Genap dua bulan kehamilan tapi tidak ada satu pun yang mengetahui hasil pemeriksaan Yangyang waktu itu. Sudah dua minggu juga Yangyang tidak mendapat kabar dari Jaemin, padahal Jisung sudah menanyakan selalu keberadaan sang Papa.
"Ma tahun baru nanti, kita rayakan seperti biasa kan ma?"
"Iya"
"Papa datang kan?"
"Sepertinya tidak, tapi nanti disini akan ada Aunty Renjun, Uncle Jeno, Tante Xiaojun juga akan pulang loh, Uchan dan Daddy nya juga ikut pulang"
"Hmmm, begitu ya. Papa sendirian dong ma?"
"Papa bekerja biasanya kan?"
"Iya juga ya, yasudah"
Yangyang menina bobokan Jisung, Jisung mengatakan belakangan ini ia susah tidur, jadi Yangyang menemaninya tidur.
Saat Jisung telah terlelap, terdengar suara deringan telepon genggam Yangyang.
"Halo"
"Kamu apa kabar?"
"Aku baik, kamu bagaimana?"
"Tidak baik"
"........"
"Yangyang, aku mohon maaf tidak bisa bertemu dan menghubungi Jisung"
"Seharusnya kamu tetap memberi kabar pada Jisung kalau tidak bisa mengabari ku"
"Tentang tuntutan perceraian, mereka menolak kembali banding yang pengacara ku ajukan"
"Jaemin, aku tidak tau bagaimana cara semesta bekerja untuk kita, tapi satu yang aku pelajari. Mari kita sama-sama memperbaiki diri terlebih dulu. Jika kita sama-sama dalam keadaan baik, mari bertemu dan bicarakan bagaimana kita kedepannya?"
"Apa kamu juga terluka?"
Yangyang menyeka air matanya, bagaimana dia tidak terluka?.
"Aku akan menunggu keputusan dari kamu, jika kamu sudah lebih baik mari bertemu"
"Maafkan aku, terimakasih sudah memberikan waktu untuk kita"
"Ya"
"Jisung sudah tidur?"
"Sudah, baru saja dia tidur. Dia mengeluh susah tidur"
"......."
"Dia merindukan Papanya, lekas sembuhkan dirimu lalu temui Jisung"
"Kamu juga, terimakasih sudah menjadi ibu yang hebat untuk Jisung"
"Ya"
Suara serak menahan tangis itu terdengar ditelinga Jaemin.
"Kalau begitu aku tutup ya, selamat malam"
"Malam"
Keduanya sama-sama menatap langit malam yang dingin ditempat yang berbeda. Memiliki harapan yang sama, dimana nantinya mereka bisa mengambil keputusan yang tepat.
~~~~~~~~
Malam tahun baru diadakan BBQ dirumah Ibun, keluarga dari Ibun berkumpul, Ayahnya adalah anak tunggal. Semua sibuk dengan agendanya masing-masing sebelum pergantian tahun. Yangyang sedang menyiapkan bahan bakaran bersama Xiaojun dan juga Renjun.
"Ada sesuatu yang ingin aku perlihatkan"
Renjun memberikan tes kehamilan kepada kedua sepupunya itu.
"Kau hamil?" -Yangyang
"Benarkah?" -Xiaojun
"Renjun sedang isi?" -Ibun
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Life Simulation | JaemYang
RandomCerita ini GS Bagaimana jika, sebuah pernikahan menjadi ajang simulasi? berawal dari tidak cinta menjadi cinta. Namun harus melalui perpisahan.