Duduk tenang seorang pemuda dengan paras menawan. Putih dan bersih. Wajahnya berseri ketika di terpa cahaya dari lentera listrik di atas plafon."Buku cerita disini mungkin banyak yang menarik! Huftt The emperor Zu Hanling. Ending yang menyedihkan? Apa aku juga memiliki ending menyedihkan seperti ini?" Pemuda itu membolak balikan buku udang dengan tebal 1 jari itu.
Huffft... Suara helaan nafas itu terdengar di ruangan hampa dalam perpustakaan itu. Perpustakaan yang sangat rahasia.
"Yiboooo!" Gema samar dari arah cermin terdengar. Membuat bola mata bersih itu membulat sempurna. Dengan segera ia menutup buku itu, meletakkannya di kasur kecil di sana. Lalu berlari ke arah cermin dan mencari gambar bunga teratai di balik hanfu yang tergantung di dinding itu. Cermin itu berubah menjadi tembus pandang, melihat suasana di luar ruangan itu. Setelah aman ia menggeser cermin itu hingga terbuka.
"Untung tidak lama!" Lega pemuda bernama Wang Yibo.
"DARI MANA KAU? DASAR TIDAK BERGUNA!" teriak Wang Xuyang pada Wang Yibo.
Wang Yibo hanya menunduk takut. Xuyang yang merasa kesal langsung menarik lengan Yibo dan menyeretnya ke arah dapur.
"Buka matamu bodoh! Lihat, dapur sekotor ini harusnya kau tau apa yang harus kau lakukan! Dasar bodoh!" Xuyang mendorong Yibo ke wastafel dapur hingga perut Yibo terkena meja dapur.
Yibo hanya mengaduh dan diam saja. Lalu tangan kecilnya tergerak mengambil sabun cuci piring sebelum memulai aktivitas °Mari menjadi babu°
'Ma, bisakah waktu ku putar ulang? Aku merindukan Mama, mereka tidak benar benar menerimaku!' batinnya lesu.
Sambil bersenandung ia menaruh peralatan makan yang sudah di cuci pada rak untuk menuntaskan airnya.
Kalo jenjang dan badan tegap itu melangkah menuju lemari pendingin, membukanya dan melihat apa yang bisa ia minum. Jujur rasanya haus. Ia tersenyum melihat 4 kotak yogurt pisang. Namun saat hendak mengambilnya. Sosok lain di sana menginterupsi.
"mau apa?" Xuyang bersedekap di depan dada. Menatap Yibo dengan curiga.
"Euh, aku-a-aku haus" lirihnya tanpa menatap Xuyang.
"Kau lupa? Lemari es itu hanya berisi makanan untuk ku bukan dirimu. Cih....dasar benalu, merepotkan saja!" Xuyang beranjak dari sana dan mengambil kunci motornya di depan ruang tv.
"Baiklah_" gumam Yibo saat Xuyang pergi meninggalkan dapur.
Kakinya melangkah menuju dapur maid. mengetuk pintu kamar disana.
"Bibi Qian? Kau di dalam?" Tak lama pintu terbuka. Menampakkan sosok paruh baya yang di sebut bibi Qian oleh Yibo.
"Ah, ada yang bisa ku bantu tuan muda?" Bibi Qian menatap Yibo.
"A-aku ha-haus, tapi Xuyang ge tidak memberikan izin minum di dapur keluarga!" Tutur Yibo dengan suara pelan.
'Astaha tuan muda, kasihan sekali! Keluarga mu sungguh seperti iblis dalam rupa malaikat!' batin bibi Qian saat menatap dan mendengar lirihan tuannya.
"Kalau tuan muda mau minum saja di dapur kami, lagi pula dapur ini milikmu juga tuan muda!" Bibi Qian tersenyum dan mengelus bahu Yibo lembut.
"Terimakasih banyak bibi! Maaf jadi merepotkan."
Yibo mengambil gelas teko besar dan mengisinya dengan air dingin. Lalu membawanya ke kamarnya lagi.Bibi Qian tersenyum saat Yibo berpamitan untuk ke kamar. Kamar tidur milik mendiang nyonya Wang. Kamar yang begitu di jaga oleh tuan muda Wang Yibo. Ia merelakan kamarnya di pakai oleh sepupunya asal kamar Mamanya harus menjadi kamarnya.
"Tuan besar Wang Ji, segeralah kembali. Kasian tuan muda!" Ucap bibi Qian yang menatap punggung tegas tuan mudanya menaiki tangga.
Di kamar, Yibo mendudukkan dirinya di tepi kasur mendiang Mamanya. Menatap figura besar yang terpasang di sebelah cermin.
"Ayah... Yibo merindukan ayah, sangat!" Lirih Yibo menatap rupa ayahnya pada figura besar itu.
|Wang Ji mode om om|
Wang Yibo bangkit setelah minum, mendekati figura besar yang sama sekali tidak ia pindah. Menyentuh piala kecil pada figura itu. Cermin itu ia geser, membuka jalan menuju perpustakaan Rahasia itu.
"Perpustakaan sebesar ini bagaimana cara membersihkan dan merawatnya? Juga tempat ini rahasia, apa Ayah dan Mama memberi tahu selain aku? Apa perpustakaan ini memiliki jalan lain? Haeeh... Sangat membuatku pusing!" Yibo berjalan menuju ayunan kayu yang menghadap Layar besar yang selalu menayangkan air terjun dan keindahan alam terbuka. Bahkan layar itu seperti nyata, dengan lebar 3 meter panjang 6 meter. Bukankah itu lebih terlihat natural? Bahkan layar itu menyesuaikan jam. Jika malam layar itu juga akan menampilkan air terjun dengan suasana malam.
"Selera Mama memang bagus, lebih tenang dalam ruangan ini dari pada harus keluar!" Yibo menyentuh layar LCD monitor yang menyala. Menelusuri setiap inci layar itu, berharap menemukan menu pengaturan. Ia berharap bisa merubah tampilan layarnya.
Dan berhasil, dia menemukan remot di lemari kecil di sudut layar. Lalu menekan tombol menu dan mencari ikon view wallpaper. Akhirnya dia memutuskan untuk memakai Susana kamar tradisional. Dengan balkon yang mengarah pada pemukiman.
"Begini lebih baik, aku merasa seperti Tarzan dengan Vie hutan terus menerus!" Pikir Yibo.Yibo mendudukkan diri di ayunan itu, bersenandung kecil dan memainkan ponselnya. pikirannya menerawang jauh, membayangkan dirinya berada di desa terpencil dengan suasana alam juga sikap orang orangnya yang ramah.
"ishh ayah kenapa tidak cepat pulang? Apa setelah mama meninggal ayah memiliki calon mama baru untukku? Huh awas saja!" Yibo merebahkan diri di ayunan itu, perlahan lahan dengan cuitan butung dan suara bambu beradu dengan angin membuat matanya tertutup. Ia tidur dengan wajah tenang dan nyaman.
TBC....
Happy reading...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET DOOR (On Going_Zhanyi)
FanfictionGendre: fantasy Bromance. Portal waktu yang terbuka menarik jiwa Wang Yibo. Meninggalkan raganya dalam lemari usang milik ibunya. Apakah Yibo bisa kembali ke dimensinya atau terjebak selamanya di dalam dimensi Negeri abadi??