bab 04

809 65 0
                                    

Jennie terbangun ketika alarm berbunyi
nyaring memenuhi ruang kamarnya. Mata
Jennie pun perlahan terbuka dan mengedarkan pandangannya. la masih dalam posisi berbaring di tempat tidurnya.
Jennie pun bangun karena alarm terus
berbunyi lalu bergegas segera mematikannya. Jennie melirik sekilas jam weker yang sudah menunjukkan pukul enam kurang lima belas menit la pun mulai melangkah masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri.

Tak butuh waktu lama untuk Jennie mandi dan mengenakan seragamnya. Kini ia sudah berdiri di depan cermin,
memandangi pantulan diri. Jennie terdiam
memperhatikan wajahnya, lebih tepatnya mata jennie yang sembab karena semalaman menangis. Untuk menyamarkan itu jennie memakai
Pondecion dan bedak dan tak lupa juga megoleskan sedikit liptint pada bibirnya yang tampak pucat. Jennie sudah tampak cantik dengan rambut panjang tergerai.

"Jennie !"

Jennie memutar bola matanya, mendengar
suara tyuzu di luar kamarnya ditambah
gedoran pintu yang cukup keras. Jennie pun berbalik dan berjalan menuju pintu dan membukanya, membuat Tyuzu cukup terkejut saat mendapati Jennie sudah rapi dengan seragamnya.

"Aku pikir kamu belum bangun?" gumam tyuzu

"Lain kali gak perlu bangunin gue, udah
ada alarm yang bangunin," kata Jennie lalu
berjalan lebih dulu.
"Em ... oke. Ehh mata kamu kenapa?" Tanya tyuzu

"Kenapa?" Jennie menoleh pada tyuzu yang sudah mensejajarkan langkahnya di
samping Jennie.

"Mata kamu bengkak, kamu sudah nangis?"
tanya tyuzu kembali

"Gak..!!! Ini karena gue begadang semalem." Jennie gak sepenuhnya berbohong, ia memang begadang semalem, Begadang karena menangisi
nasibnya.

"Oh, kamu pasti semalem gak bisa tidur
karena ada petir ya? Sama aku juga---"

"Gak.!!, gue bukan lo yang takut petir, Gue semalem begadang karena nonton drakor."
"Drakor?" Tanya tyuzu, ia berhenti tampak
memikirkan ucapan Jennie barusan.
Jennie mendengus, mengabaikan tyuzu
dan berjalan lebih dahulu ke arah meja makan dan meninggalkan tyuzu yang masih berdiri cengo.

"Pagi" sapa mama tirinya yang sedang menyiapkan sarapan. Jennie tak menyahut, ia memilih duduk tanpa melihat ke arah wanita itu.

"Pagi Ma' sapa tyuzu yang duduk di
samping Jennie .

"Pagi Sayang,"' balas mamanya.

"Papa mana?" tanya tyuzu.

"Itu Papa" Mamanya mengedikkan dagu
ke arah papanya yang sedang berjalan ke arahnya

"Pagi Pa," sapa tyuzu saat papanya tiba
di meja makan.

"Pagi," balas papanya.

"Pagi Jennie .!" Sapa papa Jennie,
Jennie hanya menoleh sekilas lalu kembali tidak peduli. Melihat hal itu papanya hanya
menghela napas panjang. Dalam hati ia
bertanya, sampai kapan putrinya akan
terus menjaga jarak dengannya?

Semenjak kematian Han Sohee, Jennie
memang jadi pendiam dan enggan berinteraksi dengan siapa pun. la hanya
mau bicara dengan omanya, itu kenapa
sejak kecil Jennie diasuh oleh omanya.

"Sekolah kamu bagaimana?" tanya papanya di sela-sela makan.

"Biasa aja'' jawab Jennie tanpa mengalihkan perhatiannya dari nasi goreng di depannya.

"Papa harap kamu bisa beradaptasi di
sana." Jennie diam tak menyahut ucapan papanya.

"Oh yah..!! Tyuzu kamu bisa bantu Jennie biar cepat menyesuaikan diri dan punya banyak teman di sana." Jennie papa Kim.

"Siap Pa. Tyuzu pasti----"

"Aku bisa cari temen sendiri,' ucap Jennie menyela ucapan tyuzu yang belum selesai.

Jennie Kim as NiNi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang