The Mansion Of Manoban Family, 19.00 KST.
"Good, aku tahu bahwa kalian akan datang." Suara wanita paruh baya itu langsung terdengar kala kedua kaki Lalisa dan juga Jennie melangkah masuk ke dalam mansion mewah itu.
Lalisa menautkan kedua alisnya bingung. "Oh, maaf. Sepertinya kalian sedang menerima tamu, aku mengajak Jennie datang ke rumah karena untuk menemaniku mengemasi pakaian dan beberapa barang milikku, aku akan segera keluar dari rumah ini, mom, dad." Lalisa menjelaskan, dia masih mengenggam tangan Jennie. "Ayo, babe.. kita ke kamarku." Lanjutnya pada Jennie.
Namun, Jennie terdiam, wajahnya seketika memucat. "Babe, why?" Tanya Lalisa yang menyadari ada keanehan dari kekasihnya itu.
Bibir Jennie mulai bergerak. "E-eomma?" Bisik Jennie pelan.
"Eomma? Apa maksudmu, babe?" Lalisa masih tidak mengerti, ia memasang wajah bingungnya, namun, Lalisa mengikuti arah pandang Jennie yang tertuju dengan wanita yang juga paruh baya seperti ibunya, mereka tengah duduk bersebrangan di ruang tamu. "Itu eomma mu?"
Jennie hanya bisa mengangguk pelan, ibu Jennie tersenyum dan berdiri dari sofanya. "Sudah lama tidak bertemu, Jane. How are you?" Ibunya bergumam sambil berjalan ke arah Jennie dan hendak memeluk Jennie, namun, Jennie menahan tubuh ibunya.
"Apa yang eomma butuhkan? Kenapa ada disini?" Tanya Jennie dingin.
Ibu Lalisa lantas terkekeh. "Bagaimana kau bisa berkencan dengan seseorang yang tidak sopan, Lala? Lihatlah kekasihmu itu, apakah benar bicara dengan seorang ibu seperti itu?" Sarkasnya tajam.
Sementara Jennie menatap raut wajah ibu Lalisa, tatapannya benar-benar kesal kali ini. "Apa yang kalian inginkan? Kenapa ada dia disini?" Tanyanya sekali lagi.
Lalisa mengelus tangan Jennie. "Biar aku yang bicara dengan mommy ku."
"Anni, aku harus bicara dengan mereka." Kata Jennie menolak.
Ibu Jennie memegang kedua bahu Jennie. "Aku hanya ingin mengajakmu pulang bersamaku."
"Apa? Pulang?" Jennie terkekeh hampir tidak percaya dengan ucapan ibunya. "Pulang kemana yang kau maksud?"
Ibu Jennie menarik napasnya. "Rumah kita dahulu, Jane. Sudahlah, bukankah ini yang kau inginkan? Berkumpul lagi bersamaku."
Jennie tertawa kencang, kedua bahunya bahkan bergetar, setelah itu dia menurunkan kedua tangan ibunya yang berada di bahunya. "Apa kelihatannya begitu? Bahkan aku lupa seperti apa isi rumahmu itu, yang aku ingat hanya kenangan pahit yang tidak ingin kuulang." Ucapnya tajam.
Lalisa menatap ibunya. "Mom, apa yang kau rencanakan?" Ucapnya yang sudah jengah.
"Aku hanya ingin mempertemukan ibu dan anak itu." Jawabnya dan Lalisa mengepalkan tangannya, ia hendak menjawab namun, Jennie menahannya.
"Tolong, katakan aku, ada apa semua ini?" Tanya Jennie sekali lagi, nadanya kali ini merendah.
"Jane, semuanya hanya masalalu, kau tidak boleh menganggap semua yang kulakukan salah padamu saat itu, kau tahu aku mengurusmu seorang diri, aku hanya ingin yang terbaik untukmu."
Jennie menaikan kedua alisnya. "Terbaik untukku? Bahkan di saat aku belajar, kau menyuruhku membantu kedai ramenmu itu, aku tidak masalah dan tidak pernah keberatan, tetapi.. apa kau pernah bertanya kondisiku? Lelahnya aku sepulang sekolah seperti apa? Yang kau tahu hanya 'aku harus membantumu mencari uang' begitu, 'kan?" Ucap Jennie yang sudah tersulut emosi.
![](https://img.wattpad.com/cover/361590944-288-k482765.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT, GIRL? (GxG JENLISA)
AcakBercerita tentang seorang gadis yang introvert, lalu di pertemukan dengan wanita dewasa yang justru memiliki sikap keterbalikannya, cerita terinspirasi dari sebuah film berjudul "No hard feelings"