C6

1K 63 0
                                    

Sesaat setelah pelukan yang penuh kenyamanan, Mingyu segera memeriksa tubuh Wonwoo dengan cermat. Matanya yang penuh perhatian menjelajahi setiap bagian tubuh Wonwoo, memastikan bahwa tidak ada luka serius atau cedera yang terlewatkan.

Ketika pandangan Mingyu menyentuh wajah Wonwoo, ia melihat adanya luka di bagian pipi. Meski luka tersebut terlihat cukup kecil, namun Mingyu merasa kekhawatiran yang mendalam. Ia meraih sebotol air dari salah satu tas darurat dan menyeka lembut darah di wajah Wonwoo, berusaha meredakan rasa sakit dan memastikan keadaan Wonwoo tetap terkendali.

Sementara itu, Wonwoo dengan bijak menyadari bahwa kondisinya tidak bisa menjadi distraksi bagi Mingyu. Dengan tekad dan ketenangan, Wonwoo memutuskan untuk mengalihkan perhatian Mingyu ke tugas yang lebih mendesak, yaitu mengamankan lifeboat untuk keduanya.

Wonwoo, meski merasakan nyeri di wajahnya, berbicara dengan tenang kepada Mingyu, "Mingyu, fokuslah pada menyelamatkan kita. Ambil lifeboat untuk kita berdua." Wonwoo memastikan agar kata-katanya terdengar tegas dan memotivasi Mingyu untuk bertindak.

Mingyu, meskipun masih penuh kekhawatiran terhadap Wonwoo, mengangguk setuju. Dia melihat sekilas ke arah luka di wajah Wonwoo sebelum memberikan senyuman meyakinkan, menegaskan bahwa dia akan menyelesaikan tugas yang diberikan Wonwoo dengan penuh dedikasi.

Wonwoo memberikan senyuman menghibur, mengisyaratkan bahwa dia baik-baik saja. Dengan kepercayaan yang dipancarkan oleh Wonwoo, Mingyu melangkah maju menuju lifeboat, berusaha menemukan satu yang dapat mereka gunakan untuk meninggalkan kapal yang semakin miring itu.

Saat Mingyu sibuk mengurus lifeboat, Wonwoo melihat sekelilingnya dan mencari cara untuk membantu dalam situasi ini. Dalam keadaan darurat seperti ini, keduanya bekerja sama untuk melawan badai yang tak terduga, menciptakan ikatan yang semakin erat di antara mereka.

Dalam momen yang mendebarkan, Wonwoo dengan cepat meraih barang-barang yang menurutnya penting di sekitarnya. Dia memilih dengan cepat, memastikan untuk membawa benda-benda yang mungkin berguna untuk bertahan hidup nanti.

Wonwoo menemukan sebuah tas darurat dan dengan cepat memasukkan barang-barang yang berhasil dikumpulkannya. Kepalanya tetap tenang, meskipun adrenalin berkecamuk di dalam tubuhnya. Sambil merenung sejenak, dia memastikan bahwa barang-barang tersebut bisa menjadi sumber daya berharga di tengah kondisi darurat yang mereka hadapi.

Setelah mengisi tas dengan barang-barang yang dianggapnya penting, Wonwoo bergerak cepat menuju tempat Mingyu berada. Kapal lifeboat sudah terisi sebagian besar, dan Mingyu sedang sibuk berjuang untuk mendapatkan tempat bagi mereka berdua.

Ketika Wonwoo kembali mendekati Mingyu, dia dengan hati-hati menempatkan tas darurat di dalam lifeboat yang sekarang menjadi satu-satunya kesempatan mereka untuk selamat. Pandangannya bertemu dengan Mingyu, dan mereka saling bertukar tatapan penuh makna.

Mingyu, yang sudah berada dalam mode bertahan hidup, tidak lagi mempedulikan orang-orang di sekitarnya. Dengan tegas dan tanpa ragu, Mingyu mendorong dirinya dan Wonwoo masuk ke dalam lifeboat yang sempit, tidak memperdulikan lagi siapa pun yang mungkin bersaing dengan mereka.

Pada saat terakhir sebelum lifeboat itu terjatuh ke dalam ombak yang ganas, Wonwoo merasakan kehadiran Mingyu di sisinya dan menggenggam tangan Mingyu dengan erat. Dengan satu dorongan terakhir, lifeboat itu terlepas dari kapal yang semakin miring dan terjun bebas ke dalam lautan yang gelap dan penuh ketidakpastian.

***

Lifeboat tersebut dilengkapi dengan penutup yang rapat sehingga air laut tidak dapat masuk ke dalamnya. Desain tersebut bertujuan untuk melindungi penumpang dari gelombang besar, hujan, atau kondisi cuaca buruk lainnya. Penutup ini juga berfungsi sebagai lapisan perlindungan ekstra, menjaga suhu di dalam lifeboat agar tetap hangat dan menghindari kontak langsung dengan elemen eksternal yang mungkin membahayakan.

DESERTER [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang