Lalisa POV
Bahagia, itulah yang sedang kurasakan saat ini, lagi-lagi masih seputar wanita yang usianya lebih dewasa dari diriku.
Kim Jennie, ia benar-benar bisa membuat seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik perutku hanya karena senyumannya.
Memikirkannya saja sudah membuat hidupku bersemangat, jika boleh jujur, ini pertama kalinya aku merasakan hal seperti ini meski aku pernah menyukai seseorang, tetapi.. Jennie berbeda, perasaan ini sangat berbeda, ntah lah.. mungkin memang benar-benar aku jatuh cinta pada dirinya, dan aku sangat menikmatinya meski dia menolak untuk berkencan denganku, namun, mengetahui dia baru saja menggunakan alasan Lily sedang sakit yang padahal dia sedang merindukanku saja sudah cukup untukku dan aku sangat bahagia.
Tidak terasa, pikiranku sudah membawaku tiba di mansion ku, bibirku terus tersenyum kala langkah kakiku membawaku masuk ke dalam mansion ku, bibirku juga terus bersenandung, hatiku benar-benar senang malam ini.
Oh! Dan kurasa, ini waktu yang tepat untuk aku bicara pada ibuku bahwa aku menyukai seseorang dan aku sedang berusaha mendapatkannya agar ibuku tidak perlu repot-repot lagi membayar seseorang untuk dekat denganku.
Kedua mataku mengedar ketik aku baru saja masuk. "Ahjumma, dimana mommy?" Tanyaku ketika melihat maid ku sedang sibuk dengan pekerjaannya.
"Mereka baru saja memasuki kamarnya sepuluh menit yang lalu, agasshi." Aku mengangguk sebagai jawabannya dan berjalan menuju kamar orang tuaku yang masih berada di lantai satu.
Aku sudah berada di depan kamar orang tuaku, haruskah aku bicara sekarang dengan ibuku? Dan, untuk ayahku, apakah dia tidak akan marah? Tiba-tiba saja kepercayaan diriku menurun, sekarang justru, kegelisahan mulai menyelimut perasaanku.
Bagaimana jika ayahku marah?
Bagaimana jika aku mengecewakan mereka?
Bagaimana jika salah satu dari mereka terkena serangan jantung?
Karena jujur saja, menyukai segender adalah hal terberat untuk aku mengakuinya, meski kedua orang tuaku pernah menyinggungku dan mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak keberatan.
Aku harus jujur agar mereka tidak perlu mencemaskan masa depanku lagi, aku memejamkan kedua mataku dan menarik napasku dalam-dalam lalu satu tanganku berada di knop pintu bersiap untuk membukanya, namun.....
"Kurasa, putri kita menginap lagi dengan Jennie, dear." Aku mendengar suara ibuku bicara.
W-what? J-jennie...? Apa aku tidak salah dengar? Aku mencoba menggelengkan kepalaku dan memilih untuk menempelkan satu telingaku ke pintu.
"Wanita itu benar-benar bisa di andalkan, tidak sia-sia kita memberikannya uang dan mobil, kerjanya sangat baik! tetapi jangan sampai putri kita benar-benar menyukainya, bagaimanapun, usia mereka terpaut cukup jauh, tugas dia hanya membuat putri kita mengenal banyak hal tentang dunia luar." Suara ibuku mulai terdengar lagi, seketika jantungku bergedup kencang, aku merasakan tanganku mulai bergetar.
Mobil? A-apa mobil second yang di katakan Jennie itu... bohong? Jennie bohong padaku?
Dan tunggu! Mereka bahkan membayar Jennie hanya untuk mengenalkan aku dengan dunia luar?!
Ya Tuhan!
Apa maksud dari semua ini?
Tidak-tidak, ini tidak bisa di biarkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT, GIRL? (GxG JENLISA)
RandomBercerita tentang seorang gadis yang introvert, lalu di pertemukan dengan wanita dewasa yang justru memiliki sikap keterbalikannya, cerita terinspirasi dari sebuah film berjudul "No hard feelings"