Wednesday, PetChu Global, Seoul.
"Morning, ada yang bisa kami bantu?" Seorang perempuan penjaga di tempat penampungan kucing itu menyapanya dengan sopan kala melihat Jennie yang baru saja memasuki tempat itu.
Tetapi, sedetik kemudian penjaga itu menganga karena melihat pemampilan Jennie yang cukup seksi itu.
Wanita itu datang menggunakan tank top crop berwarna putih yang membuat bagian atas payudaranya menyembul ke atas serta bagian perutnya terbuka begitu saja, ia juga menggunakan rok mini ketat yang juga berwarna putih, ketat roknya membuat bokongnya yang sintal serta padat terlihat sangat jelas sekarang.
Jennie tersenyum. "Hai, bisa bantu aku untuk mengadopsi salah satu kucing disini?" Suara Jennie memecahkan lamunan wanita itu.
"E-eoh, tentu bisa, tunggu sebentar."
"Lisa-yaa, tolong bantu eonnie ini, aku akan keluar sebentar, ingin mengantarkan kucing imut ini ke client kita." Sambungnya memanggil satu-satunya sukarwelan yang bekerja di tempat penampungan itu, dia adalah Lalisa Manoban, seorang gadis berusia 18 tahun yang terpaksa mengisi kesibukan liburan kelulusannya dengan menjadi sukarelawan karena ia tidak memiliki teman satu pun di hidupnya, tetapi, di samping itu dia juga melakukannya dengan senang hati karena dia sangat menyukai kucing.
Dia bekerja membantu Kim Jisoo, pemilik dari penampungan hewan tersebut.
"Ne, algesseumnida, Jisoonie." Jawabnya tanpa menoleh.
Jisoo pun tersenyum, mempersilahkan Jennie menghampiri Lalisa yang baru saja selesai menggrooming salah satu kucing di sana, ia sedang berjongkok karena hendak memasukan kembali kucing itu ke dalam kandangnya.
Setelah berhasil memasukan kucing itu ke dalam kandangnya, ia yang masih berjongkok itu akhirnya menoleh ke arah pintu masuk yang dimana ada Jennie masih berdir di depan sana, gadis berusia 18 tahun itu juga menganga, bahkan sepertinya ia akan menjatuhkan air liurnya.
Jisoo hanya tertawa dan menggeleng, ia pun keluar dari tempat itu dan meninggalkan mereka berdua, sementara Jennie yang melihat hal itu menyunggingkan sudut bibirnya dan terlihat nakal, dia sudah tahu bahwa Lalisalah yang akan menjadi mangsanya untuk beberapa waktu ke depan, Jennie berjalan ke arah Lalisa dengan ketukan heels di kakinya, ia membungkuk, sepertinya bermaksud memamerkan belahan payudaranya. "Excuse me, i need your help, can you?" Bisik Jennie dengan seksinya.
Lalisa yang sedang berjongkok itu lantas terhuyung kebelakang sampai terjatuh karena melihat belahan payudara Jennie, dia mengerjapkan kedua matanya berkali-kali lalu beranjak berdiri. "O-oh, apa yang bisa saya bantu?" Kata Lalisa tergugup.
Jennie tertawa. "Sebelumnya, namaku Kim Jennie Ruby Jane." Gumamnya sambil mengulurkan satu tangannya, dengan tangan gemetar Lalisa mencoba mengenggamnya.
"S-saya, Lalisa. Panggil saja Lisa."
"Hm, kalau aku, biasanya orang memanggilku Jennie, tetapi, tergantung tempat dan situasi, terkadang, orang juga akan menyebutku Ruby Jane jika berada di dalam kamar." Jennie menggigit bibir bawahnya sendiri, bermaksud untuk menggoda Lalisa, dan Lalisa menelan ludahnya dengan susah payah, bahkan, sambil mengenggam tangan Lalisa, Jennie mencuri-curi kesempatan, mengelus punggung tangan Lalisa kenggunakan ibu jari tangannya yang membuat Lalisa segera menarik tangannya dan wajahnya sangat memerah, gadis remaja itu berdeham untuk menutupi rasa canggungnya.
"L-lalu, apa yang bisa saya bantu, Mrs.?"
Jennie mengkerutkan dahinya. "Aigoo.. setua itukah penampilanku? Aku belum menikah, jadi, jangan sebut aku Mrs."
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT, GIRL? (GxG JENLISA)
RandomBercerita tentang seorang gadis yang introvert, lalu di pertemukan dengan wanita dewasa yang justru memiliki sikap keterbalikannya, cerita terinspirasi dari sebuah film berjudul "No hard feelings"