"Sore sore gini enaknya ngapain ya?" Gumam Lirev memandangi langit di halaman rumahnya
"Non, tadi bibi beli gulali kesukaan non, lihat bentuknya, lucu kan?"
Lirev terkekeh kecil memandangi wajah gembira milik Bi ira, pekerja setia di keluarganya.Benar. Bi Ira benar-benar tulus membesarkan dan mengurus Lirev sedari ia kecil sampai menduduki bangku SMA nya saat ini. Bahkan setelah mengetahui perusahaan orangtua Lirev mengalami kebangkrutan pun, wanita paruh baya itu masih senantiasa menjaga dan merawat Lirev dengan senang hati
Meskipun kehidupan Lirev tidak semewah dulu, tapi dia tetap bersyukur karna masih memiliki orang-orang yang menyayanginya dengan tulus
"Lucu banget bi, bibi beli dimana?"
"Tadi bibi beli di pinggir jalan non, kebetulan ada uang sisa belanja, makanya bibi beliin gulali kesukaan non"
Lirev tertegun mendengarnya, jika saja orang tua-nya masih ada, ia tidak mungkin harus menunggu sisa belanja bulanan untuk membeli gulali kesukaannya
Bi Ira mengusap surai Lirev lembut, karna biar bagaimanapun juga, ia memahami apa yang sedang dirasakan oleh gadis itu "Non jangan sedih, nanti kapan kapan bibi beliin yang lebih mahal ya? Siapa tau ada rejeki buat non..."
Dengan cepat Lirev memeluk tubuh wanita itu "Reva ngga mau apa apa bi, makasih bibi udah beliin Reva gulali ini... Reva cuma-"
"Iya... Bibi tau non pasti sangat merindukan tuan dan nyonya, bibi memahaminya non..."
"Suatu saat nanti, mereka pasti akan kembali kepada non... Pegang ucapan bibi, ya? Untuk saat ini... Bukannya tuan Arhan sangat baik kepada non? Dia bahkan menawarkan non untuk tinggal dan memanggilnya sebagai ayah, kenapa non tidak mau?"
Lirev terdiam "Om Arhan sama Raja udah banyak nolongin Reva bi... Bahkan sekolah Reva aja om Arhan yang tanggung semuanya... Reva gamau kalau terus terusan ngerepotin mereka... Reva gak enak sama Raja"
Bi Ira terdiam. Memang benar, selama ini Arhan lah yang membiayai hidup termasuk keperluan sekolah Lirev sedari ia menduduki bangku SMP.
Karna biar bagaimanapun juga, Arhan adalah sahabat dekatnya Farhan -Ayah Lirev"Baiklah, bibi memahaminya"
"Non mau jalan jalan gak? Kita keliling komplek yuk, mumpung cuacanya adem, kita bisa liat matahari terbenam di taman"
Refleks, Lirev meloncat kegirangan "Mau banget bi! Reva udah lamaaaa banget gak liat senjaaa"
Bi Ira tersenyum melihat Lirev meloncat kegirangan layaknya anak kecil yang baru dibelikan mainan oleh orang tua-nya
'Tuan, Nyonya, anak anda sudah tumbuh dewasa. Dia berhasil melalui 10 tahun penderitaan nya dengan berjalan sendirian, dia telah berhasil menjadi gadis kuat yang tidak pernah mengeluh tentang apapun, kecuali kerinduannya kepada kalian'
KAMU SEDANG MEMBACA
19 JANUARI
Teen Fiction"19 Januari, merupakan awal terjadi-nya tragedi." 𝖫𝖾𝗍'𝗌 𝗌𝗎𝗉𝗉𝗈𝗋𝗍 ✍ #𝗂𝗇𝗌𝗍𝖺𝗀𝗋𝖺𝗆 : @𝗈𝖿𝖼.𝖺𝗄𝖺𝗋𝖺𝖼𝗁𝖺𝗇𝖽𝗋𝖺 #𝗍𝗂𝗄𝗍𝗈𝗄 : @𝗈𝖿𝖼.𝖺𝗄𝖺𝗋𝖺𝖼𝗁𝖺𝗇𝖽𝗋𝖺 𝖳𝗁𝖺𝗇𝗄 𝗒𝗈𝗎✧