Chap 3 Pamit

843 87 3
                                    

Yangyang memjat pelipisnya, setelah kembali kerumah ibun dan membersihkan diri, Yangyang mendapat panggilan dari guru Jisung, memberi kabar bahwa Jisung sudah di jemput oleh Papanya.

Yangyang mengangkat telepon genggamnya, berada dipanggilan calon mantan suami.

"Halo"

"Kamu bawa Jisung kemana?"

"Aku bawa dia jalan-jalan, sekaligus makan siang berdua"

"Kalau mau bawa Jisung seharusnya kamu izin terlebih dulu ke aku"

"Apa itu perlu? Jisung anak ku jadi wajar kan kalau aku bawa Jisung tanpa izin mu terlebih dahulu"

"Dasar sialan..."

"Apa kau baru saja mengumpat pada ku?"

"Bukan urusanmu, kembalikan Jisung jangan terlalu larut, dia harus istirahat"

Tutttt....

Panggilan itu terputus sepihak, Yangyang mengumpati kelakuan Jaemin dengan seenaknya memutus panggilan sepihak.

~~~~~~~

Jam menunjukan tujuh malam, Yangyang membukakan pintu setelah mendengar bunyi bel rumah, Yangyang memberi ruang untu Jaemin mengangkat tubuh Jisung yang terlelap, membawa ke arah kamar Yangyang dan menidurkan buah hatinya.

"Dia sudah mandi tadi tidak usah mengganti bajunya"

Yangyang hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. Mereka berjalan menuju ruang tamu, disana sudah ada ibu Yangyang sedang duduk menunggu anak dan menantunya.

"Jaemin sudah datang, sudah makan malam nak?"

"Iya bun, tadi sudah makan malam bersama Jisung"

Jaemin menyalami ibu mertuanya, dan duduk di hadapan ibu dan anak tersebut.

"Ibun ada sesuatu yang ingin saya sampaikan"

"Ada apa nak?"

Yangyang hanya menatap Jaemin tanpa ekspresi, tidak ada pembicaraan terlebih dulu jika ia ingin mengatakan ini pada ibunya.

"Saya ingin memulangkan Yangyang ke ibun, saya dan Yangyang berniat berpisah"

Ibu Yanyang mendengar hal itu tentu terkejut, bukan kah anak dan menantunya baik-baik saja selama ini?.

"Kalau boleh ibun tau, kenapa kalian memutuskan berpisah?"

"Sedari awal pernikahan ini baik saya maupun Yangyang, kami tidak pernah ada rasa bun"

"Selama hampir jalan enam tahun, apakah benar-benar tidak ada rasa?"

"Maaf kan saya bun"

Yangyang menggenggam tangan sang ibu, memberi tau bahwa ini keputusan yang tepat untuk mereka.

"Kalau memang itu keputusan kalian ibun hanya bisa pasrah, maafkan kami ya Jaemin karena orang tua seperti kami ini kalian terjebak dalam hubungan seperti ini. Terimakasih sudah menghadirkan Jisung untuk kami para orang tua, terimakasih juga sudah menjadi pendamping Yangyang tanpa menyakitinya secara fisik, selebihnya ibun serahkan kepada kalian"

"Tidak ada yang perlu minta maaf bun, karena memang sudah begini jalannya. Saya pamit dan saya pulangkan Yangyang ke ibun"

Ibu dari Yangyang hanya mengangguk, dan mengelus tangan sang anak yang sudah dingin.

"Aku kembalikan ini ke kamu, aku gak mau simpan apa pun dari kamu"

Yangyang melepas cincin pernikahan mereka, Jaemin menerima dan menyimpan cincin itu kedalam sakunya, lalu ia pamit pulang kepada penghuni rumah itu.

Yangyang dan ibunya kembali kedalam setelah mengantar calon mantan mantunya, dan mereka harus berbicara mengenai ini.

"Jadi firasat ibun benar ya, kamu kesini memang ada masalah dengan Jaemin, parahnya kalian memutuskan berpisah"

Yangyang hanya diam, bagaimana kalau ibunya tau bahwa perpisahan ini terjadi secara sepihak?.

"Maafkan Yangyang bun"

"Kamu sudah memikirkan ini matang-matang?"

Yangyang hanya melihat sang ibu tanpa mengangguk atau menggeleng.

"Ya sudah kalau memang seperti itu keputusannya, ibun hanya bisa mengikuti keinginan kalian sekarang"

Sang ibu beranjak pergi menuju kamarnya untuk beristirahat. Yangyang kembali ke kamarnya merebahkan diri, dan memeluk sang anak. Ia takut jika nanti Jisung bertanya mengapa hidup mereka terpisah, apa yang harus Yangyang jawab untuk memberi pengertian pada Jisung.

Yang yang merasakan getar pada ponselnya.

Yangyang menghela napas panjang, selama dua hari ini dia mempersiapkan segalanya bersama kuasa hukumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yangyang menghela napas panjang, selama dua hari ini dia mempersiapkan segalanya bersama kuasa hukumnya. Dia enggan datang ke pengadilan, tapi lusa adalah hari pertama sidang dan ia harus hadir.

"Ayah maafkan Yangyang tidak bisa mempertahankan apa yang sudah ayah siapkan untuk kehidupan Yangyang. Semoga Ayah tidak marah kepada Yangyang ya, walau nanti harus hidup bertiga bersama ibun dan Jisung, Yangyang tidak apa-apa"

Yangyang menatap atap kamarnya, dan bermonolog seakan-akan sang Ayah masih ada disekitarnya.

.
.
.
.

Tbc

Married Life Simulation | JaemYangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang