Chap 2 Rumah Ibun

1.1K 90 6
                                    

Sudah terhitung dua hari Yangyang berada dirumah ibunya, selama itu juga dia tidak pernah berhubungan dengan Jaemin, hanya pernah sekali Jaemin menanyakan Jisung di hari pertama dia menginap di rumah sang ibu.

Saat ini Yangyang duduk di taman belakang, sepulang mengantar Jisung dia kembali kerumah orang tuanya dan duduk menikmati cuaca yang sedang mendung sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Yangyang melamun di ayunan panjang, tidak sadar bahwa ibunya duduk disebalahnya.

"Ini kentang goreng ibun buatin, hari ini kamu gak kerja lagi?"

"Aku ingin berhenti bekerja bun"

Sang ibu mengrinyitkan alisnya tanda dia tidak mengerti.

"Kalau kamu berhenti bekerja, lantas siapa yang akan meneruskan usaha ayah mu hm?"

"Iya ya, kalau bukan aku siapa ya bun? Kenapa tidak kakak saja bun?"

"Kakak mu orang yang bebas Yangyang dia tidak akan dengan mudah meng iya kan permintaan mu untuk itu"

"Ya aku rasa juga begitu"

"Memangnya ada apa? Apa kamu berkelahi dengan Jaemin?"

Yangyang melihat wajah ibunya, walau masih tampak muda tapi dalamnya tidak bisa dipungkiri ibunya sudah sering sakit-sakitan.

"Ibun suatu saat jika sesuatu terjadi, aku ingin ibun tetap ada disisi ku. Jangan tinggalkan aku sendiri ya ibun, biar dunia jahat tapi jangan ibun"

Yangyang memeluk ibunya dengan sayang, sebesar apapun dia tumbuh, sedewasa apa pun dia sekarang Yangyang tetap anak Ibun dan Ayahnya.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu hm?"

"Bun, masa depan tidak ada yang tau benar?"

"Iya"

"Aku selalu bersiap, entah itu bentuk luka atau kebahagiaan, dan jika suatu saat aku tidak bisa menempati janji ku. Tolong jangan cemooh aku dengan ketidak mampuanku"

"Hey anak buna, you okey?"

"Ya, aku okey"

Yangyang menangis di pelukan ibunya, ibunya tidak sebodoh itu dengan tidak tau bahwa anaknya sedang menangis.

"Tidak, apa-apa jika lelah maka istirahatlah, jika tidak sanggup maka menangislah"

Yangyang semakin erat memeluk sang-ibu.

"Ayo temani ibun ke kebun, kita memanen disana, sebelum menjemput Jisung Pulang"

"Ayo, sudah lama aku tidak ke kebun"

"Ya, kau tidak pernah datang setelah Ayah mu pergi"

"Ibuuuun~"

Yangyang merengek manja, bahwa dia masih sedih dan masih berkabung. Sepertinya mereka tidak terlihat sedih tapi di dalam siapa yang tau?.

Yangyang menyapa para pegawai yang bekerja di kebun keluarganya, sangat sejuk disini, hasil perkebunan mereka akan di petik hari ini dan di jual ke penyortir.

Yangyang memanen hasil coklat disana, memanjat pohon yang bukan hasil perkebunan, itu pohon buah jambu yang Ayahnya tanam dan hasilnya bisa diambil siapapun. Semua pekerja takjub dengan anak sang Boss, benar-benar wanita tangguh. Semua bersorak menyemangati saat Yangyang menjatuhkan jambu yang sudah dia dapat dan begitu seterusnya sampai jambu habis.

Namun di tempat lain.

"Halo"

"Halo tuan"

"Bagaimana keadaanya"

"Baik tuan, tuan muda juga sedang bersekolah, saya akan mengirimkan foto kegiatan Nyonya hari ini"

Jaemin mematikan sambungan panggilannya kepada suruhannya, Jaemin mengamati semua foto yang dikirim asistennya. Dari mulai Yangyang mengantar Jisung, lalu ada foto Yangyang memanen di perkebunan sang Ayah mertua, ada foto Yangyang memanjat pohon dan itu membuat Jaemin sedikit syok tanpa sadar tertawa melihat tingkah sang calon mantan istrinya itu, belum pernah Jaemin lihat seumur hidupnya bahwa Yangyang bisa memanen dan memanjat seperti itu, wajahnya sangat lucu.

Jaemin tersadar dengan pemikirannya, bahwa apa yang dia pikirkan adalah kesalahan besar. Yangyang tidak pernah bertingkah lucu di depannya, dia manusai yang kaku menurut Jaemin.

Jaemin beranjak dari tempat duduknya, dan bergegas pergi untuk menjemput buah hatinya di TK, dia merindukan Jisung dan tidak dengan mamanya.

.
.
.
.

Tbc

Married Life Simulation | JaemYangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang