KLIK TANDA BINTANG DI POJOK KIRI BAWAH UNTUK NEXT CHAPTER ☆☆☆☆☆
•••••
Mingles Restaurant, Seoul.
Jennie yang sudah menggunakan dress berwarna purple nan feminim itu terlihat begitu cantik, bukan hanya cantik, Jennie bahkan memiliki aura tersendiri yang selalu bisa membuat orang yang melihat menilai bahwa ia sangat seksi dan menarik, kedua kakinya juga di padukan dengan sepasang heels setinggi 10cm yang juga berwarna purple membuat keseksiannya begitu bertambah.
Kakinya terlihat jenjang dan ramping, dress itu juga terlihat begitu pas di tubuhnya sehingga mencetak jelas bagaimana lekukan tubuh Jennie terutama lekuk pinggangnya yang terlihat begitu dalam.
Wanita itu sudah memiliki janji bersama seseorang, dia terlihat celingak-celinguk saat memasuki restoran mewah itu yang terlihat sangat sepi, bahkan tidak ada satu pengunjung pun terlihat di dalamnya. "Ms. Kim?" Tubuhnya sedikit tersentak saat salah satu pelayan restoran tersebut secara tiba-tiba menghampirinya.
"Ahh, ya." Jawab Jennie sambil tersenyum.
"Mari, anda sudah di tunggu dengan Mrs. Manoban di lantai dua." Gumamnya dengan sopan sambil membawa Jennie menuju ke lantai dua dan Jennie mengikutinya dari belakang.
VVIP ROOM.
Jennie sekilas membaca tulisan di depan pintu besar yang terbuat dari kayu tersebut sebelum akhirnya dia memasuki ruangan itu, ruangan yang private sambil di temani music jazz di dalamnya, hanya ada dua orang sepasang paruh baya di dalamnya yang sudah menyambutnya dengan menggunakan pakaian formal mereka yang serba hitam, Jennie meringis menyesal karena dia malah menggunakan dress dengan warna yang cukup mencolok, tetapi sedetik kemudian dia mencoba untuk tersenyum lalu membungkuk sopan. "Annyeonghaseo, Mrs. Manoban." Sapanya dengan sopan, iya. Malam ini, Jennie mendapatkan undangan untuk makan malam dengan Tuan dan Nyonya Manoban, tentu saja tidak mengajak Lalisa di dalamnya.
"Selamat malam, Jennie-ssi." Balas keduanya.
"Silahkan, duduk." Ucap Tuan Manoban mempersilahkan, Jennie berdeham untuk menutupi rasa canggungnya dan duduk di atas kursi yang berhadapan dengan orang tua tersebut.
"Tidak perlu khawatir dengan pakaianmu, kau terlihat cantik dan seksi, seperti selera putri kami." Celetuk Nyonya Manoban karena melihat bagaimana canggungnya wanita dewasa itu yang selalu melirik pakaiannya sendiri.
Jennie terkekeh mengulum bibirnya. "Terima kasih."
"Kau seperti orang yang berbeda saat pertama kali bertemu untuk melamar, kemana perginya Jennie yang penuh percaya diri hari itu?" Ucap Nyonya Manoban.
"Uhm, maaf.. Suasana yang private ini mungkin mempengaruhiku." Sahut Jennie.
Tuan Manoban mendecak. "Sudahku bilang, dear. Sebaiknya kita bertemu di bar tadi." Jennie terbelalak mendengar ucapan pria paruh baya itu dan di susul dengan kedua orang tua itu tertawa. "Aku hanya bercanda, Jennie-ssi. Kenapa tegang sekali?"
Jennie tertawa setelah itu untuk ikut mencairkan suasana.
"Jadi, bagaimana? Apakah kau sudah berhasil mendekati putri kami?" Tanya Tuan Manoban penasaran, sang istri berusaha menyenggol lengan suaminya.
"Kita sudah berjanji untuk bahas nanti sesudah makan, dear.."
"Maaf, Jennie-ssi. Suamiku mungkin terdengar sangat tidak sabar, lebih baik kita makan dahulu, apa yang ingin kau makan?" Sambung Nyonya Manoban dengan lembut.
![](https://img.wattpad.com/cover/361590944-288-k482765.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT, GIRL? (GxG JENLISA)
RandomBercerita tentang seorang gadis yang introvert, lalu di pertemukan dengan wanita dewasa yang justru memiliki sikap keterbalikannya, cerita terinspirasi dari sebuah film berjudul "No hard feelings"