Abstrak, merupakan bagian dari salah satu seni yang katanya sempurna untuk menceritakan kondisi pemiliknya.
Itu berarti, terluka juga bagian dari karya seni bukan?— Arka Brimantara
.
.
.
.
."Assalamu'alaikum, pah, Raja pulang"
Terlihat seorang pria berusia 45 tahun yang berjalan menuruni tangga.
Terbilang sudah menginjak lansia, akan tetapi masih terlihat muda.
Semua itu berkat paras dan tubuh alpha yang dimilikinya, ia berhasil menjadi seorang pria yang terkesan gagah, dan tidak terlihat tua sama sekali."Tumben jam segini sudah pulang? Ada masalah sama anggota kamu?"
"Nggak, pah. Raja cuma capek aja hari ini"
Arhan Prawiratama, seorang CEO yang berbisnis di bidang keuangan itu telah berhasil dikenal banyak perusahaan karena stabilitas dan kemampuannya dalam meraih titik grafik tersulit terbilang mahir.
"Kita makan, setelah itu kamu ber-istirahat saja."
Arhan hanya sempat mengatakan kata terakhir itu sebelum akhirnya mendahului Raja ke meja makan.
Akan tetapi, sebuah pelukan berhasil menghentikan langkahnya"Ada apa Raja?"
Anak laki-laki itu terdiam beberapa saat.
"Raja kangen mamah, pah, ayo jenguk mamah..."Arhan hanya diam membisu. Merasa prihatin melihat anaknya yang seringkali bertingkah tidak berdaya seperti ini
"Tunggu papah memiliki waktu senggang. Papah janji bakal antar kamu ke mamah, tapi nanti, kamu sabar dulu ya?"
Ucap Arhan mencoba tersenyum hangat kepada anaknya yang masih terlihat murung"Sekarang kita makan, setelah itu kamu istirahat. Papah ada urusan keluar nanti malam, kamu dirumah aja sama bibi dan paman, ya?"
Menghela nafas pasrah, Raja akhirnya hanya mengiyakan pernyataan tersebut.
"Good boy"
•
Pada malam hari
Aku seringkali mengadu kepada semesta.
Perihal apa yang sebenarnya terjadi pada arahku?
Mengapa rasanya begitu sulit untuk dijelaskan.Aku memiliki hidup yang berkecukupan.
Akan tetapi, semua terasa begitu hambar.
Seolah beban yang aku pikul begitu berat.
Pada kenyataannya, fasilitas yang aku dapati terlampau hebat.Apa yang salah dengan arah ku, mah?
Aku tidak tau apa tujuanku.
Janjiku yang katanya akan menjemputmu, seolah tidak berguna setelah keberadaan mu dikabarkan tidak bernyawa.Lantas, mana janji mu, mah?
Bukankah kau akan terus menunggu ku sampai dewasa?
Sekarang disaat aku sudah dewasa, mamah malah tidak ada.Pena yang awalnya menari lihai diatas lembaran kertas itu mendadak terhenti.
Terganti oleh tetesan air yang kian berlomba-lomba untuk menjatuhkan dirinya disetiap baris yang terbuka.Tangan yang semulanya diam, kembali bergetar.
Ia mengeram tertahan. Lagi dan lagi, ia dikalahkan oleh kerinduan yang tidak bisa lagi ia jabarkan"Untuk sementara"
"Hanya sebentar"
"Tidak akan lama"
"Mamah bilang, mamah bakal tungguin Raja sampai dewasa. Sekarang disaat Raja udah dewasa, kenapa mamah nggak ada?"
"Raja gak suka dibohongi, mah"
Sementara itu, terlihat seorang laki-laki paruh baya yang dengan sengaja mengintip dicelah pintu kamar Raja.

KAMU SEDANG MEMBACA
19 JANUARI
Novela Juvenil"19 Januari, merupakan awal terjadi-nya tragedi." 𝖫𝖾𝗍'𝗌 𝗌𝗎𝗉𝗉𝗈𝗋𝗍 ✍ #𝗂𝗇𝗌𝗍𝖺𝗀𝗋𝖺𝗆 : @𝗈𝖿𝖼.𝖺𝗄𝖺𝗋𝖺𝖼𝗁𝖺𝗇𝖽𝗋𝖺 #𝗍𝗂𝗄𝗍𝗈𝗄 : @𝗈𝖿𝖼.𝖺𝗄𝖺𝗋𝖺𝖼𝗁𝖺𝗇𝖽𝗋𝖺 𝖳𝗁𝖺𝗇𝗄 𝗒𝗈𝗎✧