Motor Lisa berhenti di depan
bangunan tua, dari luar tampak gelap tapi
terlihat ada cahaya di dalamnya. Lisa
turun, ia berjalan tanpa ragu mendobrak
pintu hingga menimbulkan bunyi nyaring.
Orang-orang di dalamnya terperanjat kaget
Dan menoleh ke arah pintu melihat kedatangan Lisa."Cari mati tuh anak gumam salah seorang.
"Siapa?" tanya teman di sebelahnya.
"Temannya rose."
"Wow, coba lihat siapa yang datang?
Kita kedatangan tamu tak diundang
Hahahha!" seru salah seorang yang Lisa
yakini pentolan dari geng itu. Geng gak
jelas yang membuat temannya babak
belur sampai masuk rumah sakit."Gak usah banyak bacot lo!" Ucap Lisa
mengeraskan rahangnya, matanya
yang hitam menatap tajam cowok itu.
Kedua tangan Lisa pun terkepal erat, siap
menghantamkan tinjunya ke rahang
lawannya."Santai Bro, tenang aja kita semua
punya banyak waktu buat ladenin lo hahha..!!." Cowok itu tersenyum miring."Mana yang namanya kai ( Kim Jong- in) !" bentak Lisa, nada suaranya yang dingin
terdengar menantang."Gue, kenapa?" Seorang cowok
berambut merah menyala maju ke depan,
ia sudah akan menerjang Lisa tapi orang
tadi menahannya. "D.O!" hardik Kai tak terima."Selow Bro. Biar gue yang hadapi. Oke."
D.o melangkah maju menhampiri Lisa."Mending lo pergi, sebelum lo babak
belur kayak teman loh itu ."peringatan D.O sesekali menepuk bahu Lisa yang
langsung ditepis."Gak, sebelum gue seret temen lo
ke neraka!" sarkas Lisa tanpa gentar
sedikit pun meski dirinya kalah jumlah.
Lisa hanya sendiri, sementara lawannya ada di kandang sekitar dua puluhan."Oke, lo yang minta cara ini." D.O merenggengkan tangan dan lehernya sampai menimbulkan bunyi patahan, hingga mereka mulai pertarungan antara Lisa dan D.O tak terelakkan.
Lisa berhasil merobohkan pertahanan
D.O, ia langsung menerjang dan
menduduki tubuh D.O. Memberikan
pukulan-pukulan di wajahnya sampai
cowok itu kewalahan melawan Lisa.Kai yang melihat D.O nyaris
sekarat langsung menerjang Lisa,
Lagi-lagi Lisa berhasil membuat Kai
tak sadarkan diri, tapi ia lupa jika lawannya masih tersisa banyak.*****
Sedangkan di sisi Jennie masih terjaga padahal waktu sudah menunjukkan jam tiga pagi. Matanya sama sekali tak bisa dipejamkan, setiap kali Jennie memaksakan selalu muncul bayangan-bayang Lisa di kepalanya.
Kata-kata Lisa waktu di taman terus terngiang jelas di kepalanya, tatapan Lisa yang sendu tak mampu Jennie tepis dari kepalanya. Entah kenapa sikap Lisa berubah tidak seperti sebelum-sebelumnya yang terkesan dingin dan menyeramkan.
"Kenapa lo harus peduli sama gue? Gue bukan sodara lo, bukan temen lo. Gue cuma orang lain! Harusnya lo gak perlu peduli, bahkan bokap gue saja gak peduli sama gue! Lalu kenapa lo peduli?!" Tangisan Jennie semakin kencang, ia sesegukan menyeka air matanya yang
terus keluar tanpa bisa dicegah."Gimana gue bisa gak peduli sama lo,
kalau lo satu-satunya orang yang menarik
perhatian gue." Tangis Jennie seketika
terhenti, ia terdiam terbius oleh tatapan
sendu Lisa serta hangat tangan yang
menangkup pipinya."Gimana gue bisa pura-pura gak lihat lo, sementara mata gue terus tertuju ke lo. Seolah lo itu magnet buat gue, di mana pun lo berada hanya perlu sekali lihat gue langsung bisa ngenalin lo." Bibir Jennie kelu, ucapan Lisa membuatnya tak berkutik. Ini terlalu tiba-tiba dan mengejutkannya. Jennie terkesiap ketika Lisa mengusap bawah matanya, menyeka sisa air mata di pelupuk mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jennie Kim as NiNi
Teen FictionLuka masa kecilnya membentuk kepribadian Jennie menjadi tertutup dan dingin, Trauma akan kematian ibunya membuat Jennie membenci semua laki-laki termasuk ayahnya. Namun semua berubah ketika Jennie pindah ke sekolah barunya, ia bertemu dengan lelaki...