2 pemuda duduk berdampingan di gazebo kolam teratai. Siapa lagi jika bukan pelayan Hong Yuan dan Yang mulia pangeran kedua.
Hong Yuan yang tampak antusias dengan ceritanya, dan Jun kai yang tersenyum melihat bagaimana cara Hong Yuan menyampaikan cerita. Hmm... Atau ada maksud lain dari tatapan yang mulia pada Pelayan Hong?
Plak... Suara nyaring yang terbentuk dari kulit yang bertabrakan.
"eiyaaaa.... Yang mulia kau mendengar aku bicara atau tidak?" Yap... Suara tabokan sayang dari Hong Yuan pada punggung tangan Jun kai yang sedari tadi terpampang di bawah dagu sang pemilik.
"Aku mendengarnya Pelayan Hong. Lanjutkan!" Jun kai meredam keterkejutannya dengan mengibaskan tangannya ke udara.
"Maaf, apa terlalu keras?" Hong Yuan mengulum bibirnya.
"Aya.. pukulan mu tidak terasa pelayan Hong. Bahkan 1 inchi tusukan pedang masih bisa ku tahan! Jangan lupakan jika aku pangeran Junkai!" Junkai tersenyum penuh keangkuhan.
"Yak dasar sombong, bahkan dirinya tidak setampan yang mulia raja Shi Ying!" Gumam Hong Yuan pelan.
"Kau mengatakan sesuatu?" Hong Yuan menggeleng ribut.
"Baiklah, apa sudah selesai?" Junkai rupanya sedikit mengantuk.
"Sudah, sejauh ini hanya itu yang di katakan Yang mulia Wang Yi. Aku akan pergi menemui yang mulia Wang Yi jika yang mulia pangeran mengizinkan!" Junkai menganggukkan kepalanya dan bangkit mendekati Hong Yuan yang menatapnya.
"Pergilah, jangan lupa istirahat pelayan Hong. Wang Yi ge tak perlu kau jaga 24 jam, Shi Ying Gege sudah cukup untuk menjaganya. Kkkk!" Tukas Jun kai mengusak pelan poni rambut Hong Yuan. Membuat Hong Yuan tersipu dan tidak enak hati.
'aisshhh apa keturunan kerajaan Zu Hanling begitu pandai menarik hati banyak orang? Tuhan, semoga bukan aku salah satunya. Jantungku benar benar cepat berhenti jika terus dibiarkan.' Hong Yuan membatin dengan frustasi.
Setelah itu Jun kai pergi meninggalkan Hong Yuan seorang diri di gazebo kolam teratai. Tentunya dengan senyum manis dan lambaian tangan pada Hong Yuan yang masih diam seperti bunga tulip di tengah ladang ilalang. Sangat merah.
~°•°~
"Ji Yang, Song Lan!"
Keduanya menoleh mendengar panggilan dari Raja Shi Ying.
"Salam yang mulia!" Keduanya membungkuk hormat.
"Sejak kapan kalian kembali? Kenapa tidak ada penjaga yang melapor?" Shi Ying menatap keduanya bergantian.
"Maaf yang mulia, kami baru saja sampai. Tadi hamba ingin menemui yang mulia Xiao Zhang juga yang mulia Xiao Gong!" Ji Yang menjelaskan.
"Hmmm, apa yang akan kalian sampaikan? Apa ada hal buruk terjadi di perbatasan barat?"
"Semua aman yang mulia. Tapi kami menangkap 1 mata mata dari kerajaan Liling yinxu! Menyamar sebagai calon pelayan kerajaan Zu Hanling.!" Song Lan menambahi.
"Ah baiklah, kalian boleh menemui ayah dan ibu. Setelah itu temui aku di ruang kerjaku!" Keduanya mengangguk dan membungkuk hormat pada Shi Ying sebelum pergi menemui kedua orang tua Shi Ying.
Setelah punggung Ji Yang dan Song Lan hilang. Shi Ying mendesah panjang. Umurnya belum cukup tua untuk merasa seperti orang bodoh yang pelupa. Tapi ada sesuatu yang menganggu pikirannya sekarang.
"Aku lupa bertanya umur bocah itu. Astaga, kenapa aku seperti orang berumur sekarang? Penguasa langit dan bumi tidak lupa kan jika aku adalah Naga putih yang tidak akan pernah tua? Ayaaa aku lupa jika semua sihir Zu Hanling di segel oleh dewa!" Setelah merancau Shi Ying mendesah frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET DOOR (On Going_Zhanyi)
FanfictionGendre: fantasy Bromance. Portal waktu yang terbuka menarik jiwa Wang Yibo. Meninggalkan raganya dalam lemari usang milik ibunya. Apakah Yibo bisa kembali ke dimensinya atau terjebak selamanya di dalam dimensi Negeri abadi??