C3

2K 109 0
                                    

Hari ke-8 di atas kapal pesiar, Wonwoo merasa malas setelah beberapa hari penuh aktivitas. Di dalam kabinnya yang mewah, ia duduk santai di kursi besar, memikirkan cara baru untuk memainkan emosi Mingyu.

Sambil tersenyum licik, Wonwoo memanggil Mingyu yang berdiri di ambang pintu. "Mingyu, masuklah. Ayo bersenang-senang sebentar."

Mingyu memasuki kabin dengan penuh kewaspadaan, tahu bahwa setiap permintaan Wonwoo bisa menjadi kejutan. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"

Wonwoo dengan santainya mengangkat sehelai kertas dan pensil dari meja sampingnya. "Ayo, Mingyu. Sini, duduklah di sini," ucapnya sambil menunjuk kursi di depannya.

Mingyu yang bingung menurut dan duduk di depan Wonwoo. "Apa yang Tuan inginkan?" tanyanya dengan rasa penasaran.

Wonwoo hanya tersenyum misterius. "Aku ingin kau menggambarku, Mingyu. Apa itu tidak menarik?"

Mingyu, yang tidak terbiasa dengan permintaan seperti itu, menatap Wonwoo dengan heran. "Menggambar, Tuan?"

Wonwoo mengangguk. "Ya, tapi tentu saja dengan sedikit sentuhan pribadi. Apa kau sanggup melakukan itu untukku, Mingyu?"

Mingyu menelan ludah, merasa sedikit canggung dengan permintaan Wonwoo yang tak terduga ini. "Tentu, Tuan. Saya akan mencoba yang terbaik."

Wonwoo dengan senyum misterius menyodorkan pensil dan kertas pada Mingyu. "Mulailah. Ingat, gambar ini harus mencerminkan keindahan sejati, ya?"

Sementara Mingyu mencoba untuk berkonsentrasi pada gambar yang sedang digambar, Wonwoo dengan liciknya memulai permainan flirtsnya. "Apakah kamu tahu, Mingyu, bahwa matahari terbit di atas lautan ini begitu memesona seperti senyumanmu?"

Mingyu, yang mencoba untuk tetap fokus pada gambar, hanya bisa mengangguk dan menjawab, "Tuan, saya akan mencoba sebaik mungkin."

Wonwoo tidak berhenti di situ. "Dan warna Oren di langit ini, seperti warna kulitmu yang menyegarkan."

Mingyu merasa semakin kesulitan menggambar dengan baik sementara Wonwoo terus memuji keindahan alam sekitar dengan menggunakan analogi ke kecantikan Mingyu.

"Tuan, mungkin kita seharusnya berbicara tentang subjek lain," usul Mingyu, merasa sedikit terganggu dengan permainan flirts yang terus berlanjut.

Wonwoo hanya tertawa ringan. "Ah, Mingyu, mengapa begitu serius? Ini hanya permainan."

Mingyu menyelesaikan gambar dengan penuh usaha, tetapi setiap kali ia mencoba untuk fokus, Wonwoo dengan sengaja mengalihkan pembicaraan dengan komentar merayu.

"Selesai," ujar Mingyu akhirnya, menunjukkan gambar tersebut pada Wonwoo.

Wonwoo meraih gambar itu dan memperhatikannya dengan serius. "Hmm, sepertinya kurang sesuatu. Apa kau tidak merasa ada yang kurang, Mingyu?"

Mingyu merasa semakin canggung, tidak yakin bagaimana harus menjawab pertanyaan Wonwoo yang tak pernah habis. "Maafkan saya jika tidak sesuai ekspektasi, Tuan."

Wonwoo hanya tersenyum puas. "Oh, Mingyu, tidak ada yang perlu dimaafkan. Aku hanya merasa perlu memberimu tantangan baru. Kita harus tetap menarik di atas kapal ini, bukan?" Mingyu mengangguk, masih mencoba mencerna kejadian yang tak terduga ini.

"Mingyu, aku punya ide. Mengapa kita tidak membuat sesuatu yang berbeda hari ini?"

Mingyu yang selalu setia, menjawab, "Apa yang bisa saya lakukan untukmu, Tuan?"

Wonwoo tersenyum misterius dan menyodorkan pensil dan kertas ke Mingyu. "Mingyu, bagaimana jika kamu menggambarku?"

Mingyu mengangguk, merasa ini adalah permintaan yang wajar. Namun, Wonwoo punya rencana lain.

DESERTER [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang