Brakkk
"Li!"
Terdengar sebuah gebrakan pintu yang begitu nyaring di salah satu ruangan bernuansa putih itu.
"Li...? Lo gak papa kan? Mana yang sakit? Kasih tau gue. Dimana yang sakitnya?
Lirev yang terbaring lemas hanya mampu menatap Raja secara intens. Akan tetapi, ia juga tersenyum ketika melihat Raja terlampau panik saat mengetahui bahwa ia berada di rumah sakit.
'Pada kenyataannya, aku emang gak bisa kalau gak sama kamu, Raja'
Lirev meraih tangan Raja yang semula-nya mengusap surai yang tergerai indah itu, kemudian menggenggamnya lembut
"Sakit gue gak akan keliatan dari luar. Jadi, gak ada yang perlu di khawatirkan" Lirihnya dengan wajah pucat
"Jangan terluka lagi, Li. gue gak bisa liat orang yang gue sayang menderita." Tekan Raja seraya menggenggam tangan yang terasa dingin itu sekuat mungkin.
Perlahan, netra yang biasanya tersirat oleh gumpalan dendam itu berubah menjadi sorot yang penuh ketakutan.
"Suttt... Jangan nangis, nanti kepala nya sakit lagi." ucap Lirev berusaha menenangkan
Bukannya meredakan tangisnya, Raja justru malah menyembunyikan wajahnya dibalik ceruk leher gadis itu. "Makanya jangan sakit! Gue gak suka liat lo di rumah sakit. Pokoknya gak boleh!"
Lirev terkekeh ringan "Dasar. Gue gak kenapa-napa buntal. Gue cuma syok aja tadi, gak lebih... Seriusan"
"Mulai sekarang lo harus tinggal di rumah gue! Gue gak mau lo kenapa-napa lagi. Kawasan rumah lo itu terlalu toxic Li."
"Gue gak kenapa-napa Nja... Jangan berlebih—"
"Berlebihan!? Gimana kalau seandainya gaada orang yang nolongin lo tadi hah!? Kepala lo bisa aja kenapa-napa Li!"
"Tapi—"
"Ngebantah sekali lagi gue sewa in 5 bodyguard buat ngikutin lo tiap hari, tiap jam, tiap menit, tiap detik bila perlu."
"ENGGAK MAU!!"
"Makanya tinggal dirumah gue!"
"Enggak mau!!"
"Harus mau!!"
"Enggak mau. Rajanthaaa!"
Dibalik perkelahian manis itu, terdapat 4 pasang mata yang menatapnya sendu
"Abang disini Reva..." Lirih Kaisar. Ternyata sedari tadi ia berada di posisi yang berhadapan dengan ruangan Lirev.
Sementara ketiga temannya hanya bisa menatap Kai prihatin
Kenzo, Karfa, dan Kaesal mendekat ke arah Kaisar, menepuk pundak yang terlihat lesu itu sebagai bentuk pertahanan.
"Cepat selesaikan dendam lo. Setelah itu, cari semua yang hilang didalam hidup lo."
Tegas Karfa berusaha menyemangati sahabatnya itu."Ekhem. Kita harus segera cabut dari sini kalo kalian lupa."
"Buru buru amat si lo."
Kaesal memutar bola matanya malas. "Anak anak Drysmond udah ada di parkiran dodol! Emang lo mau dicurigain mereka?"
"Kai, kita harus pergi dari sini. Kalau sampe data kita terdeteksi lagi sama salah satu dari mereka, bisa ribet."
"Selama Brayens sama Arka gak menyadari kejanggalan data kita, itu masih aman sih."
"Lo pikir semudah itu menghindari insting mereka berdua?"
"BANYAK OMONG! CEPETAN CABUT MONYET! MEREKA UDAH DI KORIDOR TIGA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
19 JANUARI
Novela Juvenil"19 Januari, merupakan awal terjadi-nya tragedi." 𝖫𝖾𝗍'𝗌 𝗌𝗎𝗉𝗉𝗈𝗋𝗍 ✍ #𝗂𝗇𝗌𝗍𝖺𝗀𝗋𝖺𝗆 : @𝗈𝖿𝖼.𝖺𝗄𝖺𝗋𝖺𝖼𝗁𝖺𝗇𝖽𝗋𝖺 #𝗍𝗂𝗄𝗍𝗈𝗄 : @𝗈𝖿𝖼.𝖺𝗄𝖺𝗋𝖺𝖼𝗁𝖺𝗇𝖽𝗋𝖺 𝖳𝗁𝖺𝗇𝗄 𝗒𝗈𝗎✧