Sixteen

2.3K 186 1
                                    

Sekarang adalah hari minggu. Karena Rizky tidak diperbolehkan untuk pergi,jadi dia kabur.

Rizky menghubungi Bisma untuk menjemputnya dan menunggu di belakang rumah saat Rizky berhasil kabur. Tapi Bisma menolaknya. Alasannya gak mau terlibat. Inilah contoh teman yang tidak setia.

Rizky akhirnya menghubungi Arkan,dan untungnya Arkan setuju. Sebelum Rizky kabur,dia terlebih dulu mengambil kunci motornya yang di simpan di kamar Rayya. Tentu saja tanpa ketahuan.

"Gila lo Ky, bisa-bisanya kabur kek gini," ucap Arkan.

"Gak usah kaget,kaya pertama kali aja lo bantu gue kek gini." Ini bukan pertama kalinya Rizky seperti ini,bahkan saat keluarganya masih utuh pun Rizky pernah melakukannya.

"Ke tukang kunci dulu, gue mau bikin salinan." Iky menunjukkan kunci motornya pada Arkan. Arkan mengerti maksudnya, dan dia pergi menuruti perkataan temannya itu.

Iky dan Arkan sampai di tukang kunci. Iky langsung menunjukkan kunci motornya.
Tidak lama menunggu, akhirnya kuncinya pun jadi.

"Bisma udah di sana belum?" Tanya Iky.

"Dia bilang udah," jawab Arkan.

Iky dan Arkan pergi menuju tempat yang sudah mereka janjikan. Saat sudah sampai, terlihat Bisma yang duduk di bangku sana.

"Lama lo berdua," ucap Bisma.

"Makanya bantuin," sahut Iky.

"Sorry ye," timpal Bisma.

Mereka saat ini berada di taman di pinggir sungai yang besar.pantai,bendungan?🤔. Mereka duduk di bangku taman di sana. Memesan kopi dan juga beberapa makanan. Setiap bangku yang disediakan cukup luas dan juga mempunyai payung untuk melindungi dari sinar matahari.

Saat ini pukul satu siang,jadi panasnya lumayan.

"Lo bawa kipas gak?" Tanya Bisma pada Arkan.

"Tau aja lo." Arkan mengambil tasnya dan mengeluarkan tiga kipas.

"Lo emang yang paling bisa diandelin." Bisma dan Iky mengambil satu kipas yang Arkan keluarkan.

Mereka mengobrol bersama melempar canda dan juga tawa. Karena mereka berisik, beberapa orang yang tidak jauh dari bangku mereka sesekali melihat ke arah mereka.

Sedangkan yang jadi perhatian,bodo amat dan tetap dengan kegiatannya.

Meskipun mereka berisik,bukan berarti mereka mengganggu. Justru orang-orang yang melihat mereka merasa iri dengan kedekatan mereka bertiga. Apalagi orang-orang yang sudah bekerja, mereka jadi merindukan masa-masa remaja saat mereka masih sekolah dan nongkrong bersama teman-temannya.

"Udahlah cok,cape gue ketawa." Bisma memegang perutnya dan menyeka air matanya karena terus tertawa.

"Tau nih." Iky memijat wajahnya yang sakit karena terus tertawa.

"Kalo udah gak sekolah,kita gak bisa gini lagi," ucap Arkan.

"Kok jadi melow ya," sahut Iky.

Mereka cukup lama berada di sana, tidak terasa hari juga mulai sore. Tapi mereka memutuskan untuk di sana sedikit lebih lama lagi. Karena dari awal tujuan mereka adalah malam.

Mereka berjalan-jalan di trotoar di pinggir sungai. Nyatanya,cuaca malam sangatlah sejuk. Ditambah dengan pemandangan lampu-lampu yang menyala dari seberang sana.

 Ditambah dengan pemandangan lampu-lampu yang menyala dari seberang sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah malem guys besok senin," ucap Arkan.

"Bener,balik yu," sahut Bisma diangguki oleh keduanya.

Kali ini yang membonceng Iky adalah Bisma. Karena jalan menuju rumah Iky lumayan searah dengan Bisma.

Iky mengendap-endap dari belakang rumah dan berhasil masuk ke dalam kamarnya. Dan anehnya lagi,Iky selalu lolos.

"Anjay, kayaknya gue bakal jago kalo jadi maling," ucapnya.

Iky membersihkan tubuhnya dan kemudian berbaring di kasurnya.

Iky mengambil handphone dan membuat akun instagram. Setelah mempunyai akun,Iky mencari ig kelasnya dan kemudian mengikutinya.

Karena gabut,Iky melihat akun instagram kelas yang lain. Satu akun,dua akun,tiga akun,sampai pada akun ke 7 yang Iky lihat,dia terpaku pada satu postingan.

Salah satu siswi di sana tidaklah asing. Mirip seperti perempuan yang dia lihat saat di perpustakaan. Di sana dicantumkan ig dari siwi itu,jadi Iky tidak perlu repot-repot untuk mencarinya.

Iky melihat postingan yang di unggah di akun itu. Seperti saat bertemu di perpustakaan,saat ini pun kata yang terlintas di pikirannya adalah cantik.

Sekarang Iky tahu siapa namanya dan apa kelasnya. Tapi dia tidak ingin terburu-buru.
Untuk sekarang cukup di pantau saja.

Iky turun dari ranjangnya,dan kemudian berjalan menuju meja belajar. Iky mempersiapkan buku-buku yang akan dibawa besok. Sesekali dia juga melihat apakah ada tugas,tapi ternyata tidak ada.

Setelah membereskan buku-bukunya,Iky berniat untuk mempersiapkan bajunya. Iky menuju lemari pakaiannya dan kemudian mengambil baju sekolahnya.

"Lupa, bonekanya gak jadi gue buang." Tadinya Iky akan membuang boneka-boneka milik Rizky,tapi sayang kalo di buang. Rencananya Iky akan memberikan boneka itu pada anak-anak,tapi tidak sempat. Lebih tepatnya malu.

"Biarin dulu deh," ucapnya.

Untuk sekolah semuanya sudah siap. Jangan salah,Iky merupakan tipe anak yang rajin. Itu karena di dunia asalnya,dia kan hanya tinggal berdua bersama ayahnya. Jadi Iky melakukan semuanya sendiri dan jadi mandiri. Meskipun ada asisten rumah tangga,Iky tidak nyaman dengan ekspresi wajahnya yang judes. Padahal asistennya ramah,tapi tetap saja Iky tidak nyaman.

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00, seperti yang kita tahu Iky tidak bisa bergadang. Jadi dia sudah sangat mengantuk. Membereskan semuanya,dan kemudian tidur.

Owner Of The Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang