Jennie memiringkan kepalanya, bersandar
menatap keluar jendela. la masih bisa
melihat pantai di sepanjang jalan yang
dilaluinya. Jennie tersenyum tipis, mengingat banyak hal yang ia lakukan tadi bersama Lisa.Untuk pertama kalinya, Jennie merasa
hidup. la tertawa lepas, merasakan debaran bahagia meski tubuhnya berkali-kali di lempar ke dalam air. Bahkan Jennie lupa kapan terakhir ia merasa sebahagia ini dan itu semua berkat Lisa.Jennie menolehkan kepalanya ke samping,
menatap Lisa yang tampak fokus menyetir. Wajahnya masih sama, terlihat
datar dan terkesan dingin. Tapi kenapa
Jennie merasa hatinya menghangat setiap
kali bersama. Sadar akan diperhatikan, Lisa menoleh, menatap Jennie sekilas."Kenapa?" tanyanya.
"Gak papa,' jawab jennie, memalingkan wajahnya ke depan.
"Yakin nih?" goda Lisa, yang kembali menatap Jennie.
"Gue emang ganteng kok, jadi gue maklumin kalau lo sampai terpesona gitu
ngeliatin gue." Jennie mendecih, geli mendengar ucapan Lisa yang terlampau percaya diri."Pede banget Lo ," cibir Jennie
"Tapi bener kan?" Lisa menaik turunkan kedua alisnya, bibirnya tersungging ke atas.
Jelas Jennie tak bisa menahan ekspresi
gelinya, Lisa terlihat aneh saat tersenyum seperti itu. Jennie memalingkan wajah
enggan menanggapi Lisa. la tersenyum
tipis, lagi-lagi merasa bahagia. Meski
rasanya aneh, karena bisa sebahagia ini
hanya karena tingkah gak jelas Lisa."Masih jauh?" tanya Jennie, ia memandangi
jalanan yang tampak asing baginya."Masih, kalau capek tidur aja. Ntar gue
bangunin pas sampai." Sebelah tangan
Lisa terulur, menarik kursi Jennie sedikit ke
belakang agar dia leluasa untuk tidur.Baru saja Jennie memejamkan mata,
suara Lisa membuatnya membuka mata.
Jennie refleks memegang sabuk pengaman saat Lisa menambah laju mobilnya."Shit!!" Lisa memukul stir mobil, ia
melihat ke kaca spion, mobil sedan hitam
masih terus mengejarnya.Bodoh!
Lisa merutuki dirinya sendiri, ia terlalu lengah dan ceroboh sampai tak sadar
jika tengah dibuntuti. Lisa sangat yakin itu anak buah papanya."Ada apa?" cicit Jennie, wajahnya memucat
karena mobil Lisa melaju dengan
kecepatan penuh dan ugal-ugalan,Rasanya seperti naik rollercoaster."Pegangan" suruh lisa
"Hah?" Belum sempat Jennie berpegangan,
Lisa lebih dulu membanting stir ke kiri, memasuki jalanan sempit di pemukiman."Aaawww!" pekik Jennie, ia memegang
kepalanya yang baru saja terbentur
Di dasbor jennie meringis, menatap darah di telapak tangannya sedangka Lisa mengumpat melihat kening Jennie terluka."'Maaf,' ucap Lisa, matanya terus fokus ke depan, sesekali melirik kaca spion untuk memastikan keberadaanbmobil sedan di belakangnya.
"Ilya, gak papa. Tapi sebenarnya ada
apa?" tanya Jennie, ia bingung kenapa Lisa
tiba-tiba panik seperti dikejar setan."Kita dibuntuti"' jawab Lisa, ia membelokkan mobilnya ke gang yang lebih sempit. Tak peduli dengan medan
yang terjal ia terus memacu mobilnya."Dibuntuti?" Cicit Jennie. la menoleh ke
belakang, benar saja ada mobil sedan
hitam yang mengikuti."Jennie pegangan!" teriak Lisa Jennie ingin berbalik tapi terlambat Tubuhnya terlebih dulu terdorong maju dan lagi-lagi keningnya membentur di dasbor. Kali ini Jennie tak sadarkan diri akibat benturan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jennie Kim as NiNi
Teen FictionLuka masa kecilnya membentuk kepribadian Jennie menjadi tertutup dan dingin, Trauma akan kematian ibunya membuat Jennie membenci semua laki-laki termasuk ayahnya. Namun semua berubah ketika Jennie pindah ke sekolah barunya, ia bertemu dengan lelaki...