Yonsei University
Seharusnya Lalisa senang karena dia akan menemukan banyak teman baru di kampusnya, namun, gadis jangkung itu sama sekali tidak menunjukan kebahagiaan di hari pertamanya masuk kuliah.
"Hon, kau baik-baik saja?" Gumam Jennie bertanya untuk memastikan, wanita dewasa yang kini sudah menjadi kekasihnya itu memutuskan untuk mengantar gadis remaja yang ia cintai kini, dia sama sekali tidak keberatan untuk melakukan hal itu meski dia harus bekerja setelah mengantar Lalisa.
Lalisa yang masih duduk di kursi kemudinya itu menekuk wajahnya, menatap Jennie dengan mata sayunya. "Hon, aku takut."
Jennie menarik napasnya dalam-dalam, dia menatap wajah Lalisa dan meraih satu tangan Lalisa lalu mengelusnya dengan lembut. "Apa yang kau takutkan? Seharusnya, ini adalah hari bahagiamu, tidak banyak orang seberuntungmu yang bisa merasakan kuliah, termasuk aku, dan kau harus bersyukur, kau akan mendapat banyak teman di dalam sana." Ucap Jennie mencoba memberi nasihat kepada kekasihnya itu, padahal sebelumnya, Jennie juga sudah melakukan hal yang sama, ia berkali-kali meyakinkan Lalisa bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Lalisa menggigit bibir bawahnya sendiri. "Bolehkah aku tidak kuliah? Kita membangun usaha berdua saja, hon.. bagaimana?" Ucap Lalisa yang membuat Jennie menghembuskan napasnya samar, kepalanya menggeleng setelahnya.
Jennie merubah posisi duduknya menjadi miring, menangkup kedua pipi Lalisa. "Honey, dengarkan aku, usaha bukan hanya memerlukan modal, tetapi juga ilmu, nah, lagi pula, bukankah cita-citamu adalah dokter hewan? Mengapa sekarang jadi pengusaha?" Ujar Jennie.
Lalisa mengehelakan napasnya. "Baiklah, baiklah... aku akan menuruti apa katamu."
Jennie tersenyum. "Kau tidak perlu takut, mereka tidak akan ada yang berani menyakitimu, sungguh, bukankah aku yang seharusnya takut? Bagaimana jika kau menyukai seseorang di dalam sana? Atau.. akan ada seseorang yang akan menyukaimu." Gumam Jennie memgerucutkan bibirnya, Lalisa terkekeh sambil berdecih.
"Omg, Jennie Kim. Kau selalu bisa membuatku tersenyum." Katanya sambil mengambil tas ranselnya lalu menggunakan di sebelah bahunya. "Kalau begitu, sampai bertemu nanti, hati-hati di jalan, tiba dengan selamat, hm? Dan, jangan lupa memberiku pesan ketika sudah tiba." Lanjutnya sambil mengecup pipi Jennie kanan dan kiri serta bibir dengan lembut, ia bersiap untuk turun, namun, Jennie menarik tangan Lalisa.
"Kau belum menjawabnya, bagaimana jika di dalam kau akan menyukai seseorang? Dan bagaimana jika ada seseorang yang menyukaimu?" Ucap Jennie dengan raut wajah khawatir, sekarang.. dia yang terlihat ketakutan.
Lalisa tertawa cukup kencang, dia menatap Jennie dengan tatapan tidak percayanya. "Cukup, kau tahu itu tidak mungkin, aku sudah memilihmu, kau lebih dari apapun, aku mencintaimu." Ucapnya sambil memberi kecupan di bibir Jennie lagi, dan Jennie masih terdiam. "Belum cukupkah jawabanku?"
Jennie menganggukan kepalanya. "Ya, kau terlihat sangat tenang sekarang dan aku khawatir ketenanganmu itu karena kau tidak peduli pada perasaanku."
Lalisa tertawa sekali lagi. "Kau lucu sekali..." Jennie menatap wajah Lalisa datar dan membuat Lalisa akhirnya berhenti tertawa, Jennie benar-benar menatapnya dengan tajam, seolah tatapannya mampu membunuh siapapun sekarang, Lalisa menelan ludahnya dengan susah payah, dia melihat arloji di pergelangan tangannya. "Okay, aku masih memiliki waktu lima belas menit lagi untuk menenangkan bayiku ini...." gumamnya sendiri, dan Jennie yang memdengarnya tidak peduli.
Lalisa meraih kedua tangan Jennie, mengelus lembut punggung tangan Jennie. "Jennie, kau harus tahu, menjadi kekasihmu itu butuh perjuangan yang sangat berat dan aku tidak akan menyia-nyiakan hal itu, kau bertanya bagaimana jika seseorang ada yang menyukaiku di dalam sana? Okay.. aku akan menjawabnya, iya kau benar, aku tidak peduli, tetapi bukan pada perasaanmu, aku tidak peduli kepada perasaan siapapun selain dirimu, siapapun, apa kau mengerti?" Lalisa bahkan menekan kata siapapun nya agar membuat Jennie lebih tenang. "Penduduk di dunia ini ada 8,09 milliar jiwa dan aku tetap memilihmu, memilih Kim Jennie Ruby Jane yang menjadi kekasihku, pasangan hidupku, bukankah seharusnya itu sudah cukup untukmu?" Lanjutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/361590944-288-k482765.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT, GIRL? (GxG JENLISA)
RastgeleBercerita tentang seorang gadis yang introvert, lalu di pertemukan dengan wanita dewasa yang justru memiliki sikap keterbalikannya, cerita terinspirasi dari sebuah film berjudul "No hard feelings"