⋘⊏⊹WARNING⊹⊐⋙
PART INI MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN. MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN DIBAWAH UMUR!
-
Tok tok tok
Ketukan di pintu kamar yang bernuansa hitam putih itu terdengar nyaring berkali-kali
Aktivitas Arka yang sedang menulis sesuatu di dalam buku hariannya itu terhenti.
"Siapa malem malem gini? Refan?" Monolog Arka kepada dirinya sendiri."Bang, gue masuk yaa"
Dan benar saja, itu adalah suara adik laki lakinya. "Masuk aja, pintunya nggak dikunci"
"Kenapa belum tidur?"
Arka langsung beranjak dari meja belajarnya. Dan disaat itu juga, terbit seulas wajah yang cukup mengkhawatirkan. Sungguh, yang ada didalam fikirannya hanyalah kecemasan akan keluarganya.Tanpa menjawab apapun, Refan langsung merebahkan tubuhnya di kasur big size itu
Arka lantas menyusul untuk duduk di tepian kasurnya
"Gak bisa tidur kan? Yaudah tidur disini aj—""Gue mau curhat bang"
Arka terdiam beberapa saat, "Soal apa?"
Refan pun nampak menggeserkan tubuhnya agar Arka bisa ikut berbaring di sampingnya
"Tiduran aja" Suruhnya yang langsung di turuti oleh Arka
Kini 2 insan itu tengah terlentang dengan acak. Sementara Refan, lagi dan lagi hanya menghela nafas berat.
"Bang?"
"Hm"
"Tadi... gue kan main kerumah Zaki ya"
Refan mulai membuka suara, Arka pun hanya berdehem dehem sambil setia mendengarkan curhatan adiknya itu
"Terus... tiba tiba om Rama pulang, om Rama itu ayahnya Zaki, dia baru pulang setelah lama melaksanakan kewajibannya sebagai TNI angkatan apalah ntah gue nggak tau."
Arka tetap diam mendengarkan curhatan adiknya itu, perasaannya mendadak gelisah.
"Pas om Rama dateng... Zaki langsung di peluk dari belakang sama beliau"
"Zaki keliatan kaget banget, dia nggak tau kalau om Rama bakal pulang, dan lo tau bang? Mereka pelukan erat... banget. Bahkan Zaki sampe nangis kayak cewek."
"Dia nggak peduli sama image nya seorang laki yang katanya pantang nangis, padahal disitu ada gue sama yang lain, tapi dia tetep nggak peduli in kita."
Sungguh. Perasaan Arka mulai tidak enak.
"Bang"
"Hmm?" Dehem Arka sedikit ragu
"Gimana si rasanya dipeluk ayah?"
Deg
"Pasti seneng banget ya bang?"
Sudah Arka duga. Adiknya itu iri kepada teman temannya. Karna biar bagaimanapun juga, kehidupan mereka tidak seperti anak anak pada umumnya. Anak anak yang seharusnya masih hidup dengan bergelimang kasih sayang dari orang tua nya.
"Efan mau dipeluk ayah..."
Lirihan Refan barusan berhasil membuat dada Arka amat terasa sangat sesak. Ia berusaha mengeraskan rahangnya untuk menahan air mata yang ingin menerobos keluar itu"Bang? Kenapa ayah nggak pernah mau peluk kita? Apa karna Efan udah gede? Makanya ayah nggak mau peluk Efan lagi? Efan beneran pengen dipeluk ayah bang"
KAMU SEDANG MEMBACA
19 JANUARI
Novela Juvenil"19 Januari, merupakan awal terjadi-nya tragedi." 𝖫𝖾𝗍'𝗌 𝗌𝗎𝗉𝗉𝗈𝗋𝗍 ✍ #𝗂𝗇𝗌𝗍𝖺𝗀𝗋𝖺𝗆 : @𝗈𝖿𝖼.𝖺𝗄𝖺𝗋𝖺𝖼𝗁𝖺𝗇𝖽𝗋𝖺 #𝗍𝗂𝗄𝗍𝗈𝗄 : @𝗈𝖿𝖼.𝖺𝗄𝖺𝗋𝖺𝖼𝗁𝖺𝗇𝖽𝗋𝖺 𝖳𝗁𝖺𝗇𝗄 𝗒𝗈𝗎✧