Chap 20 Menghabiskan Waktu Bersama

936 84 39
                                    

Jaemin saat ini berdiri dengan kedua kakinya di depan rumah keluarga Matheo, ditangan kanan dan kirinya membawa buah tangan. Banyak makanan yang ia bawa, di dalam sudah dipastikan sangat ramai. Setelah minggu lalu mereka tidak sengaja bertemu kali ini Jaemin sudah rindu pada Jisung.

Saat ia menekan bel rumah itu, jantungnya berpacu cepat. Padahal ia tipikal orang yang sangat penuh percaya diri, dan tidak pernah takut. Nyalinya ciut saat yang membuka pintu rumah adalah Xiaojun dengan perut besarnya dan wajah yang tidak bersahabat.

"Selamat siang kak, saya datang ingin bertemu Jisung"

"Hanya Jisung?"

"......"

Jaemin bingung ingin menjawab apa.

"Ck..yasudah masuk"

Xiaojun mempersilahkan Jaemin untuk masuk, dan saat ia sampai di ruang keluarga. Semua sedang berkumpul disana, bahkan Renjun, Jeno, beserta orang tuanya Renjun juga ada. Hari ini Sabtu dan mereka berkumpul disini, semua terdiam dari kesibukan masing-masing. Membuat Jaemin keringat dingin, namun tidak berapa lama Jisung menghampiri dengan senang.

"Papa, datang!"

Ia memeluk sang Papa, Jaemin memberikan buah tangannya pada Yangyang untuk di sediakan di ruang keluarga.

"Sini nak Jaemin duduk"

"Iya Paman"

Jaehyun adalah laki-laki tertua yang ada disana, jadi Jaemin sangat menghormatinya dan duduk di bawah bersama para menantu. Jaemin awalnya tegang, saat di perhatikan oleh Jeno juga Mark. Namun tidak berapa lama mereka berdua tertawa dan menyuruh Jaemin untuk rileks, bagi Jeno baru pertama kali ia melihat Jaemin seperti ini. Biasanya ia penuh dengan percaya diri.

Jaemin mengumpati Jeno yang sedari tadi meledeknya, sialan sekali batinnya. Jeno yang berada di kantor sangat berbanding terbalik dengan Jeno di rumah, sifatnya bisa sangat lembut pada keluarga tapi jika di kantor serius adalah prioritasnya.

Sedangkan di dapur belakang saat Yangyang menyiapkan buah untuk dihidangkan, Sepupu dan Kakaknya tidak berhenti bertanya yang macam-macam.

"Kamu mengundangnya kesini?" -Renjun

"Dia bilang merindukan Jisung"

"Yakin hanya merindukan Jisung?" -Xiaojun

"Jangan mulai"

"Dia tau kalau kamu ham..."

Mulut Renjun yang terbuka itu disumpal dengan potongan buah jambu biji oleh Yangyang.

"Kau diam, atau jambu utuh ini masuk kedalam mulutmu?"

Renjun menggigit potongan buah jambu yang disumpal kedalam mulutnya tadi, dan memakannya.

"Tapi apa tidak sebaiknya dia tau sekarang dek?"

"Tidak sekarang kak, ada waktunya kapan dia harus tau"

"Kalau dia tau duluan bagaimana?"

Yangyang hanya mengangkat bahunya tanda tidak perduli.

Yangyang datang dengan buah yang Jaemin bawa. Jambu biji, jambu air, mangga, ada potongan bolu juga. Ini semua pesanan Jisung, sebenarnya ini semua yang diinginkan Yangyang tapi Jisung menjadi prantara. Jisung berinisiatif berkata itu semua keinginannya padahal tidak.

Jaemin menemani sang anak dan keponakannya bermain, dia sepertinya benar-benar merindukan Jisung.

"Kenapa melihatnya seperti itu?"

"Tidak ada"

"Tidak usah bohong, kalau rindu ajak ke kamar?"

"Kak! Untuk apa?"

Married Life Simulation | JaemYangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang