Seventeen

2.1K 168 1
                                    

Iky sudah siap dengan seragam sekolahnya dan kemudian turun ke lantai bawah.

Iky berjalan menuju ruang tamu dimana ayahnya sekarang berada.

"Ayah,mana kunci motor Iky." Rayya tidak bereaksi, seolah-olah Iky tidak berbicara padanya.

"Mana kunci motor Iky." Iky tersenyum kepada Rayya, padahal saat ini dia ingin sekali marah-marah.

Setelah pulang ke rumah, Iky masuk ke kamar ayahnya lewat jendela kamar. Dia menyimpan kembali kunci motornya untuk menghindari kecurigaan.

"Kemarin kemana aja baru pulang malem?" Rayya menatap Iky dengan sorot mata yang tajam menunggu jawaban dari Iky.

Rayya tidak tahu bagaimana Iky kabur,dia tahu setelah Yunita memberitahunya bahwa Iky tidak ada di rumah. Rayya juga bertanya apakah Iky pergi menggunakan motor,dan Yunita bilang kalo motor Iky masih ada di garasi. Karena itu juga Rayya tidak mengecek apakah kunci motor Iky masih ada di kamarnya atau tidak.

"Emang salah kalo aku pergi keluar," ucap Iky

"Kenapa gak izin dulu." Sorot mata Rayya semakin tajam,suaranya semakin tegas dan dingin.

"Ujung-ujungnya juga ga bakal di izinin." Jujur saja, jantung Iky saat ini tidak karuan. Ditambah dengan keringat dingin yang keluar.

"Oke,ayah kasih kamu kunci motor. Tapi ayah gak akan kasih kamu uang bulan ini," katanya.

Iky tersenyum dan kemudian mengulurkan tangannya "oke," ucapnya.

Rayya memberikan kunci motor itu pada Iky. Tidak tahu saja,mau dikasih atau tidak,Iky tetap bisa menggunakan motornya. Toh dia punya salinannya.

"Gak dikasih uang jajan katanya,sorry aja duit gue juga banyak kali. Cuman gak dikasih 80juta, gak ngaruh say," gumam Iky sambil mengendarai motornya.

Selama ini Rizky asli selalu menyisihkan uang jajannya, ditambah dengan uang pemberian kakeknya. Jadi tidak ada kalimat 'tidak punya uang'.

"Enaknya jadi holang kaya," ucapnya dengan wajah yang berseri-seri.

Emang dasar, padahal di kehidupan sebelumnya dia juga kaya. Bedanya di kehidupan kali ini kekayaannya sedikit bertambah.

Iky sudah sampai di sekolah, segera dia berjalan menuju kelasnya.

"Motor lo balik gak?" Tanya Bisma.

"Balik dong,cuman katanya uang jajan bulan ini gak bakal keluar," jawab Iky.

"Jadi,lo terima uang jajan lo gak keluar?"

"Santai bro,duit gue gak bakal abis." Sombongnya.

"Upacara akan segera dimulai,siswa yang sudah berada dilingkungan sekolah,segera menuju lapangan upacara"

Setelah mendengar pengumuman dari OSIS, Iky,Bisma,dan semua siswa lainnya pergi menuju lapangan upacara.

"Anjir pegel cok,sejam amanat doang,mana gak penting lagi," ucap Arkan.

"Makanya males kalo dia yang jadi pembina upacara," tambah Bisma.

Saat ini mereka berada di pinggir lapang upacara. Duduk dulu sebelum balik ke kelas.

Lagi santainya mereka duduk untuk menghilangkan pegal, Andra menghampiri Iky dan mengajaknya pergi ke atap.

Bisma dan Arkan mencegah Andra, karena dari raut wajahnya itu pasti bukan sesuatu yang baik. Namun apa daya,Iky meminta mereka untuk diam saja.

Saat sampai di atap, di sana sudah ada Arvin. Sebenarnya masalah ini tidak ada hubungan dengannya,tapi dia ikut untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.

"Ngapain bawa gue ke sini?" Tanya Iky. Bukannya mendapat jawaban,Iky malah mendapat satu pukulan di wajahnya yang membuat darah keluar dari sudut bibirnya.

"Anjing lo." Iky berniat membalas Andra,tapi ditahan oleh Arvin.

"Maksud lo pukul gue apa hah," ucap Iky dengan emosi.

Andra mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan beberapa foto yang menunjukkan Iky bersama dengan Olivia. Yang membuat Andra marah adalah mereka berpelukan dan bersikap seperti sepasang kekasih.

Iky bingung darimana Andra mendapatkan gambar itu. Dari kelihatannya, jelas foto itu bukanlah sebuah editan.

"Jelasin, apa hubungan lo dengan Olivia," ucap Andra dengan tangan terkepal.

Iky juga bingung, dia menelusuri ingatan dari Rizky. Namun percuma, tidak ada ingatan tentang foto itu. Bagaimana bisa dia tidak mengingatnya, mau bilang editan tapi foto itu sangat nyata.

"JAWAB RIZKY," bentaknya.

"Darimana lo dapet foto ini?" Iky menatap Andra menunggu jawaban darinya.

"Gak penting gue dapet itu darimana. Sekarang jawab gue," ucap Andra.

"Gue akui foto ini asli,tapi sayangnya gue gak inget pernah deket sama cewek lo. Lo tanya aja sama dia, siapa tahu gue dijebak." Jawaban yang Iky paparkan,semakin membuat Andra marah. Dia tidak terima Iky menuduh Olivia seperti itu.

"Jadi maksud lo Olivia udah jebak lo dan ngerencanain semua ini gitu," ucap Andra.

"Bisa jadikan, lagipula cewek lo itu bukan orang yang selama ini lo liat." Jawaban yang semakin membuat Andra marah.

"Brengsek." Andra kembali memukul Iky sampai membuatnya tersungkur.

Iky bangkit dan membalas pukulan Andra. Kali ini Arvin tidak mencegahnya. Sekarang giliran Andra yang mendapat pukulan dari Iky.

"Eh anjing, lo cari tahu dulu yang jelas jangan seenaknya pukul orang. Lo tahu siapa yang kirim foto itu?lo tanya belum ama cewek lo?. Kemungkinan gue dijebak juga harus lo pertimbangin. Gara-gara lo, wajah tampan gue jadi ternoda." Setelah mengatakan itu, Iky meninggalkan mereka di sana.

Arvin yang berhasil mengejar Iky, kemudian menariknya menuju UKS.

"Lepasin bangsat." Arvin tidak mempedulikan Iky yang terus mengumpatinya.

Sampai di UKS, Arvin menyuruh Iky duduk dan kemudian mengambil P3K.

"Lo pikir gue cowok apaan,luka kecil ngapain di obati," ucapnya.

"Bukannya tadi lo marah karena wajah tampan lo ternodai." Arvin mulai mengobati luka Iky meskipun sempat mendapat penolakan.

"Sshhh.....pelan-pelan cok," ringisnya.

Tangan Iky juga mendapat beberapa goresan, jadi Arvin juga membersihkannya.

"Lo berubah ya," ucap Arvin setelah selesai membersihkan luka Iky.

"Jam pelajaran udah di mulai,lo diem aja di sini sampai pelajaran selanjutnya." Setelah mengatakan itu,Arvin pergi meninggalkan Iky yang masih mencerna dengan apa yang baru saja terjadi.

"Tu orang napa dah, perasaan si Rizky gak ada temenan ama dia."

"Bodo ah,mending tidur," ucapnya.

Owner Of The Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang