"Stop, stop! Apa yang kau lakukan pada mobilku, ahjussi?" Kim Jennie memegang kepalanya yang terasa pening, bagaimana, tidak? Dia baru saja melihat mobil kesayangannya itu di angkut oleh seseorang menggunakan truck derek.
"Jeongsonghamnida, aghassi. Tetapi, saya hanya di tugaskan oleh pengadilan untuk menyita aset anda selama anda belum membayar pajak properti anda." Ucap pria paruh baya itu.
"Anniya, ini hanya kesalahan, aku sudah bernegosiasi kepada pihak pengadilan untuk memberi waktu pembayarannya." Jawab Jennie, ia menghampiri pria itu. "Ahjussi, aku mohon, turunkan mobilku, hm? Hanya itu aset yang kumiliki."
Pria paruh baya itu menatap Jennie. "Saya hanya di perintahkan, lebih bagus mereka tidak menyita rumahmu juga."
Jennie lantas memijat pelipisnya. "Ahjussi, mari bicarakan ini lagi, aku hanya seorang driver online, lalu, bagaimana caranya aku bekerja jika tidak ada mobil?"
Ahjussi itu sedikit menunduk. "Sekali lagi maaf, saya hanya di perintahkan, permisi, agasshi." Pria itu pun memasuki truck dereknya dan meninggalkan Jennie begitu saja.
Jennie mengerang kesal sambil meremas rambutnya sendiri menggunakan kedua tangannya, ia pasrah melihat mobil kesayangannya sudah di angkut.
Kim Jennie Ruby Jane, wanita berusia 28 tahun itu bekerja sebagai driver online dan juga penjaga cafe yang terletak di kota Myeongdong, Seoul.
Dari pagi hingga sore, dia berjaga di cafe, di lanjut sore hari sepulang dia dari cafe dia akan menjadi driver online. Hal itu sudah ia lakukan sejak perpisahan kedua orang tuanya.
Kedua orang tuanya sudah berpisah dari usianya 10 tahun dan saat Jennie berusia 18 belas tahun, ia memilih untuk tinggal sendiri di sebuah rumah yang sederhana yang sudah berhasil ia beli menggunakan uang hasil tabungannya selama ia bekerja.
Jennie selalu bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri, namun, bagaimana sekarang? Mobilnya bahkan harus di sita karena dia tidak sanggup membayar pajak properti selama satu tahun.
Setelah mendinginkan kepalanya sejenak, Jennie kembali memasuki rumahnya karena dia harus segera bersiap untuk pergi bekerja.
.
.
.
Cafe sulbing Myeongdong, Seoul
"Morning, Jennie eonnie, ada apa dengan wajahmu, huh?" Sapa Rosé sahabat dekat Jennie yang juga bekerja di cafe tersebut.
Jennie melenguh. "Mobilku di sita oleh pihak perpajakan." Sahutnya dengan wajah yang terlihat menekuk.
Rosé yang sedang mengelap meja bar itu lantas berhenti. "Maksudmu?"
"Iya, seperti yang aku ceritakan waktu itu, Rosie. Aku memiliki hutang pajak dan sekarang, mereka harus menyita salah satu aset milikku." Jawabnya lalu meletakan jinjingnya di belakang.
Rosé mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya, dia terlihat sedang mencari sesuatu. "Ah, eonnie! Semalam, aku melihat iklan di salah satu sosial media, ada keluarga pengusaha kaya raya sedang mencari kekasih untuk putrinya, karena kebetulan, putrinya seorang gay. Dan kau tahu hadiahnya? Mereka akan memberikan satu mobil tesla dan juga uang sebesar lima belas juta won!" Rosè segera berlari ke arah Jennie yang masih tidak mengerti, dia memperlihatkan ponselnya. "Ini iklannya, coba kau baca."
Jennie membacanya dengan dahi yang berkerut.
Manoban family urgently needed!
Di cari seorang gadis yang menjadi kekasih sementara untuk putri saya yang masih berusia 18 tahun yang akan memasuki kuliahnya enam bulan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT, GIRL? (GxG JENLISA)
De TodoBercerita tentang seorang gadis yang introvert, lalu di pertemukan dengan wanita dewasa yang justru memiliki sikap keterbalikannya, cerita terinspirasi dari sebuah film berjudul "No hard feelings"