Twenty

1.7K 157 6
                                    

Tiga hari sudah berlalu. Masalah Iky dan Andra sudah selesai. Olivia tidak berbohong,dia benar-benar bicara dengan Andra. Sebenarnya Olivia tidak peduli,tapi karena kesalahpahaman itu membuat Iky di hajar,mau tidak mau Olivia harus menjelaskannya. Olivia juga bertanya dari mana foto itu Andra dapatkan,tapi ternyata percuma. Andra juga tidak tahu siapa yang mengirimkan foto itu. Olivia yang mendengar jawaban Andra sangat kesal dan kemudian memarahi dan memakinya. Bagaimana bisa dia mengambil kesimpulan dari sesuatu yang belum jelas. Andra kemudian meminta maaf dan berjanji tidak akan seperti itu lagi.

Meskipun semuanya sudah selesai, Andra sepertinya masih kesal dengan Iky. Karena setelah kejadian itu,Andra jadi cuek kepada Iky. Tidak jarang Iky mendapat tatapan tajam darinya secara tiba-tiba.

_________

Kelas Iky saat ini berada di lapangan olahraga. Entah apa yang guru olahraganya pikirkan,disaat murid lain istirahat,eh dia malah tiba-tiba masuk ke kelas,menyuruh berganti pakaian dan memulai pelajaran olahraga.

"Untung tadi jamkos jadi sempet isi tenaga," ucap salah satu teman sekelas Iky.

"Kalo tadi ngga jamkos, bisa-bisa sekarang semua murid kelas kita pingsan," ucap salah satunya lagi.

"Ni guru napa dah, padahal mapelnya nanti jam terakhir," kesal Bisma.

"Tau nih, mana gak ngotak lagi olahraganya," ucap Iky.

Saat ini mereka disuruh berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10×. Dan guru olahraga itu bilang kalo ini hanya pemanasan. Mati gak tuh, ditambah dengan lapangan olahraga yang sangat luas.

"Mama mau pulang," ucap teman sekelas Iky sambil sedikit berteriak.

"Capek anjir,lutut gue dah lemes," ucap Bisma

"Tolong buat gue pingsan," ucap Iky.

"Sini mau gue tonjok." Bisma sudah siap dengan tangan yang sudah terkepal.

"Gak dulu." Iky mempercepat larinya menjauh dari Bisma.

10 putaran sudah selesai. Kini semuanya tepar di tengah lapangan dengan baju yang sudah basah karena keringat. Bisa-bisanya remaja jompo disuruh lari.

"Semuanya." Guru olahraga datang sambil bertepuk tangan meminta perhatian dari muridnya.

"Sekarang istirahat dulu 30 menit,lalu kumpul kembali di sini." Mereka yang mendengar itu langsung berlari menuju kantin dan kemudian membeli minuman dingin.

Setelah membeli minuman, Iky, Bisma dan beberapa murid lainnya pergi ke toilet dan kemudian membasahi sedikit tubuhnya. Mereka juga berbincang meluapkan kekesalannya.

"Kayaknya mapelnya dirolling deh," ucap Bisma

"Udah pasti tuh," sahut Iky.

"Ikuti aja alurnya," ucap teman lainnya.

30 menit sudah berlalu. Kini mereka semua kembali ke lapangan olahraga. Kondisi mereka sekarang sudah membaik dan siap dengan pelajaran olahraga selanjutnya.

"Oke semuanya sekarang push up." Meskipun kesal, tapi mereka tetap melakukannya.

Akhirnya yang di tunggu-tunggu datang juga. Pelajaran olahraga sudah berakhir tepat pada istirahat ke-dua. Iky dan beberapa teman lainnya melepas baju karena memang terlalu gerah. Tapi malah jadi cuci mata untuk beberapa siswi yang melihatnya.

"Mending lo pake lagi tu baju," ucap Bisma

"Masih gerah gue," sahut Iky.

Iky dan Bisma pergi menuju kantin. Benar saja,baru juga masuk eh udah banyak yang liatin. Malu itu yang Bisma rasakan,berbeda dengan Iky yang tidak peduli.

"Ey bro sini." Arkan melambai pada mereka.

"Lo duluan gue pesen makan dulu." Bisma mengangguk dan pergi menuju Arkan.

Iky sedang mengantri dan tidak sengaja menyenggol seseorang sampai dia terjatuh. Makanan yang di bawa perempuan itu juga jatuh dan mengotori seragamnya.

"Sorry lo gapapa?" Iky terkejut karena orang yang tidak sengaja dia senggol adalah dia. Perempuan yang Iky lihat akhir-akhir ini.

"Pake nanya," ucap perempuan itu dengan sedikit kesal.

"Bang pesen nugget dua porsi sama es tehnya juga dua. Anter ke meja itu ya bang."

"Siap dek Iky."

Setelah memesan, Iky kembali pada perempuan di depannya dan kemudian menarik tangannya.

"Ngapain nyeret gue," kesal gadis itu.

"Baju lo kotor." Perempuan itu dengan senang hati di seret oleh Iky menuju toilet. Toh tidak mungkin juga kalo gak dibersihin.

"Gue tunggu di luar." Perempuan itu masuk ke dalam toilet dan Iky pergi menuju kelasnya untuk mengambil jaket.

Lama menunggu akhirnya perempuan itu selesai membersihkan bajunya. Adegannya sama pas Iky membantu Kara. Bedanya yang itu gada rasa,kalo yang ini ada rasa.

"Nih pake jaket ku," ucap Iky lembut.

"Gak usah," tolak perempuan itu.

"Tenang aja,jaket ini gak pernah dipake sama orang lain selain aku." Iky memakaikan jaket itu padanya. Kalo gak gini bakal terus ditolak. Dan bener kok ini jaket baru,kalo yang pernah dipake Kara dia simpen dan gak pernah dipake lagi.

Iky terus menatap perempuan itu, sedangkan yang terus ditatap terlihat gugup,bahkan dia tidak berkedip sedikitpun.

"Sekali lagi maaf ya,Adira," ucap Iky dengan raut wajah dibuat seakan-akan menyesal.

"Nama lo Rizky kan." Iky mengangguk.

"Lain kali hati-hati. Dan juga......pake baju lo," ucap Adira sambil memalingkan wajahnya.

Iky tersenyum seperti orang cabul. Bukannya dipake malah semakin mendekat ke Adira.

Adira menatap Iky dengan sedikit rasa takut. Ini disekolah loh, bisa-bisanya kek gini.

"Kenapa? Suka?" Jantung Adira semakin berdetak kencang antara panik,gugup,dan malu. Dia kemudian mendorong tubuh Iky dan kemudian berlari kabur.

Iky tertawa senang karena sudah menggoda sampai membuat anak orang sepanik itu. Lucu pikirnya.

Dengan baju yang sudah dia pakai,Iky kembali menuju kantin dan kemudian memakan pesanannya.

"Siapa?" Tanya Arkan.

"Calon istri," ucapnya singkat.

Bisma yang sedang minum tersedak minumannya.

"Uhuk....uhuk.....yang bener aja lo." Bisma kaget bukan main, sedangkan Iky hanya tersenyum dan kembali memakan makanannya.

______

Maaf ya kalo g nyambung 🙏🏻

Owner Of The Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang