuyup membuat seseorang datang menghampirinya. Menahan air hujan yang jatuh pada tubuhnya.

"Kamu nangis? Kenapa kamu main hujan? Kata mama kalo kita kehujanan itu bisa sakit," ucap anak itu.

"Pergi." Anak itu menggelengkan kepalanya dan memilih duduk di sampingnya.

"Rumah kamu dimana? Biar aku dan mama anterin." Anak itu tidak menyerah untuk mengajaknya bicara.

Sekilas dia menatap wajah anak itu. Kemudian melihat tangannya yang sudah mengerut karena air hujan.

"Kamu ya,mama cari-cari ternyata ada di sini." Seorang wanita datang menghampiri mereka. Sepertinya dia ibunya.

"Kenapa kamu sendirian di sini? Kamu tersesat?" Suara lembut wanita itu membuat dadanya terasa sesak. Seandainya dia adalah ibuku,aku pasti akan bahagia.

"Rumah kamu dimana? Tante anterin ya." Dia mengiyakan wanita didepannya.

Sepanjang perjalanan, wanita dan anak itu terus mengajaknya berbicara. 'Hangat' itu adalah perasaan yang dia rasakan saat berada diantara kedua orang itu.

Sampai di rumahnya, kedua orang itu berpamitan untuk pulang.

"Nama kamu siapa?" Tanyanya menghentikan langkah mereka berdua.

"Namaku Rizky kalo kamu?"

"N-na-namaku Arvin."

"Sekarang kamu adalah temanku." Setelah mengatakan itu, mereka pun pergi meninggalkan Arvin yang masih mematung pada posisinya. Teman? Ini pertama kalinya ada yang mengatakan itu padaku.

__________

Penerimaan murid baru tingkat SMP sudah dimulai. Setelah bertemu dengan Rizky,Arvin menjadi orang yang tidak gampang menangis. Dan berusaha menjadi cucu yang berguna untuk kakek dan neneknya.

Saat penerimaan berlangsung,Arvin terkejut karena anak itu berada di sekolah yang sama dengannya.

Dia ingin mendekat dan menyapanya,tapi dia terlalu malu untuk melakukannya. Dia berharap anak itu berada di kelas yang sama dengannya,tapi ternyata tidak.

Hari terus berlalu, Arvin melihat Rizky yang selalu bersama dengan sahabatnya. Dia selalu ingin berada di antara mereka, belajar dan bermain bersama.

Suatu hari, Rizky menyadari keberadaan Arvin. Dan saat itu betapa bahagianya Arvin saat Rizky selalu datang dan berbicara dengannya. Tapi sayang semua itu tidak berlangsung lama.

Saat Arvin memasuki kelas 2 SMP,dia tidak sengaja melihat Rizky yang sedang dibully. Setiap dia mau menolong,Rizky selalu mengusirnya dengan alasan takut Arvin jadi sepertinya.

Kalian pikir Arvin menyerah? Tidak. Dia akan menghajar setiap orang yang membully Rizky. Tentu saja,tanpa sepengetahuan Rizky.

Lama kelamaan,pembullyan itu semakin menjadi-jadi setiap Arvin menghajar mereka. Tidak ingin membuat semuanya lebih parah, akhirnya Arvin memilih untuk diam. Arvin akan menutup mata saat melihat Rizky dibully. Lalu kemana sahabat Rizky? dia juga menjadi korban bully tapi tidak separah yang Rizky terima.

Sesekali Arvin akan membantu Rizky untuk membersihkan barang-barangnya atau mengobati luka yang dia dapatkan.

"Maaf," lirihnya saat mengobati luka Rizky.

"Tidak,jangan meminta maaf. Aku baik-baik saja." Mendengar penuturan dari Rizky, membuat dadanya merasa sakit. Baik? Yang dia lihat saat ini bukanlah hal yang baik. Bagaimana bisa Rizky masih bisa tersenyum seperti itu.

________

Sekarang Arvin memasuki SMA. Dia bertemu dengan Andra dan yang lainnya. Mereka kemudian menjalin pertemanan.

Sesekali Arvin memperhatikan Rizky dan mengawasinya. Sifat feminimnya tidak berubah,itu yang Arvin khawatirkan. Bagaimana jika Rizky mendapatkan perlakuan yang sama seperti waktu SMP.

Untungnya,apa yang dia takutkan ternyata tidak sepenuhnya terjadi. Beberapa siswa memang mengatakan hal yang buruk tentang Rizky,tapi beberapa yang lainnya akan senang hati berteman dengan Rizky. Arvin menjadi sedikit lega, apalagi Bisma yang selalu setia berada disampingnya.

_______

Perubahan sikap Rizky yang drastis memang membuatnya terkejut. Cara dia bicara dan berpakaian berubah 180⁰. Arvin senang dengan perubahan itu,tapi disisi lain dia juga kesal karena banyak siswi yang memandangnya sebagai seorang pria.

Saat diparkiran, dia melihat Kara yang menghampiri Rizky untuk mengembalikan jaket yang Rizky pinjamkan. Kemudian Rizky tersenyum kepada Kara. Arvin tidak suka saat melihat itu. Kenapa dadanya terasa begitu sesak? Kenapa hatinya tidak terima?. Arvin mengepalkan tangannya. Dia membenci pemandangan itu.

___________

Pada dasarnya Arvin hanyalah anak kesepian yang menginginkan kasih sayang dari orangtuanya.

Saat Rizky datang dan mengatakan teman, Arvin merasa dirinya diterima. Rizky menjadi teman pertama Arvin, karena itu dia selalu ingin bersama dengannya.

Perhatian yang selalu Rizky tunjukkan, membuat Arvin salah mengartikan perasaannya. Harusnya dia berteman bukan mencintai.

Owner Of The Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang