Awalnya, Zeiro sempat ikut mendatangi rumah sakit bersama anggota inti Drysmond yang lain.
"Anjir tangan lo kenapa di cucuk jarum Rev?"
Plakk
"Itu di infus bego!" Sembur Brayens menampar pundak Sagara.
Sementara Jovan hanya celingukan menatap kedua temannya, "Sudah biasa" pikirnya.
"Lo gak papa? Ada yang sakit?" Tanya Arka dengan raut wajah yang terlihat sangat khawatir.
Sementara Raja hanya memundurkan posisinya saat Arka mendekati Lirev. Dia baru ingat, bahwa Arka juga mencintai gadis itu, sama sepertinya.
"Syukurlah kalau lo gak kenapa-napa, gue sampe kalang kabut ngejar Raja yang ngebut kesini. Bahkan sampe nekat nerobos lampu merah tu anak." Jelas Zeiro menceritakan bagaimana reaksi Raja saat ia mendapat telfon dari bi Ira, padahal posisinya, Raja dan Zeiro sedang membicarakan hal penting di halaman markas.
Lagi dan lagi, Lirev membulatkan matanya marah.
"Rajantha!!""H-hah? Apa? Enggak! Mana ada. Zei bohong Li."
"Halah ngaku aja lo jamal." Kompor Sagara ikut memperpanas suasana
"Hahahaha mampus muka si Raja melas amat" Timpal Jovan yang memperhatikan wajah lusuh milik Raja.
"Bodoamat."
Di tengah-tengah gurauan itu, Zeiro tiba-tiba teringat sesuatu. "Astaga, gue lupa jemput Rea."
"Lho? Rea dimana emang?" Lirev bertanya karna penasaran. Pasalnya, setau dia Rea langsung pulang saat bertemu dengannya tadi siang
"Rea ikut les biola, dan itu udah lama. Gue lupa dia ada les sore tadi." Panik Zeiro mencari cari kunci motornya.
"Kunci motor gue mana ya?"
"Itu ditangan lo apa setan!" Geram Brayens saat Zeiro sibuk mencari kunci motor di sakunya, padahal jelas jelas ia menggenggamnya sedari tadi.
"Ah iya, thanks. Gue duluan ya!"
"Marah marah mulu lo. Cepet tua baru tau rasa." Seloroh Sagara tidak habis pikir pada tempramen temannya itu.
-
"Rea... Maafin abang, ini salah abang karna ngelupain les kamu"
"Ayo bangun... Jangan bikin abang takut..."
Zeiro tidak berhenti menangis sedari tadi. Saat ini ia juga berada di rumah sakit. Hanya saja, berbeda dengan rumah sakit dimana Lirev berada tadi.
"Kenapa papa ngelukain kamu? Apa bukan cuma sekali kamu diperlakukan kayak gitu?"
"Ayo bangun. Kasih tau abang berapa kali dia ngelukain kamu tanpa sepengetahuan abang."
Zeiro termenung menatap wajah yang senantiasa menutup mata nya itu
"Bagaimana mungkin wajah setenang ini memiliki sisi yang mengerikan?"
"Rea gak mungkin berani ngelukain siapapun. Apalagi orang-orang terdekatnya."
"Kevin... Sebenarnya apa yang terjadi waktu itu? Kenapa Rea bisa megang pisau yang tadinya nancap di kepala lo?"
"Gue yakin. Rea cuma ngelepas pisau itu."
"Gak mungkin Rea yang ngebunuh Kevin. Iya, Rea cuma berusaha ngelepas pisau itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/359223380-288-k986780.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
19 JANUARI
Teen Fiction"19 Januari, merupakan awal terjadi-nya tragedi." 𝖫𝖾𝗍'𝗌 𝗌𝗎𝗉𝗉𝗈𝗋𝗍 ✍ #𝗂𝗇𝗌𝗍𝖺𝗀𝗋𝖺𝗆 : @𝗈𝖿𝖼.𝖺𝗄𝖺𝗋𝖺𝖼𝗁𝖺𝗇𝖽𝗋𝖺 #𝗍𝗂𝗄𝗍𝗈𝗄 : @𝗈𝖿𝖼.𝖺𝗄𝖺𝗋𝖺𝖼𝗁𝖺𝗇𝖽𝗋𝖺 𝖳𝗁𝖺𝗇𝗄 𝗒𝗈𝗎✧