Cerita ini hanya fiksi, dan apabila ada kesamaan nama, tempat, tanggal lahir maupun apapun. Saya sebagai penulis memohon maaf.
Bahwa cerita ini ditulis berdasarkan pengetahuan saya agar dapat mengasah otak para pembaca dengan berbagai sudut pandang manapun. Tetap solid dan jangan semangat eh eh jangan putus asa ya.
Jangan lupa pilih vote dan komen
agar kita tetap menjalin hubungan dengan baik.
Happy Reading orang-orang baik🐣
~~~Pagi hari suara kicauan burung yang beterbangan dengan sejuknya udara yang sangat segar untuk dihirup.
"Assalamu'alaikum Bu zana" Sapa warga yang sangat ramah.
"Wa'alaikumussalam ibu-ibu" Senyuman zana yang terpancar indah menuju sekolah mengajar yang berlokasi di panti asuhan Almadani
Disekolah Almadani~~
Banyak anak-anak yang berlarian, sangat gembira bisa belajar supaya mewujudkan generasi muda yang cerdas akan masa depan.
"Assalamu'alaikum adik-adik" Sapaan zana pada siswanya yang sangat menyambut zana dengan senang.
"Wa'alaikumussalam kak zana"
"Yeyy kak zana dah datang"
"Aku seneng banget, gak sabar mau belajar" Para siswa sangat antusias untuk belajar dengan giat.
~~~~
Razaena Arfiansyi biasa dipanggil dengan sebutan zana yang sedang berusia 23 tahun, kesehariannya setelah lulus dari pesantren adalah menjadi seorang guru untuk Anak-anak panti. Zana mengajar bersama dengan sahabat kecilnya yang berbeda usia 2 tahun bernama Syifa Annaisya. Sekolah almadani dan panti asuhan almadani yang bertempat di desa kebun asri. Panti asuhan diberi nama almadani yang dulu diurus oleh kakek dan nenek zana. Sekarang panti asuhan dipimpin oleh abah salman dan di urus oleh Bibi Mia sekaligus adik dari abahnya zana.
"Ra" Panggil seorang yang sedari tadi mengawasi zana di ruang guru.
"Hmm"
"Isshh Razaena bestie aku yang paling cantik, bisa tidak jangan cuek-cuek" Omelan syifa yang membuat zana tertawa kecil di hadapannya.
"Kenapa syif, aku lagi fokus lihat hasil belajarnya anak-anak"
"Iya deh iya maaf ganggu" .
Syifa berdiri beranjak dari kursi melihat perlengkapan sekolah yang sebagian sudah tidak layak dipakai."Zan, ini ada beberapa perlengkapan yang udah tidak layak dipakai, ohh ya besok kan libur gimana kalau kita belanja ke kota, ayo zana aku dah lama gak ke kota" Syifa mendekat ke arah zana yang terkejut atas sikapnya Syifa seperti Anak-anak merengek pada ibunya.
"Iya besok syif" Ujar zana membuat Syifa kegirangan langsung memeluk zana.
"Terimakasih bestie aku yang paling baik sedunia, makin sayang deh"
Syifa memeluk zana sangat erat sampai membuat zana susah nafas."Aww Syifa aku gak bisa nafas"
Sekolah Almadani yang hanya terdiri 2 kelas karena Anak-anak bisa mulai belajar dari umur 3 tahun keatas. Sekolah tempat zana mengajar adalah peninggalan kakeknya 5 tahun lalu. Baru bisa difungsikan setelah cucu kesayangannya selesai sekolah. Siswa almadani terdiri 15 anak yang wajib untuk belajar.
"Assalamu'alaikum abah" Zana masuk ke dalam rumah yang bangunannya sederhana tetapi sangat nyaman dengan dihiasai taman di depan rumah.
"Wa'alaikumussalam anak abah sudah pulang"
Zana menyalami tangan abah."Abah sudah makan?" Dibalas anggukan dengan senyuman khas dari abah nya.
"Sudah nak, kamu pasti belum makan, makan dulu ya jangan sampai sakit abah tidak mau melihat anak abah ini sakit nanti siapa yang ngurus almadani" Pesan abahnya yang dibalas zana dengan senyuman dan anggukan sambil memeluk abah.
Zana adalah anak piatu yang sudah di tinggal uminya 3 tahun lalu, saat ini hanya tinggal berdua dengan abahnya yaitu abah Salman yang sangat dihormati oleh warga di desa.
"Astaghfirullah, Kalau jalan jangan mainan HP" Teriakan syifa membuat seorang di depannya memandang tidak suka.
"Cewe hijab tapi mulutnya tajam" Ujar perempuan di depannya yang memegang barang belanjaannya.
Syifa tidak Terima dikata-katain "anda itu sadar tidak, liat penampilan anda yang tidak mencerminkan seorang perempuan" Ujar syifa sambil memandang perempuan di depannya.
"Asal lu tau, ini model kekinian bukan norak kayak lu"
Mereka beradu mulut di depan mall swalayan yang membuat zana mencari keberadaan sahabatnya.
Zana dan syifa pergi ke kota untuk membeli perlengkapan almadani.
Zana selesai membayar belanjaannya kemudian mencari syifa yang tiba-tiba hilang."Aduhhh" Mau menyusul syifa yang sedang mengobrol dengan seorang perempuan. Zana tidak sengaja menabrak seorang pria.
"Maaf saya tidak sengaja" Zana mengambil barang-barangnya yang terjatuh lalu pergi tanpa menatap sosok pria itu.
"Cantik" Gumamnya seorang pria yang ditabrak zana.
"Syif, kenapa?" Tanya zana menghampiri syifa yang jelas terlihat sangat kesal.
"Lihat zana, udah nabrak gak minta maaf"
Dengan memperlihatkan barang yang syifa bawa sedikit kotor.
"Gue gak salah ya"
"Anak kota gak punya sopan santun" Syifa semakin kesal akibat perempuan itu.
"Udah syif" Zana mencoba menenangkan Syifa.
"Eee kalau begitu kami minta maaf kak, ayo syif pulang, assalamu'alaikum" Zan menarik lengan Syifa untuk beranjak pergi.
"Perempuan gatau diri" Perempuan itu bergumam sendiri.
"Ada apa ra?" Tanya pria yang memperhatikan sedari tadi.
"Kak Ray, itu tadi ada perempuan ngomel-ngomel gak jelas" Protesnya membuat pria di dekatnya bergumam "astaghfirullah ra, istighfar
~~~
Gimana ceritanya?
Maaf kalau masih typo
Jangan lupa follow dan vote ya,
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZAENA
Teen FictionRazaena (Takdir yang kuterima). Seorang gadis desa lulusan dari pesantren dalam kesehariannya hanya mengajar anak-anak panti. "Abah yakin ingin zana menikah?" "Tapi bagaimana dengan abah, siapa yang merawat abah apabila zana menikah" Razaena Arfi...