Warning!!
Narasi dibawah mengandung adegan Mature, bijak dalam membaca jika belum 18+ Jika membaca di ambil pelajarannya 🙏🏻
.
.
.
.
.
.Jaemin saat ini berada di pub, setelah ia dan beberapa rekan pemegang saham berkumpul untuk bersenang-senang setelah meeting besar-besaran.
"Bukannya itu anak pak Hartadi ya?"
"Yang mana?"
"Itu, perempuan itu yang pakai dress kekurangan bahan"
Lelaki muda para pemegang saham disana tertawa, jiwa muda mereka memang masih membaranya untuk menceritakan hal-hal berbau dewasa.
"Menurut mu bagaimana Jaemin? Si Jisel"
"Hei jangan bertanya seperti itu pada Jaemin, dia sudah memiliki istri dan anak"
"Aku hanya menanyakan pendapat saja"
Jaemin diam dan kembali memakan hidangan yang sudah di siapkan, lalu selang beberapa lama mereka di sediakan minuman berkadar alkohol rendah untuk berjaga-jaga, karena ini perkumpulan para pemegang saham.
"Biasa saja"
"Woaah!"
Semua berseru dengan bersama-sama saat Jaemin menyampaikan pendapatnya. Ada seseorang yang lebih dari pada perempuan itu menurut Jaemin.
"Wahhh tentu saja biasa, cantikan istrimu kan tuan Jaemin?"
Semua yang berada disana menggoda Jaemin, lalu tertawa bersama. Jaemin hanya diam tidak menggubris.
"Ouh iya Jeno, aku dengar istri mu sepupu istri Jaemin? Wah kalian sangat memilik kekuatan jika disatukan"
Lelaki yang sejak tadi hanya diam, merespon pertanyaan temannya.
"Iya, istri ku dan istri Jaemin mereka saudara sepupu"
Saat mereka semua bercengkrama, anak salah satu rekan mereka tadi menghampiri, karena dia akan meneruskan kepemilikan ayahnya kelak, dia mencoba mendekati Jaemin namun segala usahanya tidak di gubris. Lelaki muda yang berada disana sebenarnya cukup risih dengan cara perempuan itu mengambil simpati mereka.
"Aku izin ke toilet sebentar"
Jaemin segera pergi ke toilet, ada yang tidak beres dengan dirinya. Ia berkeringat cukup banyak, dan ia cukup gelisah. Dia membasuh wajahnya agar segar kembali, namun kegelisahan itu cukup kentara panas yang di rasakan Jaemin nyata adanya. Jaemin mendial nomer seseorang.
"Jeno, tolong bilang pada yang lain. Aku... aku pulang karena Jisung baru pulih dari sakitnya"
"Baik, akan aku sampaikan"
"Terimakasih"
Jaemin berjalan keluar toilet dan akan menuju mobil, namun ia terkejut saat ada Jisel perempuan yang sedari tadi membuat dirinya tidak nyaman.
"Tuan Jaemin, anda ingin kemana? Kenapa wajah anda memerah"
Perempuan itu hendak menyentuh lengannya, namun Jaemin mundur.
"Maaf nona Jisel saya harus kembali pulang, karena anak saya sudah menunggu, permisi"
Saat Jaemin akan berjalan lagi
"Tunggu tuan, apa anda butuh tumpangan? Sepertinya anda sedang tidak baik-baik saja"
Perempuan itu berhasil memegang lengan Jaemin, saat Jaemin hampir limbung, namun ia kembali menghempaskan tangan perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Life Simulation | JaemYang
De TodoCerita ini GS Bagaimana jika, sebuah pernikahan menjadi ajang simulasi? berawal dari tidak cinta menjadi cinta. Namun harus melalui perpisahan.