1. Sebuah Permintaan

493 48 6
                                    

Koreksi jika ada typo!

Happy Reading🌷

Lima belas tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima belas tahun kemudian...

"Apa Daddy sudah gila?! Tidak, aku tidak mau! Lempar saja dia ke perusahaan cabang. Kenapa jadi aku yang harus mengawasinya?!"

Clayton menggerutu dengan kesal pada orang yang ada di seberang telepon. Saat ini, pria itu tengah berbicara pada ayahnya.

"Turutilah apa kataku dan jangan banyak membantah! Ingat, kau belum resmi menjadi penerus dari Royaume de La Cour. Jadi, jangan macam-macam!" ancam Calvin yang berhasil membuat nyali Clayton menciut.

Namun, pria berusia 27 tahun itu tetap kukuh pada pendiriannya dan mencoba bernegosiasi ulang dengan sang ayah. "Jika Cath atau Clayra, aku pasti akan bersedia untuk mengajari mereka. Tapi ... kumohon, jangan Ana!" ujarnya kesal bercampur frustasi.

Sementara di tempat lain, Calvin juga tengah menahan amarahnya. Sudah 15 tahun berlalu, tapi Clayton masih saja tidak mau menerima Ana sebagai adiknya. Padahal, gadis itu juga tidak pernah melakukan hal yang dibenci oleh pria tersebut. Ini sungguh membingungkan.

"Cukup, Clayton! Sampai kapan kau mau membatasi diri pada Ana? Ingat, dia itu juga adik—" (ucapan Calvin terpotong karena sang putra langsung menyerobotnya).

"Dia bukan adikku! Adikku hanya Cath dan Clayra. Selamanya akan tetap begitu!" potong Clayton cepat.

Akhirnya, kedua orang beda generasi itu saling beradu argumen hingga 30 menit lamanya. Namun beberapa saat kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari depan ruangan Clayton. Itu membuat sang empunya terpaksa mengakhiri telepon secara sepihak dengan Calvin.

"Masuk!" titah Clayton cepat. Dia berpikir bahwa Marquis—asistennya yang mengetuk pintu. Pria itu tadi sempat memberinya tugas untuk mencarikan sebuah dokumen penting di ruang kearsipan.

Sayangnya, dugaannya itu seribu persen salah. Yang datang bukanlah Marquis, melainkan sosok gadis cantik bermata hijau cerah dengan senyum merekah. Dialah, Anastasia Eloise Marie. Orang yang baru saja menjadi perdebatan antara Clayton dan Calvin.

Tatapan Clayton yang semula biasa saja, kini berubah menajam. Entah mengapa, saat melihat Ana, hatinya terasa bergejolak. Bukan gejolak cinta yang dirasakannya, melainkan gejolak emosi.

"Kenapa kau kemari?" tanya Clayton dingin.

Namun, Ana malah cengar-cengir. Gadis itu pun mulai berjalan mendekat dan berhenti tepat di depan meja sang kakak. "Selamat pagi, Kakakku tercinta! Papa sudah bilang padamu, 'kan kalau aku akan magang di sini? Jadi, mulai hari ini kaulah yang akan jadi mentorku dan meng—" (ucapan Ana terpotong karena seseorang menyelanya).

Wrong Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang