Eight

3.3K 233 0
                                    

Hari dimana Iky kecelakaan merupakan hari dimana Rizky mengakhiri hidupnya di kamar. Bagaimana cara Rizky mengakhiri hidupnya,yaitu dengan cara menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuhnya. Mungkin inilah alasan mengapa Rizky tidak datang menemui Iky. Karena memang Rizky sudah meninggal dan Iky hanya mengambil alih tubuhnya.

Sekarang,Iky tahu kehidupan dari seorang Rizky. Bagaimana dia menjalani hidupnya,dan bagaimana orang-orang memandangnya.

"Sumpah lo gila banget,bagaimana bisa lo berani buat ngebunuh diri lo sendiri"

Dunia ini memang sebuah novel,tapi saat Iky masuk ke dalamnya,dunia ini menjadi tempat yang nyata. Apapun yang terjadi di dunia ini adalah sebuah kenyataan bukan hanya fantasi belaka.

Iky cukup lama berada di kamar mandi. Banyak sekali pertanyaan yang ada di kepalanya. Namun percuma juga, karena tidak akan ada yang menjawabnya.

Sedangkan di rooftop,Bisma dan Arkan sibuk menyiapkan barang-barang yang akan mereka gunakan. Sebenarnya belum cukup lama,karena mereka bangun 10 menit lebih awal dari Iky.

"Dagingnya lo simpen dimana?" tanya Arkan pada Bisma.

"Masih di kulkas,coba telpon si Iky suruh ambilin." Arkan mengangguk dan kemudian membuka handphonenya.

Iky baru saja keluar dari kamarnya,tidak lama kemudian handphonenya berdering, dan ternyata yang meneleponnya itu Arkan.

"Apa?"

"Ky,ambilin daging dong di kulkas."

"Ini dagingnya diambil semua atau engga?"

"Semuanya."

Iky mengambil dagingnya kemudian pergi menuju rooftop. Sebenarnya tadi siang Iky sempat tersesat,tapi sekarang dia sudah tahu lorong-lorong di villa itu.

Saat sudah sampai di rooftop,Iky melihat Arkan dan Bisma yang sudah menunggunya.

"Seperti biasa lo yang bakar," ucap Bisma sambil menunjuk Iky

"Kali-kali gantian dong," gerutunya.

"Eits gak bisa,cuman buatan lo yang enak, " kata Arkan.

Iky mulai melakukan kegiatannya. Dia membakar daging satu persatu. Bukannya menunggu sampai semua daging beres dibakar,Arkan dan Bisma malah langsung memakannya.

"Kalo gini kapan gue makannya anjir." Jika mereka terus memakannya,dagingnya tidak akan terkumpul. Sebelum disajikan mungkin akan habis duluan.

"Iya kita gak ngambil lagi." Bisma dan Arkan kembali duduk manis menunggu sampai kegiatan Iky selesai.

Lama menunggu sampai semua daging matang akhirnya selesai juga. Iky menyajikannya bersama dengan makanan yang lainnya. Karena mereka sudah cukup lapar,tanpa basa-basi mereka langsung memakan makanannya sampai habis.

Kini mereka bertiga duduk melingkar dengan pembakaran di tengahnya. Biasanya mereka akan mengobrol sampai mereka merasa ngantuk. Kalo lagi ngumpul-ngumpul, kurang seru kalo tidak bercerita tentang satu sama lain.

"Ky,gue mau ngobrol sama lo." Bisma membuka pembicaraan diantara mereka.

"Iya gue juga," ucap Arkan.

Entah kenapa, jantung Iky jadi berdebar. Jangan sampai mereka menanyakan hal yang aneh-aneh.

"Kenapa lo berubah?" Iky bingung, maksudnya berubah apanya.
"Sikap dan cara bicara lo berubah." Oh jadi itu maksudnya.

"Sebenarnya gak ada alasan khusus sih. Cuman pengen berubah aja. Sayang bangetkan kalo gue nganggurin ketampanan yang gue miliki." Iky menjawabnya dan kemudian tertawa.

"Nyesel gue tanya," cibir Bisma.

"Bagus deh lo berubah,gue jadi gak malu kalo bareng lo," ujar Arkan

"Maksud lo? Jadi selama ini lo malu sama gue?" Iky mengerutkan dahinya menunggu jawaban dari Arkan.

"Ya agak gimana gitu. Gue kurang nyaman aja sih." Melihat Iky yang terus menatapnya,membuat Arkan merasa tidak nyaman. "Apa gue salah ngomong ya," batinnya.

Iky menghembuskan napasnya. Kenapa juga dia tersinggung,yang membuat Arkan tidak nyaman itu Rizky bukan dirinya. Apalagi Arkan yang emang beneran cowok pasti gak nyaman kalo deket Rizky yang sikapnya seperti itu. Jika Iky ada diposisi Arkan,dia juga akan merasa tidak nyaman. Bagi Arkan berteman dengan Rizky tidaklah masalah,tapi terkadang sikap Rizky mampu membuatnya sedikit terganggu.

"Gue tau maksud lo, santai aja." Ucap Iky

"Santai apanya, beberapa detik yang lalu lo natap tajam ke gue" gumam Arkan

"Udahlah,dah malem nih gue ngantuk banget." Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Tadinya Bisma ingin menghentikan obrolan malam itu,tapi karena lumayan seru jadi dibiarkan saja.

Obrolan itu terus berlanjut,jam sudah menunjukkan pukul 01.00. Tidak ingin lebih pagi lagi,mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing.

Owner Of The Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang