The Secret Door 📍 02

739 69 2
                                    

Wang Yibo terbangun setelah berganti hari. Selama itukah dia tertidur? Jam 4 sore hingga jam 3 pagi. Yibo beranjak  dari ayunan, menuju akses keluar.

Drrrtt drrrttt...

Getar ponsel di meja belajarnya terdengar. Ia mengeceknya, dia terkejut melihat panggilan tak terjawab sebanyak 200 kali.

"Halo ayah" Yibo tergagap.

"Kenapa tidak langsung mengangkat telepon ayah?" Suara dari seberang membuat Yibo memejamkan matanya takut.

"Ah maaf, a-aku  tidak sadar. maaf!" Yibo masih takut jika ayahnya marah.

"Oh begitu ya, ayah ingin hari ini kau menjemput ayah di bandara. Jadi tidak perlu masuk kuliah.  Ayah sudah memberi tahu Xuyang untuk mengajakmu!" Mendengar nama Xuyang membuat Yibo sedikit takut.

"Umm baiklah ayah, Yibo akan ikut." Yibo mengangguk meski tidak bisa dilihat oleh ayahnya.

"Baiklah sayangnya ayah, lanjutkan tidurmu! Ayah akan bersiap siap ke bandara! Mungkin ayah akan sampai ke sanghai pukul 11 siang." Suara lembut yang selama ini ia rindukan akhirnya terdengar. Ia menangis dengan menahan isakan. Ia sangat merindukan ayahnya.

"Umm, selamat pagi ayah!" Setelah mengucap selamat pagi, terdengar suara gumaman Wang Ji.

'akhirnya ayah pulang, aku sangat merindukan ayah. Mama aku juga merindukanmu. Ayah masih belum rela mama pergi. Jadi jasad mama masih berada di rumah ini' batin Yibo sedih.

"Aku akan melihat Mama!" Yibo keluar menuju rumah di belakang mansion Xiao. Dimana rumah cukup besar menyerupai castle kecil itu terdapat peti mati berwarna putih.

Langkah Yibo tergesa-gesa. Dengan segera ia masuk ke rumah itu dan duduk bersimpuh di peti mati itu. Bau pengawet jasad tercium oleh hidung mancungnya. Perasaan sedih menggerogotinya. Seperti ada rasa sakit yang belum terobati.

"Mama!" Yibo membuka kaca transparan di atas peti itu dan melihat rupa Mamanya yang masih cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mama!" Yibo membuka kaca transparan di atas peti itu dan melihat rupa Mamanya yang masih cantik.

Yibo tersenyum melihat paras mamanya yang begitu menawan, pantas saja ayahnya tidak bisa rela mamanya pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yibo tersenyum melihat paras mamanya yang begitu menawan, pantas saja ayahnya tidak bisa rela mamanya pergi.

Di atas peti terukir nama mendiang Mamanya, Yibo membelai nama itu sambil terisak-isak.

THE SECRET DOOR (On Going_Zhanyi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang