7. Garden

2.3K 310 31
                                    

Jennie mengerucutkan bibirnya sambil berjalan dengan napas yang terengah dan dahi yang di penuhi keringat. "Lalisa, kamu bilang aku cukup berjalan saja? Sekarang, kenapa memaksaku untuk ikut berlari denganmu?" Gerutu Jennie sebal.

Lalisa terkekeh, ia masih memegang tali yang masih terpasang di tubuh Lily, membiarkan Lily berjalan di depannya. "Aku tidak memaksamu, hanya menyarankan saja bahwa lari pagi itu baik untuk kesehatan." Gumamnya, lalu ia duduk di bangku taman, dia melepaskan tali Lily. "Jangan jauh-jauh, okay? Kembali kesini saat  aku memanggilmu." Sambungnyaberbicara kepada Lily dan membiarkan Lily berjelajah sendiri selama masih dalam pantauannya, Jennie mengehelakan napas, dia juga duduk di sebelah Lalisa.

"Iya, tetapi nadamu seperti memaksaku." Ucap Jennie masih dengan wajah yang menekuk.

Lalisa hanya terkekeh menanggapinya, dia mengeluarkan tumbler dengan warna kesukaannya yaitu warna kuning, melihat hal itu Jennie mengulum senyumannya, Lalisa membuka tutup tumbler nya, Jennie bersiap menerima tumbler itu, namun.. Lalisa justru meneguknya sendiri, dia meminum tanpa menawarkan Jennie yang membuat Jennie mendengus.

"Haish, apa yang kuharapkan dari bocah ini?" Gumamnya sendiri yang masih bisa di dengar oleh Lalisa.

"Why?" Tanya Lalisa yang baru selesai meminum airnya, dia menutupnya kembali lalu menyimpannya ke dalam tas, sedangkan tenggorokan Jennie sudah naik turun melihat air itu.

"Ck, tidak apa!" Jawabnya kesal, wanita bermata kucing itu memilih untuk menatap Lily, dan Lalisa hanya mengangkat kedua bahunya, ia juga menengok ke arah Lily.

"Ah, dia pasti haus!" Seru Lalisa, dia mengeluarkan tumblr nya lagi lalu menuangkan air ke tutup botolnya dan berlari kecil ke arah Lily. "Ayo, minum, my baby." Ucap Lalisa kepada Lily, dia juga mengelus lembut kepala Lily, dan benar saja, Lily minum dengan semangat yang membuat Lalisa tersenyum senang, tetapi, tidak untuk Jennie, ia semakin menatap Lalisa horror.

"Seriuskah, bocah itu?" Geramnya sendiri, Jenniepun bangkit dari kursinya.

"Jennie-ssi, ingin kemana?" Tanya Lalisa ketika menoleh kebelakang dan melihat Jennie berjalan.

"Ingin cari air mancur!"

"Hah, untuk apa?"

"Minum! Aku haus!"

Lalisa tertawa untuk beberapa detik, mungkin ia pikir Jennie hanya main-main, namun, ketika melihat Jennie semakin jauh membuat Lalisa akhirnya terbelalak. "Oh, astaga! Dia haus?" Gumamnya sendiri lalu merapikan tasnya dan mengejar Jennie sambil membawa Lily di gendongannya. "Jennie-ssi, maaf.. apa kau haus?" Tanya Lalisa yang sudah berhasil berada di belakangnya.

"Apa pedulimu?" Jawab Jennie dengan sinis.

"Sorry, aku sungguh tidak paham soal perasaan orang lain, apa yang dia inginkan, apa yang dia rasakan, aku sungguh tidak mengerti, jadi.. cukup katakan saja padaku apa yang kamu inginkan." Ucap Lalisa yang mengeluarkan tumbler nya lalu membuka tutupnya dan menyodorkan untuk Jennie.

Jennie menghela napas. "Tidak masalah, aku hanya sedikit sensitif." Katanya lalu menerima minuman dari Lalisa dan meneguknya.

"U-uhm.. Jennie... tolong jangan di habiskan." Jennie mendelik tajam. "Hahaha, aku hanya bercanda." Ucapnya sambil tertawa agar Jennie tidak marah.

Jennie memutar kedua bola matanya, dan mengembalikan tumbler  yang sudah kosong itu kepada Lalisa, iya.. air itu di teguk habis oleh Jennir dan Lalisa hanya terkekeh lalu menyimpan kembali tumbler itu, keduanya berjalan berdampingan. "Oh ya, jurusan apa yang akan kau ambil nanti setelah masuk kuliah?" Tanya Jennie yang membuat Lalisa menoleh ke arahnya.

INTROVERT, GIRL? (GxG JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang