18

27 2 0
                                    

Siang yang cerah, suara-suara kendaraan yang berlalu-lalang, dan juga suara burung yang berkicau.

Seorang lelaki bertopi Dino sedang membereskan gelas-gelas milik kedai Atok nya.

"Ice choco satu ya."

"Siap!" Ujarnya.

Dia masih menghadap belakang pelanggannya dan fokus membuat Ice choco nya. Pelanggannya itu seperti terus menatap punggung Boboiboy.

"Ini Ice choco... Nya." Saat memberikan ice choconya terlihatlah seorang wanita. Rambutnya di kepang, matanya tertutup oleh kain hitam, dan harum bunga mawarnya jelas tercium olehnya.

"Halo." Sapanya.

Boboiboy sontak tersadar, dia tersenyum.

"Halo juga. Mau jemput ponakan Nona Vin?" Ujarnya.

"Iya. Jangan panggil Nona, panggil Vin aja."

"Tapi waktu pulang sekolah masih lama."

"Sengaja, saya ingin ke sini awal saja. Kemana tok Aba?" Tanyanya.

"Oh, Atok lagi pergi belanja. Jadi saya yang berjaga."

Vin hanya mengangguk. Saat sedang minum Ice Choconya, Vin sontak melihat kearah Figura kecil.

Dia menggenggam figura itu dan melihatnya secara seksama. Seorang gadis berambut panjang hitam pekat, memakai baju cerah sedang tersenyum dan berpose ke arah kamera bersama Boboiboy dan Tok Aba.

Boboiboy menoleh kearah Vin yang masih saja fokus melihat figura tadi.

"Gadis disitu... Dia adikku."

Sontak Vin melihat kearah Boboiboy dan tersenyum.

"Oh ya? namanya siapa?"

"Namanya El, dia berumur 17 tahun di foto itu."

Vin menaruh figura itu.

"Jika dihitung sekarang, dia sudah berumur 20 tahun." lanjut Boboiboy.

Dihitung sekarang?

"Apa adikmu sudah tidak ada?"

Sontak Bobiboy terkejut.

"Bagaimana kamu tahu?" Tanya Boboiboy.

Vin tersenyum.

"Karena kamu mengatakan 'Jika dihitung sekarang' Jika adikmu masih hidup, kamu pasti akan mengatakan 'umurnya sudah 20 tahun'." Jawab Vin.

Boboiboy terdiam.

"Maaf ya, saya jadi membicarakan hal yang seperti ini." Ujarnya.

Boboiboy hanya tersenyum dan kembali membereskan gelas-gelas.
sekitar 15 menit kemudian datanglah seorang lelaki bersama adiknya.

Rambut ungu gelap, mata merah bagai darah dan tatapan seram dirinya. Tak lain dan tak bukan itu adalah Kapten Kaizo.

"Ah Fang! Bantu aku hantarkan pesanan ini!" Ujar Boboiboy sambil memberikan nampan berisi Ice dan Hot choco dengan struk nomer mejanya.

"Oke!" Jawab Fang.

"Ah, ini hot choco untuk Kapten."

Kapten Kaizo hanya tersenyum.

Kapten Kaizo duduk disebelah Vin, dan meminum hot choco pemberian Boboiboy.

"But I wonder, where were you?
When I was at my worst
Down on my knees."

Vin bernyanyi dengan nada rendah tapi masih bisa di dengar oleh Kapten Kaizo. Sontak Kapten Kaizo menoleh kearahnya, Vin yang merasa di tatap pun melihat ke arah Kapten Kaizo.

Whitered Flower✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang