Saat ini Yangyang berada dirumah berdua dengan Jisung. Ibunya sedang tidak dirumah, kakaknya sedang pergi dengan keluarga suaminya yang tinggal disini.
Yangyang memeriksa kening Jisung berkali-kali sudah tiga hari panasnya tidak kunjung mereda, sudah dibawa ke dokter anak dua hari yang lalu tapi panasnya tidak juga reda.
"Nak, Jisung kita ke rumah sakit saja ya, panas kamu tidak reda juga"
Jisung tidak bisa menjawab pertannyaan sang mama, dia merasa kepalanya pusing. Jisung merasa sakit luar biasa.
"Mama sakittt... Jisung gak kuat"
"Iya, kita ke rumah sakit ya sekarang"
Yangyang ingin membawa Jisung namun dia tidak ada kendaraan. Dengan cepat tangannya mendial nomor seseorang.
"Halo"
"Bisa tolong kerumah ibun sekarang?"
"Kenapa?"
"Jisung sakit, sudah beberapa hari panasnya tidak kunjung reda, sudah dibawa ke dokter anak tapi tetap saja tidak reda, dirumah tidak ada siapa-siapa, semua kendaraan dipakai"
"Tunggu disana, beberapa menit lagi aku akan sampai, siapkan barang-barang yang perlu dibawa"
"Ya, terimakasih"
"Tidak perlu terimakasih, Anak kita sedang sakit, Jisung anak ku juga"
Sekitar dua puluh menit, akhirnya yang ditunggu tiba. Jaemin segera mengangkat tubuh panas Jisung yang sudah tidak sadarkan diri, mereka pergi ke rumah sakit terdekat melakukan pemeriksaan, diambil sample darah untuk di cek di lab. Dan langsung dipasang selang infus, karena Jisung kekurangan cairan. Badannya lemas dan panasnya juga tidak mereda.
Dokter anak di rumah sakit itu sudah memberika penjelasan tentang keadaan Jisung yang harus rawat inap dikarenakan Jisung terkena DBD dan Tifus. Pantas saja Jisung begitu lemas dan hampir tidak sadarkan diri.
Saat ini Jisung sudah di pindahkan dibruang vip dirumah sakit itu, Yangyang juga sudah mengabari keluarganya dan mereka akan menyusul nantinya.
Yangyang duduk di pinggir kasur Jisung, anaknya sudah tidur dengan tenang dari sebelumnya ia tidak bisa tidur. Ruam merah mulai bermunculan di kulit Jisung, Yangyang mengelus setiap ruam yang ada, Jisung mengatakan gatal dan panas sebelum terlelap tadi.
Jaemin merebahkan dirinya sementara ditempat tidur khusus untuk penunggu pasien. Ia lelah setelah seharian bekerja di luar kantor, hampir saja terlelap kalau saja ibu Yangyang tidak datang.
"Yangyang"
"Ibun"
"Bagaimana keadaan Jisung? Seharusnya ibun tidak pergi tadi"
"Jisung terkena DBD dan Tifus bun, tidak apa-apa bun, Yangyang meminta bantuan papanya Jisung"
Jaemin yang sedari tadi diam di belakang mereka segera mendekat dan menyalami mertuanya.
"Terimakasih ya Jaemin sudah siaga membawa Jisung"
"Tidak apa bun, Jisung juga anak Jaemin jadi harus siaga kapan pun dibutuhkan"
Terkadang Yangyang tidak bisa kesal seratus persen pada Jaemin, karena bagaimanapun dia bertanggung jawab seluruhnya pada Jisung. Dan hati munyil Yangyang selalu luluh akan hal kecil seperti itu, tidak peduli bahwa Jaemin tidak memiliki perasaan cinta padanya.
"Kakak mu sebentar lagi datang, tadi dia menelpon ibun setelah ibun sampai sini"
"Iya bun"
Berselang berapa menit, keluarga Yangyang berkumpul. Sungchan menangisi sepupunya yang terbaring di kasur rumah sakit, dia tidak tega melihat Jisung. Semua yang berada disana mencoba memberi pengertian bahwa Jisung akan segera pulih setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Life Simulation | JaemYang
LosoweCerita ini GS Bagaimana jika, sebuah pernikahan menjadi ajang simulasi? berawal dari tidak cinta menjadi cinta. Namun harus melalui perpisahan.