Bara baru saja tiba, ia segera masuk ke
rumah sehun. Di dalam banyak anggota
gengnya yang sedang bermain bilyard,
namun tak ada Sehun di sana. Taehyung pun naik ke lantai satu dan menemukan
Sehun berada di balkon. Cowok itu
sedang berdiri menatap langit, sambil
menyebulkan asap rokok ke udara."Gimana?" tanya Sehun ketika
mendengar suara langkah kaki mendekat,
tanpa perlu menoleh pun sehun tahu
kalau itu sudah pasti taehyung. Taehyung berhenti di samping sehun, ia menghela napasnya sejenak, kemudiannmenatap sehun lekat-lekat."Kayanya lo musti berhenti sampai di sini aja."sehun seketika menoleh, menaikkan
sebelah alisnya. Bara mengembuskan
napas kasar, bingung harus menjelaskan
dari mana. Tapi yang jelas situasinya
sangat buruk saat ini."Ini gak seperti yang lo pikirin, Jennie ...
lo tahu? Dia bukan orang sembarangan,"
terang taehyung. Sehun menyesap kembali rokoknya, memalingkan wajahnya ke depan."Gue tahu' ucapnya.
"Tahu apa?" Taehyung mengernyit.
"Ayolah, gue serius. Lo tahu apa yang tadi gue lihat? Bahkan gue masih merinding
sampai sekarang." Taehyung bergidik mengingat kejadian tadi di klinik."Emangnya apa yang terjadi?" Kini
Sehun memfokuskan perhatiannya ke
Taehyung, Taehyung berdehem, sebelum mulai bercerita."Jadi sesuai perintah lo, gue awasi mereka sampai selesai dan waktu Lisa keluar, tiba-tiba dateng dua orang berbadan besar tiba-tiba nyeret Jennie.
Gue gak tahu mereka siapa, gue pikir
Jennie diculik."Tapi waktu gue ikutin ternyata mereka
bawa Jennie ke rumah bokapnya dan yang
lebih gila ..." Taehyung menjeda ucapannya,
mengatur napas yang kembali menggebu."Ternyata mereka suruhan bokapnya
Jennie sendiri." Bara bergidik ngeri. "Kok
bisa ya ada orangtua kaya gitu." Taehyung
masih tak habis pikir dengan tindakan
papanya Jennie."Ada," komentar sehun
"Maksudnya?" Taehyung mengerutkan
keningnya, bingung."Gue jelasin juga lo gak bakalan paham." Setelah itu sehun pergi, meninggalkan taehyung yang tengah bergelut dengan pemikirannya sendiri.
"Masa si?" gumam taehyung, kemudian
menatap punggung sehun yang mulai tak
terlihat. Entah kenapa taehyung merasa jika sebenarnya Sehun tahu sesuatu.
Apa Sehun sudah tahu lebih dulu soal
Jennie? Taehyung mendengus, kesal."Kalau gitu ngapain nyuruh gue, buang-buang waktu aja, gerutu taehyung.
Sudah satu jam lebih lisa hanya
berdiam diri di dalam mobil, matanya
menatap ke arah balkon lantai dua rumah
di seberang jalan. Perasaannya campur
aduk, ia sangat mengkhawatirkan jennie
saat ini. Bahkan sedari tadi Jennie tak bisa
dihubungi, nomornya tidak aktif."Mau ke mana lo?" Seulgi menahan
bahu Lisa ketika cowok itu hendak keluar."Lepas!" Lisa menghempas tangan
Seulgi dari bahunya, namun bukannya
lepas seulgi justru semakin erat
mencengkram bahunya."Gas!" hardik Lisa, menatap tajam Seulgi yang duduk di bangku kemudi.
Namun hal itu sama sekali tak
membuat seulgi gentar sedikit pun, ia
terlihat sangat santai."Apa?" Lisa mengembuskan napas kasar,
dadanya terasa sesak."Gas, gue musti ke sana. Gue musti pastiin keadaan Jennie pakai mata kepala gue sendiri kalau Jennie baik-baik aja,' ucap Lisa, suaranya terdengar putus asa.
"Terus? Gimana lo ngelewatin mereka?"
Seulgi mengedikkan dagunya ke gerbang,
di mana banyak pria bertubuh kekar
berjaga di sekitar gerbang."Bukannya tahu keadaan Jennie yang ada lo terbang ke alam baka." Lisa mendengus, memalingkan wajahnya. Benar yang dibilang Seulgi, ia tak akan bisa melewati para penjaga itu. Apalagi dengan kondisinya saat ini, sangat mustahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jennie Kim as NiNi
Teen FictionLuka masa kecilnya membentuk kepribadian Jennie menjadi tertutup dan dingin, Trauma akan kematian ibunya membuat Jennie membenci semua laki-laki termasuk ayahnya. Namun semua berubah ketika Jennie pindah ke sekolah barunya, ia bertemu dengan lelaki...