Yangyang mempersilahkan kedua orang itu agar masuk Jisung masih bertanya-tanya tentang teman orang tuanya itu.
"Halo nama kamu Jisung ya?"
Jisung hanya menganggukan kepalanya saat perempuang yang duduk dikursi roda itu menanyakan namanya sebagai perkenalan resmi.
"Ini aku bawakan hadiah buat kamu"
Awalnya Jisung enggan mengambil hadiah itu tapi saat melihat mata sang Mama maka ia mengambil hadiah itu sebagai tanda sopan santun.
Perempuan itu tersenyum saat hadiah dari dirinya diterima.
Yangyang berpamitan untuk mengambil kue ulang tahun yang akan mereka rayakan sebentar lagi, Jisung tidak suka kue yang terlalu ramai. Yang penting itu enak untuk di makan bersama teman-teman.
"Yangyang"
"Iya bun?"
"Siapa perempuan itu?"
"Teman Jaemin, Ibun"
Yangyang masih dengan membuka bungkusan kue Anaknya itu.
"Kamu yakin mereka hanya teman? Jangan sampai Ibun tau dari orang lain Yangie"
"Ibun"
Yangyang menoleh kearah sang Ibun.
"Ibun percaya pada Yangie ya, mereka memang hanya punya hubungan seperti itu tidak lebih"
Sang Ibu masih ragu akan perkataan Anaknya tersebut.
"Ibun harus percaya pada Yangyang, semua baik-baik saja. Ibun tidak perlu berpikir yang lain ya"
Acara puncak pun tiba, Jaemin berdiri disamping kanan Jisung dan Yangyang disebelah Kiri. Mereka terlihat seperti keluarga utuh ya, dan itu membuat Clara hanya bisa diam di ujung sana.
Setelah selesai potong kue dan acara pemberian hadiah pada Jisung, Jaemin membawa sepotong kue untuk diberikan pada Clara. Tanpa Jaemin ketahui Jisung melihat dari arah belakangnya, Jisung merasa cemburu karena perhatian sang Papa teralihkan bukan untuk dirinya.
Jisung menempeli Haady terus menerus, bahkan ketika sesi game juga Jisung meminta gendong pada Haady untuk meletuskan balon yang berisi pertanyaan untuk teman-teman yang berani menjawab.
Semua terasa bahagia pada awalnya namun Jaemin merasakan terkucilkan, padahal dia adalah Ayah dari yang berulang tahun tapi lihat siapa yang paling heboh bermain game dengan Anak-anak?.
"Kamu kenapa Jaem?"
"Tidak apa-apa"
"Tidak apa-apa tapi wajahmu sudah masam, apa karena lelaki itu"
Tunjuk Clara pada dua orang yang sedang membantu memeriahkan acara dengan bermain game bersama. Hendra juga membantu Yangyang menyiapkan game untuk dimainkan selanjutnya.
Jaemin ingin membantu tetapi jika dia meninggalkan Clara sendiri tidak akan ada yang mengajak bicara, bahkan Clara hanya bisa duduk.
"Aku ingin sembuh agar bisa berlarian seperti mereka"
"Kamu akan segera sembuh jika kamu berusaha untuk sembuh"
Jaemin menggenggam tangan itu, Jisung melihatnya dan ia tidak suka. Bahkan Yangyang dibuat bingung dengan kelakuan sang Anaknya yang tiba-tiba saja memperlihatkan wajah datarnya.
Saat selesai acara, semua tamu sudah pada pulang satu persatu. Jaemin bertahan disana membantu membereskan semua peralatan acara, dan ia harus meninggalkan Clara sendiri.
"Tante"
"Hai, halo Jisung"
"Tante jangan dekat-dekat dengan Papa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Life Simulation | JaemYang
SonstigesCerita ini GS Bagaimana jika, sebuah pernikahan menjadi ajang simulasi? berawal dari tidak cinta menjadi cinta. Namun harus melalui perpisahan.