Kenangan Romantis

98 10 2
                                    

Setelah berhari-hari sibuk dengan tugas kampus, Haidar akhirnya berhasil mencuri waktu untuk mengajak Jovaniel pergi bersama. Kali ini, ia sudah mempersiapkan rencana matang: nonton film di bioskop dan main di Fun World yang berada di lantai paling atas salah satu mal besar di kota.

Rencana yang memang sudah dari lama ia ingin lakukan bersama sang Kekasih kini akhirnya terwujud juga. Betapa bahagianya Haidar saat tersadar bahwa ia kali ini mengajak Jovaniel menonton film bersama saat sudah menjadi miliknya.

Jovaniel awalnya ragu sebab dirinya yang merasa canggung meskipun di dalam lubuk hatinya ia begitu bahagia saat Haidar mengajaknya, tetapi jika Haidar yang mengajaknya, ia sulit berkata tidak.

"Kak Hesa yakin ngajak aku buat nonton? Aku takut ganggu waktunya kak Hesa." tanyanya pelan saat mereka melangkah memasuki Mall, Jovaniel masih tak lupa dengan beberapa kejadian sebelumnya.

Mendengar sang Kekasih yang terlihat tak enak hati, sontak Haidar menoleh dengan senyuman kecil yang khas, tangannya tak lepas untuk menggenggam tangan Jovaniel.

"Waktu aku selalu buat kamu, Niel. Jangan kebanyakan mikir, oke?"

Jovaniel hanya bisa menghela napasnya, berusaha menyembunyikan rona di wajahnya. Kata-kata Haidar sering kali terdengar seperti gombalan biasa, tetapi efeknya selalu membuat Jovaniel merasa istimewa.

Mereka memilih film aksi yang sedang hits. Haidar dengan santai memilih tempat duduk di barisan tengah, sedikit jauh dari keramaian. Lampu studio perlahan meredup, dan layar besar di depan mereka mulai menampilkan logo studio produksi.

Sepanjang film, Jovaniel terlihat begitu fokus, tetapi Haidar tidak bisa mengabaikan momen yang begitu indah. Kedua matanya sesekali melihat wajah Jovaniel yang begitu menggemaskan, ia terus tersenyum menikmati pemandangan yang ia lihat. Ketika ada adegan ledakan besar di layar, Jovaniel refleks menggenggam lengan kursinya dengan kuat.

"Niel, kamu gapapa?" bisik Haidar sambil menahan tawa kecil. Jovaniel menoleh, lalu cepat-cepat melepaskan genggamannya.

"Aku kaget aja, itu suaranya keras banget."

"Kalau takut, kamu bisa genggam tangan aku, sayang."

Wajah Jovaniel langsung memanas. Ia menoleh ke arah layar, berpura-pura tidak mendengar. Namun, tanpa sadar, bibirnya membentuk senyuman kecil yang sulit ia sembunyikan.

1 hingga 2 jam kemudian

Setelah film selesai, Haidar langsung menarik tangan Jovaniel menuju Fun World. Di sana, gemerlap lampu neon dan suara riuh mesin arcade menyambut mereka. Jovaniel tampak seperti anak kecil yang baru saja menemukan mainan baru.

"Kak Hesa! Ayo main ini dulu!" seru Jovaniel sambil menunjuk mesin tembak-tembakan.

Mereka bermain beberapa putaran. Haidar terlihat sangat kompetitif, tetapi tetap memperhatikan Jovaniel. Ketika Jovaniel berhasil mendapatkan skor tinggi di salah satu permainan, Haidar mengangkat tangannya untuk tos.

"Wih, kamu jago juga!" puji Haidar sambil tersenyum lebar.

Senyum Jovaniel begitu lebar ketika mendengar Haidar yang memujinya, ia tertawa malu. Wajahnya yang begitu menggemaskan itu mampu membuat Haidar tak tahan untuk mencubit pipinya.

Merasa sudah puas, Jovaniel mengajak Haidar untuk mencari permainan lain yang lebih seru dari sebelumnya.

Mereka berhenti sejenak di depan mesin cakar boneka. Jovaniel menatap salah satu boneka kecil berbentuk kucing, terlihat tertarik tetapi tidak berkomentar.

"Kamu mau?" tanya Haidar sambil merogoh koin.

"Eum.. gak usah, kak. Kayaknya itu juga susah didapetinnya." jawab Jovaniel

You're Mine, JovanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang