Manusia perlu belajar dalam menahan keadaan yang akan menjerumus keburukan, apabila tidak mampu menahannya akan mudah masuk kedalam perangkap penuh kemaksiatan.
Happy Reading orang-orang baik🐣
~~~~
Sebelum berangkat ke butik yang bertempat di kota, zana mengingat pasti keramaian kota yang sangat berisik membuat zana harus memakai masker karena banyak polusi yang berterbangan di seluruh jalanan.
Seorang perempuan yang berdiri di depan rumah bangunan sederhana sedang menunggu seseorang mengambil sepasang helm untuk dipakai saat mengendarai motor.
"Dara pakai ini ya" Zana menyodorkan helm ke dara.
Anak kota seperti dara hanya bisa bengong melihat helm yang dia pegang.
"Ini gimana cara pakainya" Dara kebingungan mencoba pakai helm tapi tidak mengerti caranya.
Salman menghampiri anaknya ke depan rumah dengan membawa segelas cangkir teh sambil duduk di teras depan rumah. Melihat anak dari temannya seperti kebingungan dengan helm yang dipegangnya.
"Abah, zana mau ke butik tadi tante nida ngabari kita untuk kesana" Zana menyalami abahnya yang sedikit menahan tawa pada adara.
"Nak dara kenapa helmnya tidak dipakai?" Tanya salman.
Zana fokus pada motornya untuk segera dia tumpangi.
"Eeemm.. Ini adara bingung pakai helmnya" Ujar adara membuat salman ketawa..
"Astaghfirullah dara, kenapa tidak bilang sama aku" Ucap zana langsung menghampiri dara untuk dibantu memakai helm.
"Zana kamu yang kurang peka aja" Sahut salman pada zana.
~~~~
Mengendarai motor dengan kecepatan sedang sambil menikmati suasana terik matahari di kota berdua. Adara yang tengah berpegangan tangan di dipinggang zana karena belum terbiasa menaiki motor selama hidupnya.
"Kak zana, sering naik motor sampai kota ya?" Tanya adara tepat ditelinga zana yang tertutup oleh helmnya.
"Apa ra, kamu ngomong apa" Teriak zana yang mendengar samar-samar suara dara.
"Gapapa kak, kak zana fokus nyetir aja" Dibalas dara dengan suara yang cukup terdengar oleh zana.
Di lampu merah yang sangat panas membuat dara berkeringat melihat kanan kiri yang terdapat mobil dan motor berhenti. Adara menghela nafas dan bergumam sendiri
"bajuku bau gak ya" Lirih dara sambil mencium baju yang dipakai.
Melihat sekeliling dara seperti melihat mobil yang tidak asing
"itu kan mobilnya kak ray, dia mau kemana, kan tadi di rumah sakit" Lirih dara sambil melirik mobil yang berada di ujung tetapi masih terlihat jelas.
"Kak ray, sama siapa?" Dara melihat sosok raygan bersama seorang perempuan di dalam mobilnya.
Lampu merah berganti menjadi hijau semua kendaraan berjalan, zana telah fokus untuk menyetir tiba-tiba motor yang ia kendarai mogok di pinggir jalan.
"Kak motornya kenapa?" Tanya adara turun dari motor.
Zana sedang berusaha menyalakan motornya tapi nihil tidak bisa alhasil mogok.
"Sebentar lagi mau sampai butik kak, tapi malah mogok" Ocehan dara sambil duduk di tepi jalan yang terdapat baru besar cocok untuk tempat duduk.
"Namanya juga cobaan ra, atau kamu tau bengkel sekitar sini gk ra?" Tanya zana.
Adara melihat sekitar seperti tidak ada toko ataupun bengkel yang buka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZAENA
Teen FictionRazaena (Takdir yang kuterima). Seorang gadis desa lulusan dari pesantren dalam kesehariannya hanya mengajar anak-anak panti. "Abah yakin ingin zana menikah?" "Tapi bagaimana dengan abah, siapa yang merawat abah apabila zana menikah" Razaena Arfi...