Fourteen

2.8K 237 7
                                    

Saat ini Iky sedang berada di perpustakaan. Dia ingin mencari beberapa buku pelajaran. Nyatanya,materi pelajaran di dunianya dengan dunia novel cukup mirip. Jadi Iky tidak susah untuk mempelajarinya.

"Nah ini yang gue cari," ucapnya.

Iky membaca buku itu di sudut ruangan perpustakaan. Bukan ingin menyendiri,hanya saja bangku yang lainnya sudah penuh. Hanya bangku di sudut ruangan yang masih kosong.

Iky membaca buku itu dengan headset yang terpasang di telinganya. Dia punya sebuah kebiasaan,jika dia ingin fokus membaca buku pelajaran,maka dia harus membaca sambil mendengarkan musik.

Dari sudut matanya,dia melihat seseorang duduk di bangku yang sama dengannya. Iky sedikit melirik perempuan yang duduk tidak jauh darinya itu. Cantik begitulah yang dia pikirkan.

Iky sudah selesai membaca,tapi perempuan itu masih duduk di sana. Tadinya Iky ingin sedikit menyapa tapi tidak jadi. Iky kembali menyimpan buku itu dan pergi dari perpustakaan.

"Tumben lo ke perpus." Saat ini Iky sudah berada di kantin bersama dengan Bisma.

"Lagi pengen aja sih," ucap Iky.

Kantin saat ini cukup sepi. Karena pelajaran sudah dimulai,jadi para siswa kembali ke kelas masing-masing. Tapi tidak dengan kelas Iky. Saat ini kelasnya jamkos jadi beberapa siswa ada yang nongkrong di kantin,taman,dan di rooftop. Lumayan jamkos tiga jam pelajaran.

"Eh gue punya gosip nih," ucap Bisma.

"Apa?"

"Si Kara katanya di tampar sama si Andra pas jam istirahat." Karena Iky ada di perpustakaan sejak jam istirahat dimulai,jadi dia tidak tahu dengan berita itu.

"Masalahnya sih biasa karena Kara buat si Olivia nangis. Tapi kali ini agak beda."

"Beda?" Bingung Iky.

"Si Kara ngelawan balik,dia nampar si Andra terus dia bilang gini 'cemen banget lo berani nampar cewek,anjing lo. Ternyata bener,cinta gue gak pantes buat cowok brengsek kaya lo. Akhirnya gue sadar,lo itu cowok bajin**n' setelah itu dia pergi ninggalin mereka berdua." Bisma emang paling jago kalo ngegosip. Ekspresinya berubah-ubah saat dia berbicara.

"Jadi si Kara berhenti ngejar si Andra?" Bisma mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Iky.

Iky cukup bingung dengan perubahan ini. Harusnya semua ini tidak terjadi. Kenapa ceritanya berubah sejauh ini. Apa mungkin sejak dia masuk ke dalam novel alurnya jadi berubah. Itu berarti pengetahuannya tentang alur novel sudah tidak berarti lagi.

"Ky...ky...WOY RIZKY." Iky terkejut karena Bisma berteriak padanya

"Lo mikir apa sih," tanya Bisma.

"Ngga,cuman aneh aja," ucap Iky.

"Oh,kirain....."

"Stop deh. Semua yang lo pikirin itu gak bener," kesal Iky.

Sejak kejadian Iky yang meminjamkan jaket pada Kara,Bisma jadi curiga kalo Iky suka pada Kara. Dan kita tahu bahwa itu gak bener. Iky hanya sedikit kasihan.

Baru juga di omongin, eh yang di omongin malah dateng.

"Emm.. Rizky,ini jaket lo. Udah gue cuci plus pake parfum. Makasih ya." Iky tidak ingin membuat Bisma yang ada di depannya saat ini semakin berpikir aneh-aneh. Jadi Iky hanya menerima jaket itu tanpa berbicara panjang lebar.

"Iya sama-sama," ucap Iky dengan raut wajah yang biasa aja.

Iky sedikit tidak nyaman dengan Kara yang terus menatapnya. Masalahnya,Kara melihatnya dengan tatapan yang cukup mencurigakan. Seperti orang yang sedang menyukai sesuatu.

"Makanan gue dah abis. Ayo balik kelas." Tanpa menunggu jawaban dari Bisma,Iky berjalan meninggalkan kantin.

"Lo gak balik kelas?" Tanya Bisma pada Kara.

"Ini juga mau balik kok," katanya.

Bisma pergi menyusul Iky dan Kara juga kembali ke kelasnya.

Bisma sebenarnya sadar dengan yang Iky lakukan. Iky bertindak sebagai tanda tidak membenarkan yang ia pikirkan. Iky seperti menegaskan padanya bahwa dia salah.

"Jadi emang gak suka ya," ucap Bisma.

Owner Of The Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang