24

2.2K 155 30
                                    

Freen bergegas melajukan kendaraannya menuju kearah tempat yang terlihat sangat amat sepi. Entah mengapa pikirannya sekarang sangat kacau.

Saat telah sampai ditempat tujuannya, ia segera menepikan kendaraannya dihalaman depan bangunan yang terlihat tua disana. Ia turun dari kendaraannya dan berjalan menuju bangunan tersebut, bangunan yang didirikan ditengah hutan dan disana dikelilingi banyak sekali penjaga.

" Selamat datang nona. " Ucap salah satu penjaga yang sedang bertugas disana dengan menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat kepada sang atasan.

Ia hanya membalas ucapan tersebut dengan sebuah senyum tipis yang khas miliknya sebelum berjalan memasuki bangunan yang terlihat usang tersebut.

Saat telah sampai memasuki ruangan tersebut, terlihatlah seseorang yang telah menunggunya sedari tadi. Ia segera berlalu mendekat pada seorang wanita yang berdiri disana dengan muka yang sedikit kesal.

" Apakah lama? " Tanyanya pada sang wanita yang sekarang berada tepat didepannya.

" Sangat. " Jawab sang wanita itu dan kembali duduk ditempat yang sudah tersedia disana.

" Freen... Aku sangat merindukanmu.... " Ucap wanita itu kembali sebelum ia memeluk freen dengan erat.

Freen yang merasakan seseorang memeluknya secara sepihak akhirnya melepaskan pelukan tersebut dan menatap dalam dalam wajah wanita itu.

" Sudah berapa kali ku bilang prim? Kita hanya sebuah partner. Tak lebih. " Ucapnya dengan muka malasnya dan perlahan menjauh dari sana.

Namun aku menganggapmu lebih freen...

" Tapi ... " Baru saja ingin melanjutkan katanya, freen segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kesalah satu ruangan yang terlihat disana. Ia segera membuka pintu ruangan tersebut dan terlihatlah seorang wanita disana. Dia adalah friend, Wanita yang berani menyentuh miliknya.

Disana terlihat wanita itu masih dengan tubuh yang penuh dengan luka, sepertinya ia memang selalu dipukuli selama disini. Dan sekarang wanita itu terbaring lemah diranjang yang berada disana.

Freen mendekati wanita itu dan tersenyum bak orang kesenangan. Ia melihat dalam dalam wajah wanita itu dan tangannya kembali mengepal ingin segera melemparkan pukulan kearah wanita itu. Namun ia menahan.

" Apakah dia sudah diberi makan? " Tanyanya kepada salah satu penjaga disana dan penjaga tersebut menjawab sudah dengan muka yang ditundukkan.

" Bagus. " Ucapnya kemudian dan kembali memperhatikan wajah wanita itu.

Tak berlansung lama ia melihat pergerakan dari wanita itu, sepertinya ia sudah sadar sekarang.

" F-freen? " Ucap wanita itu dengan tatapan nanar kearah freen. Ia mengepalkan tinjunya saat mengingat ia dihajar habis habisan oleh wanita itu.

" Hai. Bagaimana kabarmu? Apakah sudah siap untuk diberi pukulan kembali? " Tanyanya dengan enteng dan beranjak dari duduknya mengambilkan sesuatu yang berada dimeja yang tak jauh dari sana.

Wanita itu hanya menatap tajam kearah freen tanpa memjawab perkataan yang ia lontarkan beberapa saat lalu. Apa yang akan wanita itu lakukan padanya? ia juga tak tahu.

Ia tak mengira jika freen tidak main main dengan ancamannya, hanya karena menyentuh rebecca ia berujung menjadi seperti ini... Namun friend tak pernah menyesal telah menyentuh rebecca karena menurutnya rebecca tak pantas untuk freen.

" Jika seseorang bertanya, Dijawab. " Ucapnya kembali dan mendekat kearah wanita itu lagi.

" Jika aku tak mau? " Tanyanya.

Tahanan ( Freenbecky ) On goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang