9. That's not what I mean.

1.9K 270 22
                                    

Lalisa POV

Sudah dua minggu lamanya aku dan Kim Jennie tidak bertemu setelah terakhir kami menghabiskan waktu bersama di sebuah bar lalu aku mabuk dan tidak sengaja membawanya ke hotel, tetapi, setelah itu tidak ada yang terjadi karena dia meninggalkanku begitu saja.

Keesokan harinya aku datang ke rumahnya untuk sekedar meminta maaf, dan ternyata, dia baik-baik saja, bahkan, ia berkata bahwa dia sudah melupakan semuanya, dia juga menyuruhku untuk melupakan semua itu, anggap saja itu tidak ada yang terjadi.

Hatiku resah, ya.. pada kenyataannya itulah yang aku rasakan dua minggu belakangan ini karena aku memikirkannya, bukankah seharusnya aku senang dia pergi? Dia tidak menggangguku lagi? Dengan begitu, aku bisa terfokus pada wanita yang sedang berada di hadapanku ini, itu adalah Kim Jisoo.

Ya, sudah satu minggu ini hubunganku dengan Jisoo bahkan cukup dekat dari biasanya dan tidak hanya di tempat penampungan hewan itu, beberapa kali kami menghabiskan waktu bersama di luar, meski sekedar makan siang, makan malam, dan itu cukup baik untukku, seharusnya... tetapi, pada kenyataannya aku selalu merasa gelisah, memikirkan wanita dewasa itu, oh.. God! Ada apa denganku?

"Lalisa, kau mendengarkanku?" Pertanyaan Jisoo mampu membuat pikiranku kembali, aku mengerjap beberapa kali.

"Eoh? Ya, sampai mana tadi perbincangan kita?" Tanyaku dan Jisoo tertawa.

Itulah yang aku suka darinya, dia jarang sekali marah, dia wanita yang cukup penyabar meski usia kita cukup jauh. "Lupakan saja, sepertinya kau tidak enak badan." Katanya yang membuat aku mengangguk-anggukan kepalaku, rasa bersalah mulai muncul karena aku tidak mendengarkan ucapannya sedaritadi.

"Mian, eonnie." Gumamku yang justru membuat Jisoo eonnie tersenyum, lalu dia melirik arloji di tangannya sekilas.

"Uhm, sudah malam, sebaiknya kita pulang, kau harus beristirahat."  Dia hendak beranjak, namun, aku memegang pergelangan tangan kanannya.

"Eonnie, bisakah kita bicara sebentar?"

"Huh? Tentu." Jawabnya sambil duduk kembali.

"Uhm.. begini, kenapa sampai saat ini kamu tidak berkencan dengan seseorang?" Tanyaku gugup, sungguh, aku gugup sekali, tetapi.. bukankah ini kesempatanku untuk mengenal Jisoo lebih dalam?

Jisoo menaikan kedua alisnya, setelah itu dia terkekeh. "Apa aku harus izin denganmu jika aku berkencan dengan seseorang?"

"Ah! Bukan begitu! Jadi.. kau sudah berkencan dengan seseorang?" Sambarku dengan cepat.

Dia tertawa terbahak kali ini lalu setelah itu berdeham. "Aku tidak memiliki waktu untuk berkencan, kau tahu aku bahkan sedang sibuk memikirkan untuk pembangunan baru tempat penampungan hewan liar itu, maka dari itu aku mengajakmu makan malam untuk bicara soal itu, aku ingin meminta pendapat padamu untuk tempat yang cocok selanjutnya, kira-kira menurutmu, dimana?"

Aku menggosok leher belakangku canggung. "Aaa, jadi itu.. maaf, aku tidak fokus."

"Apa yang kamu pikirkan, Lisa-yaa?"

"Wanita itu?"

"Eoh? W-wanita siapa maksudmu?"

Jisoo memukul lembut tanganku. "Wanita seksi si pengadopsi Lily, dia, kan? Kau terlihat tidak fokus semenjak dia tidak pernah datang atau sekedar menghubungimu." Ucapnya sambil menaik turunkan alisku dan itu membuatku reflek tertawa.

Dia lucu, itulah poin pentingnya. "Kenapa kau tahu dia tidak pernah menghubungiku?"

"Jadi, tebakanku benar?" Dia membalikan ucapanku dan aku terkekeh lagi.

INTROVERT, GIRL? (GxG JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang